Beroperasi Secara Indivudual Cara Melakukan Operasi “Ninja Sawit”

74 yang waktu kerjanya dilakukan dari mulai pagi sampai sore, Sedangkan waktu beroperasi untun “ninja sawit” dapat dilakukan kapan saja. Tetapi mereka lebih sering beroperasi pada malam hari dikarenakan peluang untuk mendapat buah sawit itu banyak. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk bisa beropersi dalam “ninja sawit” yaitu salah satunya adalah:

1. Beroperasi Secara Indivudual

“Nija sawit” yang dilakukan secara individual sangant banyak resikonya, karena segala sesuatunya dikerjakan sediri tanpa ada yang menjaga pasar, dan menjamin keselamatannya pada saat beroperasi. Operasi yang dilakukan sudah pasti menjadi lebih lama karena harus mendodos memanen sendiri, melangsir memindahkan buah ke tempat yang aman sendiri. Berikut seperti yang disampaikan oleh salah satu informan yang beroperasi “ninja sawit” tanpa adanya perlindungan dari agen atau pihak manapun yang bernama bapak HRM. saya dalam melakukan “ninja sawit” sering dikejar-kejar dan ditembaki oleh pihak keamanan perkebunan. Karena saya bukan merupakan anggota kelompok Toke jadi saya tidak mendapat perlindungan yang khusus dalam operasi “ninja sawit”. sayabekerja secara individual dan tidak ada yang melindungi atau membekap, baik dari kelompok Toke maupun kelompok “ninja sawit” dan centeng perkebunan. Begitu banyak orang yang mau melakukan “ninja sawit” tetapi hanya sedikit orang yang berani untuk melakukan operasi “ninja sawit” secara individual. Orang yang berani melakukan operasi “ninja sawit” sendiri karena mereka ingin mendapat uang yang banyak tanpa membayar uang keamanan. “ninja sawit”. Mereka yang melakukan operasi “ninja sawit” secara individual menjual hasil curiannya seperti harga buah sawit pada umunnya, misalnya mereka menjual dengan system hitungan per kg, sedangkan jika hasil buah sawit dari 75 “ninja” yang berada pada naungan toke dihitung per buah tandan. Tetapi buah sawit dari hasil operasi “ninja” yang dilakukan secara undividu di jual kepada toke yang sama. Berikut hasil wawancara dengan informan yang bernama HRM: Buah sawit yang di jual HRM di hitung per kg tetapi di beri hargai oleh Toke hanya Rp 700 per kg. penghasilannya rata-rata dalam satu kali beroperasi tidak metentu, minimal setiap satu kali beroperasi hanya mendapat 5-7 janjang setiap satu kali beroperasi. Oknum yang melakukan operasi “ninja sawit” secara individu, tidak berarti ia beroperasi sendiri biasanya mereka beroperasi jika hanya berdua saja tetapi paling maksimal mereka melakukan operasinya tiga orang. Hanya saja mereka tidak berada pada dalam naungan perindungan toke. Pembagian tugas dalam beroperasi “ninja sawit” hampis sama dengan yang dilakukan secara berkelompok yang berada di bawah naungan toke. Hanya saja operasi yang dilakukan secara individu tidak ada peran khusus untuk menjaga pasar dan menjaga keamanan. Adapun pembagian kerjanya adalah satu orang bertugas mendodos memanen buah sawit kemudian teman yang satunya lagi bertugas menyimpah buah tersebut ketempat yang aman, biasanya mereka menyimpan buah tersebut di belakang rumah orang karena mereka tidak memiliki gudang khusus untuk tempat penyimpanan buah hasil “ninja sawit”. Berikut hal yang sama dikatakan oleh informan yang bernama robi yang merupakan salah satu orang yang melakukan “ninja sawit secara individu. saya dalam melakukan “ninja sawit tidak ikut bergabung kedalam kelompok toke.. saya bekerja secara individu dan tidak ada yang melindungi atau membekap, baik dari kelompok Toke maupun kelompok “ninja sawit” dan centeng perkebunan. Biasanya buah sawit yang didapat kami sembunykan di belakang rumah warga yang rumahnya berada sangant dekat dengan perkebunan sawit. Terkadang kami juga menyembunyikan buah tersebut dibelakan rumah kami sendiri. Jadi tempat penyimpanan buah yang dipilih 76 berdasarkan tempat yang teerdekat dengan tempat dimana kami melakukan operasi “ninja sawit”.

2. Beroperasi Secara Berkelompok Pengamanan Toke

Dokumen yang terkait

Sistem Pemasaran Beras Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Bah Jambi II, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara)

0 34 124

Hubungan Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Desa Mekar Bahalat Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Tahun 2016

5 18 121

TORTOR PARSAORAN PADA UPACARA ADAT PERNIKAHAN PARMALIM PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI DESA MARIAH JAMBI KECAMATAN JAWA MARAJA BAH JAMBI TIMURAN KABUPATEN SIMALUNGUN.

6 16 29

PENGARUH MIGRASI ETNIS JAWA TERHADAP BUDAYA ETNIS SIMALUNGUN DI DESA BAH JAMBI II KEC. TANAH JAWA KAB. SIMALUNGUN.

2 4 23

Hubungan Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Desa Mekar Bahalat Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 16

Hubungan Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Desa Mekar Bahalat Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Desa Mekar Bahalat Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 1 9

Hubungan Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Desa Mekar Bahalat Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 27

Hubungan Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Desa Mekar Bahalat Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 3

Hubungan Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Desa Mekar Bahalat Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 19