Kepuasan terhadap kebutuhan ini akan menimbulkan perasaan percaya diri, merasa berharga, merasa kuat, merasa mampu, merasa berguna dalam hidupnya. Kebutuhan yang paling utama
atau tertinggi yaitu jika seluruh kebutuhan secara individu terpenuhi maka akan merasa bebas untuk menampilkan seluruh potensinya secara penuh. Dasarnya untuk mengaktualisasikan
sendiri meliputi kebutuhan menjadi tahu dan mengerti untuk memuaskan aspek-aspek kognitif yang paling mendasar.
32
Sebagai pendidik perlu mengetahui kebutuhan yang diinginkan oleh para siswa. Seperti kebutuhan berprestasi, setiap siswa berbeda kebutuhan berprestasinya, ada siswa yang
memiliki motivasi berprestasi tinggi, ada juga yang rendah. Siswa memiliki motivasi berprestasi tinggi kalau berkeinginan untuk sukses, benar-benar berasal dari dalam diri
sendiri. Siswa akan bekerja keras baik dalam diri sendiri. Siswa akan bekerja keras baik dalam bersaing dengan orang lain, maupun dalam bekerja sendiri. Sedangkan siswa yang
memiliki motivasi rendah cenderung takut gagal dan tidak mau menanggung resiko dalam mencapai prestasi yang tinggi.
33
Kadang- kadang istilah ”kebutuhan” dan ”dorongan” digunakan secara bergantian, namun ”kebutuhan” lebih sering mengacu pada keadaan fisiologis, darihilangnya jaringan-
jaringan, dan ”dorongan” mengacu pada akibat psikologis dari suatu kebutuhan. Kebutuhan dan dorongan berjalan dengan paralel tapi tidak identik.
34
2. Macam-macam Motivasi
Dalam bahasan mengenai macam-macam motivasi ini terdapat beberapa pendapat, diantaranya ada ahli yang menggolongkan motivasi menjadi dua macam, yaitu : a motif
jasmaniah dan b motif rohaniah. a Motif jasmaniah, seperti misalnya refleks, instink, otomatisme, nafsu, hasrat dan
sebagainya. b Motif rohaniah, yaitu kemauan.
Kemauan itu terbentuk melalui empat momen, seperti disajikan berikut ini: 1 Momen timbulnya alasan-alasan:
32
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar; Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru,... Hal 163
33
http:chrisna.blogdetik.com20081009fungsi-motivasi-dalam-belajar
34
Abdul Rahman Saleh, Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu PengantarDalam Perspektif Islam, Jakarta : Prenada Media 2004 hal 137.
Misalnya seorang sedang giat belajar dikamar karena alasannya sebentar lagi akan menempuh ujian. Tiba-tiba dipanggil ibunya dan disuruh mengantar menemui tamu
melihat pertunjukkan wayang orang. Disini timbul alasan baru: mungkin keinginan untiuk menghormati tamu, mungkin
keinginan untuk tidak mengecewakan ibunya, mungkin pula keinginan untuk menyaksikan pertunjukan wayang orang tersebut.
2 Momen pilih: Momen pilih yaitu keadaan dimana ada alternatif-alternatif, yang mengakibatkan
persaingan antara alasan-alasan itu. Disini orang menimbang-nimbang dari berbagai segi untuk menentukan pilihan, alternatif mana yang dipilih.
3 Momen putusan: Momen perjuangan alasan-alasan berakhir dengan dipilihnya salah satu alternatif, dan
ini menjadi putusan, ketetapan yang menentukan aktivitas yang akan dilakukan. 4 Momen terbentuknya kemauan:
Dengan diambilnya suatu keputusan, maka timbullah di dalam batin manusia dorongan untuk bertindak, melakukan putusan tersebut.
35
Disamping itu ada juga motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. a. Motivasi intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah: motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakuakan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku
untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan yang dilakukannya misalnya kegiatan belajar, maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin
mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri. Sebagai contoh konkrit, seorang siswa itu melakukan belajar, karena betul-betul ingin mendapat
pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain. Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat
juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan
aktifitas belajarnya. Seperti tadi dicontohkan bahwa seseorang belajar, memang benar- benar ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan karena ingin pujian atau ganjaran.
35
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PTRaja Grafindo Persada, 2002.cet-II hal. 72- 74.
Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang-orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi
tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju ke tujuan yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak mungkin mendapatkan pengetahuan, tidak mungkin menjadi ahli. Dorongan
yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan-kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi memang motivasi
itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan esensial, bukan sekedar simbol dan seremonial.
b. Motivasi ekstrinsik Motivasi ektrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan akan mendapat nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya
atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi karena ingin mendapat nilai yang baik, atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari
segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya itu. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk
motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan- dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar.
Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar-mengajar tetap penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa
itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar-mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi
ekstrinsik.
36
Kemudian ada juga yang berpendapat mengenai macam-macam motivasi ini, seperti pendapat Chaplin, dalam bukunya Abdul Rahman Saleh-Muhbib Abdul Wahab bahwa
motivasi dapat dibagi menjadi dua: a.
Physiological drive b.
Social motives Yang dimaksud dengan physiological drives adalah dorongan-dorongan yang bersifat
fisik, seperti lapar, haus, seks, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan social motives
adalah dorongan-dorongan yang berhubungan dengan orang lain, seperti etetis, dorongan ingin selalu berbuat baik, dan etis. Lindzy G. Hall, memasukkan kebutuhan
36
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar; Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru,... hal 88-90.
berkelompok, kebutuhan terhadap penghormatan, kebutuhan akan sesuatu yang dicintai ke dalam social motives.
37
Sedangkan menurut pembagian Woodworth dan Marquis seperti yang dikutip Sardiman AM seperti berikut:
a. Kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat. Ini sesuai dengan jenis physiological
drives seperti telah disinggung didepan.
b. Motivasi darurat, yang termasuk dalam jenis motivasi ini antara lain: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu.
Jelasnya motivasi ini timbul karena rangsangan dari luar. c. Motivasi objektif, dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi,
melakukan manipulasi, untuk menaruh minat. Motivasi ini muncul karena dorongan untuk menghadapi dunia luar secara efektif.
38
Selain itu Woodworth juga mengklasifikan motivasi menjadi dua bagian, yaitu: a. Unlearned motives, adalah motivasi pokok yang tidak dipelajari atau motivasi bawaan.
Yaitu motivasi yang dibawa sejak lahir, seperti dorongan untuk makan, minum, seksual, bergerak dan istirahat. Motif ini sering juga disebut motivasi yang diisyaratkan secara
biologis. b. Learned motives, adalah motivasi yang timbul karena dipelajari, seperti misalnya:
dorongan untuk belajar sesuatu cabang ilmu pengetahuan, mengejar jabatan, dan lain sebagainya. Motivasi ini sering disebut motivasi yang diisyaratkan secara sosial, karena
manusia hidup dalam lingkungan sosial.
39
Dengan demikian dilihat dari beberapa macam motivasi diatas manusia dapat meraih kesuksesantujuannya, apabila memiliki motivasi yang tinggi dalam mencapai prestasinya.
3. Fungsi-Fungsi Motivasi