86
4.5.3 Keberanian Masyarakat Untuk Melakukan “Ninja Sawit”
Masyarakat di Desa Mariah Jambi, ketika sebahagian dari mereka memutuskan untuk “ninja sawit”, secara rasional merka sudah memikirkan resiko
yang akan di hadapai dan harus di tanggung. Karena untuk memulai “ninja sawit” mereka harus mengetahui dengan benar resiko yang akan di tanggung. Adapun
keberanian mereka untuk melakukan “ninja” karena faktor ekonomi yang sangat tidak bersahabat dengan mereka. Sebagaimana seperti yang di sampaikan oleh
Boncu: jika yang di tanyakan masalah ke amanan, sudah pasti Boncu tidak pernah
merasa aman namanya juga mencuri. jadi tidak ada yang namanya rasa aman ujar bapak Boncu.meskipun sudah ada yang menjamin kami dalam
“ninja” saya tetap saja selalu merasa taukut setiap kali beroperasi“ninja sawit”.
Keberanian mereka melakukan “ninja sawit” juga karena faktor adanya kesempatan, waktu dan ekonomi yang tidak mendukung. Dimana sebahagian dari
meraka harus melakuakn aksi yang nekat melakukan “ninja sawit” tanpa di dampingi toke dan mendapatkan perlindungan keamanan karena kebutuhan yang
terus mendesaknya sehingga ia harus mengabaikan keamanannya. Sebagaimana pernyataan dari bapak HRM yaitu:
sebenernya HRM tidak meresa aman jika setiap kali melakukan “ninja sawit”. beliau selalu merasa was-was setiap “ninja sawit” tidak jarang jika
pada saat “ninja sawit” ketahuan pihak keamanan perkebunan dan tidak jarang juga sering di kejar-kejar dan di tembakin oleh pihak keamanan
perkebunan karena dalam beroperasi tidak ada yang membekap atau yang melindungi. “ninja” yang di lakukan oleh bapak x ini dilakukan sendiri,
yang membantunya dalam bekerja hanya teman satu timnya saja. Dalam “ninja sawit” HRM tidak ada yang menjamin seperti toke atau agen. jadi
jika ditangkap oleh pihak keamanan perkebunan HRM akan masuk ke dalam sel atau penjara untuk menjalani hukumannya karna tidak ada
yang menebus.
87
Berdasarkan dari kondisi ekonomi pada masyarakatnya, peneliti melihat bahwa masyarakat di Desa Mariah Jambi merupakan orang yang berani
mengambil resiko. Hal ini di sebabkan karena masyarakat di Desa Mariah Jambi termasuk masyarakat yang masih tergolong masyarakat social ekonomi menengah
ke bawah. Hal ini terlihat berdasarkan hasil dari wawancara peneliti terhadap
masyarakat yang melakukan “ninja sawit”. Masyarakat Desa Mariah Jambi yang dominan berada dalam social ekonomi yang menengah ke bawah, mereka berani
mengambik keputusan atau tindakan untu melakukan “ninja sawit” untuk bisa menambah penghasilannya, untuk keluarga maupun dirinya sendiri. Hal ini di
dorong karena factor ekonomi yamg menjepit mereka dan kemudian melakukan “ninja sawit” yang bisa menghasikan uang dengan cepat dan menjualnya pun
mudah. Terkait dengan tindakan yang dilakukan mereka di Desa Mariah Jambi,
berhubungan dengan penyimpangan social dimana konsep di dalamnya menjelaskan tindakan yang melanggar aturan dan norma social.
Adapun pengertian dari penyimpangan social itu sendiri adalah Perilaku yang
tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tersebut dalam masyarakat. Perbuatan yang mengabaikna norma,
penyimpangan ini terjadi jika seseorang atau sebuah kelompok tidak memenuhi patokan baku di dalam masyarakat, biasanya dikaitkan dengan perilaku-perilaku
negatif. Cohen, 1992:281
88
4.6 Upaya Pihak Perkbunan Menaggulagi “Ninja Sawit”