Uji Asumsi Klasik a.

Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik, baik itu multikolineritas, autokorelasi, dan heteroskesdastisitas.

D. Uji Asumsi Klasik a.

Uji Normalitas Data Uji normalitas data ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Data pada variabel yang baik adalah data yang memiliki bentuk kurva dengan kemiringan seinmbang dari sisi kiri dan kanan, atau tidak condong ke kiri ataupun ke kanan, melainkan ke tengah dengan bentuk seperti lonceng, dengan nilai skewness mendekati 0 Gambar 4.1. Sedangkan output kurva Normal P-Plot Gambar 4.2 menunjukkan distribusi dari titik-titik data faktor dalam hal mempengaruhi variabel parking X 1 , food and beverages X 2 , variabel waiting facilities X 3 , variabel other facilities X 4 , dan variabel services X 5 menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah dengan garis diagonal. Adapun output kurva normal terdapat dalam Gambar 4.1 dan Gambar 4.2. Universitas Sumatera Utara E x p e c te d C u m P ro b Gambar 4.1 Histogram Sumber: Pengelolahan SPSS 2010 Gambar 4.2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Sumber: Pengelolahan SPSS 2010 3 2 1 -1 -2 -3 -4 Regression Standardized Residual 25 20 15 10 5 Dependent Variable: Kepuasan_Tamu Histogram Mean = 4.37E-16 Std. Dev. = 0.973 N = 94 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Kepuasan_Tamu Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 menunjukkan pendistribusian data penelitian tersebut telah memenuhi uji normalitas data. Dengan kata lain, data faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan tamu variabel parking, food and beverages, variabel waiting facilities, variabel other facilities, dan variabel services memiliki kecenderungan berdistribusi normal.

b. Uji Multikolineritas

Menurut Nugroho 2005:58, uji multikolineritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independent yang memiliki kemiripan dengan variabel independent yang lain dalam satu model. Deteksi multikolineritas pada suatu model dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.16. Tabel 4.16 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 2.947 2.067 1.426 .157 Parking .077 .086 .036 .900 .371 .963 1.038 Food_Beverages 1.016 .076 .983 13.353 .000 .288 3.470 Waiting_Facilities -.072 .088 -.061 -.820 .414 .280 3.566 Other_Facilities .001 .056 .001 .025 .980 .992 1.008 Service .032 .042 .030 .750 .455 .958 1.044 a Dependent Variable: Kepuasan_Tamu Sumber: Pengelolahan SPSS 2010

c. Uji Autokorelasi

Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada e t pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya e t -1 . Untuk mempercepat Universitas Sumatera Utara proses ada tidaknya autokorelasi dalam suatu model dapat digunakan patokan nilai Durbin Watson hitung mendekati angka 2. Jika nilai Durbin Watson hitung mendekati atau disekitar angka 2 maka model tersebut terbebas dari asumsi klasik autokorelasi, karena angka 2 pada uji Durbin Watson terletak di daerah No Autocorelation. Uji asumsi klasik statistik autokorelasi dapat dideteksi dari output pada Tabel 4.17 sebagai berikut: Tabel 4.17 Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .929a .863 .855 1.09277 1.953 a Predictors: Constant, Service, Parking, Other_Facilities, Food_Beverages, Waiting_Facilities b Dependent Variable: Kepuasan_Tamu Sumber: Pengelolahan SPSS 2010 Pada output tersebut diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 1,953. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji menggunakan tabel batas bawah dl dan batas atas du untuk mengetahui daerah autokorelasi dari nilai Durbin Watson. Negative No Autocorrelation Autocorrelation Positif dl du 1.953 2 4-du 4-dl 4 1.78 1.54 2.46 2.22 Gambar 4.3 Autokorelasi Sumber: Pengelolahan SPSS 2010 Hasil uji autokorelasi dengan Durbin Watson menunjukkan angka 1,953 dengan batas bawah dl dan batas atas du terlihat pada Gambar 4.3. Dengan jumlah variabel bebas k = 5, dengan jumlah sampel n = 94, maka dl = 1,78 dan du = 1,54. Berdasarkan uji di atas tampak bahwa nilai Durbin Watson hitung Universitas Sumatera Utara 2 1 -1 -2 -3 Regression Standardized Predicted Value 3 2 1 -1 -2 -3 -4 Re gr es sio n S tud en tiz ed R es idu al Dependent Variable: Y Scatterplot 1,953 terletak di daerah NoAutocorrelation sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi linear berganda terbebas dari asumsi klasik statistik autokorelasi.

d. Uji Heteroskesdastisitas

Heteroskesdastisitas menguji terjadinya perbedaan varience residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized Delete Residual nilai tersebut. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskesdastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat heteroskesdastisitas jika: 1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. 3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. 4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. Asumsi klasik statistik heteroskesdastisitas dapat dideteksi dari output SPSS pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 Scatterplot Sumber: Pengelolahan SPSS 2010 Universitas Sumatera Utara Pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa model regresi linear baerganda terbebas dari asumsi klasik heteroskesdastisitas dan layak digunakan dalam penelitian.

E. Pengujian Hipotesis 1.