Bagan Operasi “Ninja Sawit” Peran dan tugas para pemain “ninja sawit” No.

72

4.4.1 Bagan Operasi “Ninja Sawit”

. . Brifing mengatur strategi Ketua agen “ninja” suap centeng Anggota cek lapangan Ke lokasi untuk beroperasi Centeng mengawasi “ninja” Papam patroli keliling perkebunan Buah di simpan ke gudang khusus “ninja sawit” Sawit di jual kepada agen 73 Melakukan Operasi “ninja sawit” banyak strategi yang harus di atur. Salah satunya yaitu sebelum mereka melakukan “ninja sawit” mereka melakukan diskusi atau brifing terkebih dahulu, agar operasi mereka pada saat itu tidak sia- sia. Selanjutnya setelah selesai diskusi salah seorang dari anggotanya di utus untuk berkeliling atau mengecek lokasi yang akan mereka masuki. Setelah anggota selesai cek lokasi, agen kemudian menemui centeng yang sedang berjaga di perkebunan yang akan mereka masuki. Kemudian agen melakukan diskusi atau nego dengan centeng supaya bisa masuk untuk beroperasi “ninja sawit”. Setelesai nego dan mendapatkan kesepakatan toke kemudian menyalamkan uang kepada centeng supaya bisa kerja sama. Selanjutnya setelah kesepakatan di dapat agen kemudian langsung memerintah anggotanya untuk segera masuk dan langsung beroperasi. Ketika didalam perkebunan para “ninja sawit” mulai beroperasi centeng ikut berjaga di luar lapangan untuk memastikan keamanan, apabila mereka sampai ketahuan ninja oleh papam maka mereka akan mendapat sanksi. Bukan mereka saja yang akan mendapat sanksi tetapi para centeng juga akan mendapat teguran karena sudah di anggap lalai. Selanjutnya sawit yang didapat langsung di langsiri atau dipindahkan ke gudang khusus penyimpanan hasil buah “ninja”, Kemudian ketika sawit yang di dapat sudah banyak maka sawit sudah bisa langsung di jual kepada agen dan selanjutnya agen aken menjual buah sawit ke gudang ramayana.

4.4.2 Cara Melakukan Operasi “Ninja Sawit”

Sebahagian masyarakat yang terlibat dalam operasi “ninja sawit” tidak pernah merasa bingung untuk bisa membagi watu bekerja sebagai buruh serabutan 74 yang waktu kerjanya dilakukan dari mulai pagi sampai sore, Sedangkan waktu beroperasi untun “ninja sawit” dapat dilakukan kapan saja. Tetapi mereka lebih sering beroperasi pada malam hari dikarenakan peluang untuk mendapat buah sawit itu banyak. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk bisa beropersi dalam “ninja sawit” yaitu salah satunya adalah:

1. Beroperasi Secara Indivudual

“Nija sawit” yang dilakukan secara individual sangant banyak resikonya, karena segala sesuatunya dikerjakan sediri tanpa ada yang menjaga pasar, dan menjamin keselamatannya pada saat beroperasi. Operasi yang dilakukan sudah pasti menjadi lebih lama karena harus mendodos memanen sendiri, melangsir memindahkan buah ke tempat yang aman sendiri. Berikut seperti yang disampaikan oleh salah satu informan yang beroperasi “ninja sawit” tanpa adanya perlindungan dari agen atau pihak manapun yang bernama bapak HRM. saya dalam melakukan “ninja sawit” sering dikejar-kejar dan ditembaki oleh pihak keamanan perkebunan. Karena saya bukan merupakan anggota kelompok Toke jadi saya tidak mendapat perlindungan yang khusus dalam operasi “ninja sawit”. sayabekerja secara individual dan tidak ada yang melindungi atau membekap, baik dari kelompok Toke maupun kelompok “ninja sawit” dan centeng perkebunan. Begitu banyak orang yang mau melakukan “ninja sawit” tetapi hanya sedikit orang yang berani untuk melakukan operasi “ninja sawit” secara individual. Orang yang berani melakukan operasi “ninja sawit” sendiri karena mereka ingin mendapat uang yang banyak tanpa membayar uang keamanan. “ninja sawit”. Mereka yang melakukan operasi “ninja sawit” secara individual menjual hasil curiannya seperti harga buah sawit pada umunnya, misalnya mereka menjual dengan system hitungan per kg, sedangkan jika hasil buah sawit dari 75 “ninja” yang berada pada naungan toke dihitung per buah tandan. Tetapi buah sawit dari hasil operasi “ninja” yang dilakukan secara undividu di jual kepada toke yang sama. Berikut hasil wawancara dengan informan yang bernama HRM: Buah sawit yang di jual HRM di hitung per kg tetapi di beri hargai oleh Toke hanya Rp 700 per kg. penghasilannya rata-rata dalam satu kali beroperasi tidak metentu, minimal setiap satu kali beroperasi hanya mendapat 5-7 janjang setiap satu kali beroperasi. Oknum yang melakukan operasi “ninja sawit” secara individu, tidak berarti ia beroperasi sendiri biasanya mereka beroperasi jika hanya berdua saja tetapi paling maksimal mereka melakukan operasinya tiga orang. Hanya saja mereka tidak berada pada dalam naungan perindungan toke. Pembagian tugas dalam beroperasi “ninja sawit” hampis sama dengan yang dilakukan secara berkelompok yang berada di bawah naungan toke. Hanya saja operasi yang dilakukan secara individu tidak ada peran khusus untuk menjaga pasar dan menjaga keamanan. Adapun pembagian kerjanya adalah satu orang bertugas mendodos memanen buah sawit kemudian teman yang satunya lagi bertugas menyimpah buah tersebut ketempat yang aman, biasanya mereka menyimpan buah tersebut di belakang rumah orang karena mereka tidak memiliki gudang khusus untuk tempat penyimpanan buah hasil “ninja sawit”. Berikut hal yang sama dikatakan oleh informan yang bernama robi yang merupakan salah satu orang yang melakukan “ninja sawit secara individu. saya dalam melakukan “ninja sawit tidak ikut bergabung kedalam kelompok toke.. saya bekerja secara individu dan tidak ada yang melindungi atau membekap, baik dari kelompok Toke maupun kelompok “ninja sawit” dan centeng perkebunan. Biasanya buah sawit yang didapat kami sembunykan di belakang rumah warga yang rumahnya berada sangant dekat dengan perkebunan sawit. Terkadang kami juga menyembunyikan buah tersebut dibelakan rumah kami sendiri. Jadi tempat penyimpanan buah yang dipilih 76 berdasarkan tempat yang teerdekat dengan tempat dimana kami melakukan operasi “ninja sawit”.

2. Beroperasi Secara Berkelompok Pengamanan Toke

Operasi “ninja sawit” yang diakukan secara berkelompok dan ikut bergabung di bawah naungan toke lebih aman dan terorganisir. Karena segala sesuatu atau tindakan ketika akan melakukan operasi “ninja sawit” sudah disusun dan direncanakan denagn baik. Setiap anggota kelompok sudah memiliki tugas masing-masing pada saat beroperasi “ninja sawit”. Dalam satu kelompok operasi “ninja sawt” ada 11 orang, tetapi tidak semua anggota bisa ikut melakukan operasinya karena sebahagian dari mereka memiliki pekarjaan yang lain. Maksimal delapan orang yang bisa setiap kali melakukan operasi “ninja sawit” . Setipa orang memiliki peran masing-masing, ada yang mamanen atau “mendodos” buah sawit, ada yang melangasiri memindahkan buah ke gudang tempat penyimpanan buah hasih “ninja”, kemudian ada yang bertugak merapikan batang sawit palapah yang jatuh dan ada juga yang bertugas sebagai penjaga pasar atau yang sering disebut sebagai “pentolan”. Berikut hasil wawancara dengan saah satu informan yang bertugas sebagai pemanen buh sawit yang bernama SL: saya sendiri memiliki peran sebagai pemanen buah dan ada temannya juga yang membantu saya untuk memanen bauh sawit. Tugas yang saya lakukan karena pekerjaan sehari-hari saya sebagai BHL buruh harian lepas adalah sebagai pemanen buah, jadi saya sudah bisa memanen buah dengan cara cepat, kemudian toke mempercayakan seya untuk menerima tugas sebagai pemanen buah pada saat melakukan operasi “ninja sawit”. kemudian teman yang lain membantu saya untuk melangsiri atau 77 memindahkan buah sawit ke gudang penyimpanan buah “ninja” supaya buah sawit yang di “ninja” aman selanjutnya ada yang memotong pelepah batang daun sawit. Berikut hal yang sama dikatakan oleh informan yang bernama Sentana ia bertugas untuk “melangsiri” atau mengankat buah ke gudang penyimpanan buah sawit hasil “ninja”: Sebagai anggota ninja saya bertugas menjadi pengutip dan pengantar buah. Pengutip ialah mengutip buah yang sudah dipanen oleh tema saya dan pengantar buah adalah membawa buah yang sudah dikutip dengan grobak sorong ke gudang penyimpanan. Tugas tersebut saya lakukan bersama ke-4 teman lainnya. Karena ikut kedalam kelompok “ninja sawit” bersama toke, maka kami tidak perlu merasa was-was lagi ketika sedang melakuka operasi “ninja sawit” itu keuntungannya dari ikut bergabung pada kelompok toke. Pernyataan diatas diperkuat lagi dengan informan yang bernama Boncu adaah: Sebagai anggota “ninja” saya bertugas menjadi pengangkut buah yang sudah dipanen oleh teman satu timn ke gudang penyimpanan buah “ninja”. Tugas tersebut saya lakukan bersama teman-teman yang ainnya. Saya merasa sangat aman setiap kali melakuka operasi “ninja sawit” karena pengamanan

4.4.3 Peran dan tugas para pemain “ninja sawit” No.

Peran Dalam Ninja Sawit Deskripsi Peran Titik Lokasi Saat Operasi 1. Toke 1. Penyusun strategi operasi 2. Penanggungjawab keamanan saat operasi 3. Penjamin kesehatan 4. Berkoordinasi dengan centeng perkebunan 5. Penyedia alat penen 6. Penyedia iburan anggota per tiap tahun Patrol keliling area operasi 78 2. Centeng 1. Penjaga keamanan yang membantu saat operasi 2. Orang perkebunan Di pos khusus centeng 500m dari tempat operasi 3. Pentolan 1. Penjaga keamanan di simpang afdeling perkebunan 2. Dua orang saat operasi 3. Berada dibagian terluar system penjaga keamanan Di simpang afdelinng yang berjarak 1km dari tempat operasi 4. Pemanen 1. Memanen buah dilakukan oleh 2 orang 2. 500kg operasi areal tanaman sawit 5. Perencek 1. Pemotong dan pembuang pelepah sawit 2. Dua orang pada saat beroperasi 3. Membersihkan bekas panen Areal tanaman sawit 6. Pelangsir 1. Bongkar muat buah ke gudang khusus penyimpanan penyimpanan 2. Antara 4 atau 6 orang saat beroperasi 3. Jarak pelangsiran 500m Dari areal panen menuju gudang 7. Pemuat 1. memuat buah untuk dijual ke gudang Ramayana 2. dilakukan oleh pentolan, pemanen, perencek dan pelangsir. Gudang khusu penyimpanan.

4.5 Jaringan “Ninja Sawit”

Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam satu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok ainnya. Hubungan-hubungan yang terjadi bisa dalam bentuk yang formal maupun dalam bentuk informal. Hubungan sosial adalah gambaran atau cerminan dari kerja sama atau koordinasi antar warga yang di dasari oleh ikatan sosial yang aktif dan bersifat resiprositas Damsar, 2002:157. Dalam melakukan ninja sawit, Toke merupakan pusat jaringan dari semuanya karena Toke yang mengtur semua cara dan tempat pembuangan buah yang sudah

Dokumen yang terkait

Sistem Pemasaran Beras Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Bah Jambi II, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara)

0 34 124

Hubungan Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Desa Mekar Bahalat Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Tahun 2016

5 18 121

TORTOR PARSAORAN PADA UPACARA ADAT PERNIKAHAN PARMALIM PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI DESA MARIAH JAMBI KECAMATAN JAWA MARAJA BAH JAMBI TIMURAN KABUPATEN SIMALUNGUN.

6 16 29

PENGARUH MIGRASI ETNIS JAWA TERHADAP BUDAYA ETNIS SIMALUNGUN DI DESA BAH JAMBI II KEC. TANAH JAWA KAB. SIMALUNGUN.

2 4 23

Hubungan Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Desa Mekar Bahalat Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 16

Hubungan Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Desa Mekar Bahalat Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Desa Mekar Bahalat Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 1 9

Hubungan Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Desa Mekar Bahalat Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 27

Hubungan Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Desa Mekar Bahalat Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 3

Hubungan Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Desa Mekar Bahalat Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 19