Teori jaringan sosial Perilaku Menyimpang

17 Koentjoroningrat dalam buku Elly M. Setiadi Usman Kolip 2011: 272 menyebutkan ada lima fungsi pengendalian sosial yaitu: 1. mempertebal keyakinan anggota-anggota masyarakat akan kebaikan norma-norma kemasyarakatan. 2. Memberikan penghargaan kepada anggota masyarakat yang taat pada norma-norma kemasyarakatan. 3. Mengembangkan rasa malu dalam diri atau jiwa anggota masyarakat jika mereka menyimpang atau menyeleweng dari norma dan nilai kemasyarakatan yang berlaku. 4. Menimbulkan rasa takut shock teraphy di dalam diri seseorang atau sekelompok orang tersebut adalah resiko atau ancaman.

5. Menciptakan sistem hukum, yaitu sistem tata tertib dengan sanksi-sanksi

yang tegas bagi para pelanggaran yang biasanya dapat dilihat didalam sistem hukum tiap-tiap struktur masyarakat yang berlaku.

2.1.2 Teori jaringan sosial

Masyarakat selalu berhubungan sosial dengan masyarakat yang lain melalui berbagai variasi huubungan yang saling berdampingan dan dilakukan oleh prinsip kesukarelaan, kesamaan, kebebasan dan keadaban. Kemampuan anggota-anggota kelompokmasyarakat untuk selalu menyatukan diri dalam suatu pola hubungan sinergetis akan sangat besar pengaruhnya dalam menentukan kuat tidaknya modal sosial dalam masyarakat. Jaringan social tidak hanya digunakan sebagai kegiatan positif tetapi di sini jaringan social digunakan digunakan untuk kegiatan yang negative. Contohnya saja di Desa Mariah Jambi jaringan social digunakan untuk tindakan perilaku menyimpang atau tindakan operasi “ninja sawit” atau mereka sebut juga dengan kata-kata ngrenjer yang artinya adalah aksi pada saat melakukan tindakan “ninja sawit” Jaringan hubungan sosial biasanya akan diwarnai oleh suatu tipologi yang khas sejalan dengan karakteristik dan orientasi kelompok. Pada kelompok sosial 18 yang biasnya terbentuk secara tradisional atas dasar kesamaan garis keturunan, pengalaman-pengalaman sosial turunan dan kesamaan kepercayaan pada dimensi ke-Tuhanan cenderung memiliki kohesifitas yang tinggi, tetapi rentang jaringan maupun trust yang terbangun sangat sempit. Sebaliknya, pada kelompok yang dibnagun atas dasar kesamaan orientasi dan tujuan dan dengan ciri pengelolaan organisasi yang lebih moderrn. Kelompok dan jaringan memungkinkan orang untuk mengakses sumber-sumber dan berkolaborasi untukk mencapai tujuan, ini adalah konsep penting bagian dari modal sosial. Jaringan informal di manifestasikan dalam pertukaran yang spontan dan tidak teratur terhadap informasi dan sumber penghasilan kelompok seperti usaha dalam kerja sama, koordinasi dan saling membantu yang dapat memaksimalkan kegunaan sumber yang ada. Jaringan informal dapat dihubungkan dengan hubungan horizontal dan vertikal yang dibentuk melalui faktor-faktor lingkungan, termasuk pasar, kekeluargaan, dan persahabatan. Jenis lainnya adalah jaringan yang terdiri dari perkumpulan, dimana anggotanya dihubungkan secara horizontal. Jaringan seperti ini sering secara jelas menggambarkan struktur, peran dan peraturan yang memerintah bagaimana anggota kelompok bekerjasama untuk mencapai tujuan utama. Jaringan ini juga memiliki potensi alami untuk membangun diri sendiri, bantuan mutual, solidaritas dan upaya-upaya kerjasama dalam kelompok. Mata rantai modal sosial disisi lain, termasuk hubungan dan interaksi di antara kelompok dan pemimpinnya dan memperluas hubungan antara anggota masyarakat di kampung dengan masyarakat yang lebih luas 19

BAB III METODE PENELITIAN

3.1.Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif adalah metode yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan nilai-nilai, secara holistic dan dengan menggunakan pendekatan deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan memanfaatkan berbagai metode ilmiah Moleong, 2006:1. Penelitian kualitatif digunakan untuk melihat secara utuh serta berusaha untuk menggambarkan fenomena yang terjadi. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif maka peneliti akan lebih mudah mendapatkan informasi dan data yang jelas dan terperinci mengenai “Ninja Sawit”di Desa Mariah Jambi Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun. Penelitian studi kasus atau case study adalah penelitian mendalam mengenai unit sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan terorganisasi baik mengenai unit tersebut. Tergantung pada tujuannya, ruang lingkup penelitian itu mungkin mencakup keseluruhan siklus kehidupan atau hanya segmen-segmen tertentu saja. Studi ini mungkin mengkonsentrasikan diri dari faktor-faktor khusus tertentu atau dapat pula mencakup keseluruhan faktor- faktor kejadian. Tujuan dari penelitian kasus adalah untuk mempelajari secara intensif latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit sosial individu, kelompok, lembaga atau masyarakat. Sumadi Suryabrata, 2002:22 20

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Mariah Jambi, kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi, Kabupaten Simalungun. Alasan peneliti memilih lokasi daerah ini adalah dikarenakan ditempat ini terdapat sejumlah orang yang melakukan “Ninja Sawit”, selain itu, peneliti juga memahami keadaan lokasi penelitian tersebut sehingga memudahkan peneliti mendapatkan informasi data yang dibutuhkan peneliti. 3.3. Unit Analisis dan Informan 3.3.1 Unit Analisis Unit analisis adalah hal-hal yang diperhitungkan menjadi subjek penelitian atau unsur yang menjadi fokus penelitian Bungin, 2007:76. salah satu ciri atau karakteristik dari penelitian sosial adalah menggunakan apa yang disebut dengan “unit of analysis”. Ada dua unit analisis yang lazim digunakan pada kebayakan penelitian sosial yaitu individu maupun kelompok sosial yang didalam masyarakat. Adapun yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah “Ninja Sawit” yang ada di Desa Mariah Jambi, Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi, Kabupaten Simalungun.

3.3.2 Informan

Informan merupakan subjek memahami permasalahan penelitian sebagai pelaku maupun orang yang memahami permasalahan penelitian Bungin 2007:76. Dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitian adalah: orang yang melakukan “ninja sawit” mulai dari anak remaja sampai orang dewasa, di Desa Mariah Jambi. Adapun yang menjadi informan subjek penelitian adalah

Dokumen yang terkait

Sistem Pemasaran Beras Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Bah Jambi II, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara)

0 34 124

Hubungan Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Desa Mekar Bahalat Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Tahun 2016

5 18 121

TORTOR PARSAORAN PADA UPACARA ADAT PERNIKAHAN PARMALIM PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI DESA MARIAH JAMBI KECAMATAN JAWA MARAJA BAH JAMBI TIMURAN KABUPATEN SIMALUNGUN.

6 16 29

PENGARUH MIGRASI ETNIS JAWA TERHADAP BUDAYA ETNIS SIMALUNGUN DI DESA BAH JAMBI II KEC. TANAH JAWA KAB. SIMALUNGUN.

2 4 23

Hubungan Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Desa Mekar Bahalat Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 16

Hubungan Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Desa Mekar Bahalat Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Desa Mekar Bahalat Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 1 9

Hubungan Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Desa Mekar Bahalat Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 27

Hubungan Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Desa Mekar Bahalat Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 3

Hubungan Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Desa Mekar Bahalat Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 19