Pengertian Motivasi Berprestasi Motivasi Berprestasi

1. Pengertian Motivasi Berprestasi

Secara etimologi, motivasi berasal dari akar kata motif, berasal dari bahasa inggris “motive” asal katanya ‘motion’ yang berarti gerak atau sesuatu yang bergerak. 11 Menurut terminologi motivasi diartikan sebagai tenaga-tenaga forces yang membangkitkan atau mengarahkan kelakuan individu. 12 Ada juga yang berpendapat bahwa motivasi adalah penggerak tingkah laku kearah suatu tujuan dengan didasari adanya suatu kebutuhan. 13 Istilah motivasi ini juga dikutip oleh Drs. Uzer Usman yang berpendapat bahwa: Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. 14 Menurut Mc.Donald yang dikutip oleh Sardiman A.M, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. 15 Dari beberapa pengertian motivasi diatas, secara sederhana dapat diperoleh gambaran bahwa motivasi merupakan dorongan dari dalam yang digambarkan sebagai harapan, keinginan dan sebagainya yang bersifat menggiatkan atau menggerakkan individu untuk bertindak dan bertingkah laku, guna memenuhi kebutuhan. Sedangkan motivasi berprestasi ialah motivasi yang menyebabkan orang menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari kondisi sebelumnya. 16 Motivasi juga cenderung naik turun, ada kalanya kita merasa di puncak motivasi. Namun kadangkala kita juga merasa sangat malas, sama sekali tidak ada gairah untuk melakukan sesuatu, saat itulah motivasi kita turun . Memang itu wajar, akan tetapi kehidupan menuntut kita untuk senantiasa berprestasi. Lingkungan akan memberi kita penghargaan apabila kita berprestasi. Tapi lingkungan juga akan menghina kita jika tidak produktif. 17 Istilah motivasi ini baru digunakan sejak awal abad kedua puluh. Selama beratus-ratus tahun, manusia dipandang sebagai makhluk rasional dan intelek yang memilih tujuan dan 11 Dedi Supriyadi, Mengangkat Citra dan Martabat Guru, Yogyakarta: Adi Citra Karya Nusa, 1999. Hal 98 12 Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang 1976 hal 57. 13 Drs. Mahfud Salahuddin, Pengantar Psikologi Pendidikan Surabaya : Bina Ilmu 1990 Cet. Ke-3 hal 113 14 Drs. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosda Karya,2003. Hal 28 15 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar; Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru, Jakarta: Rajawali, 1990. hal 161. 16 http:patriotproklamasi.blogspot.com200603motivasi-berprestasi. 17 http:patriotproklamasi.blogspot.com200603motivasi-berprestasi. menentukan sederet perbuatan secara bebas. Nalarlah yang menentukan apa yang dilakukan manusia. Manusia bebas untuk memilih, dan pilihan yang ada baik atau buruk, tergantung pada intelegensi dan pendidikan individu, oleh karenanya manusia bertanggung jawab penuh terhadap setiap perilakunya. 18 Konsep motivasi terinspirasi dari kesadaran para pakar ilmu, terutama pakar filsafat, bahwa tidak semua tingkah laku manusia dikendalikan oleh akal, akan tetapi tidak banyak perbuatan manusia yang dilakukan di luar kontrol manusia. Sehingga lahirlah sebuah pendapat, bahwa manusia di samping sebagai makhluk rasionalistik, ia juga sebagai makhluk yang mekanistik yaitu makhluk yang digerakkan oleh sesuatu di luar nalar yang biasaya disebut naluri atau insting. 19 Siagian menyatakan bahwa yang dimaksud dengan motivasi adalah : ”pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk menggunakan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan tenaga dan waktunya untuk menggunakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya serta menunaikan kewajibannya dalam rangka mencapai tujuan dan berbagai sasaran organisasi-organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. 20 Sedangkan menurut Pidarta, motivasi adalah penentu arah tindakan seseorang. Seseorang pegawai yang termotivasi untuk meningkatkan karier,akan bekerja sambil belajar dilembaga pendidikan tertentu pada sore hari. Sebaliknya seorang pegawai yang tidak puas dengan keadaannya akan bekerja secara tidak tenang, mungkin didasari oleh motivasi ingin pindah pekerjaan. 21 Motivasi sering pula dimaknakan sebagai modal dasar, yang fungsinya mendorong seseorang untuk beraktivitas, bahkan mampu melipatgandakan potensi dirinya. Kendati bukan barang yang mahal, motivasi telah menjadi komoditas yang layak dijual. Hal tersebut dikarenakan dengan bangkitnya motivasi berprestasi akan memicu ke segenap arah kegiatan, selanjutnya berujung pada peningkatan kinerja yang tidak terbilang besarnya. Banyak organisasi besar bahkan perusahaan besar dibelahan dunia ini, mengakrabi motivasi sebagai bagian yang penting dalam menggerakkan roda organisasinya. 22 Setiap perbuatan yang dilakukan manusia baik yang disadari rasional atau yang tidak disadari mekanikalnaluri pada dasarnya merupakan sebuah wujud untuk menjaga 18 Abdul Rahman Saleh, Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu PengantarDalam Perspektif Islam, Jakarta : Prenada Media 2004 hal. 127 19 ref: http:bina-mahasiswa.blogspot.com 20 Sondag P. Siagian, Teori Motivasi Dan Aplikasinya, Jakarta: Rineka Cipta, 1995 hal 138. 21 Made Pidarta, Manajemen Pendidikan indonesia. Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004 hal 47. 22 ref: http:bina-mahasiswa.blogspot.com sebuah keseimbangan hidup. Jika keseimbangan ini terganggu, maka akan timbul suatu dorongan untuk melakukan aktivitas guna mengembalikan keseimbangan kondisi tubuh. Aktivitas penjagaan keseimbangan ini, kadang-kadang terjadi atas dasar fisiologi semata, tanpa disertai kehendak manusia, seperti tubuh mengeluarkan keringat pada saat panas yang tinggi. Namun terkadang aktivitas tersebut berlangsung atas dasar kehendak tertentu, misalnya makan pada saat lapar. 23 Islam sebagai agama yang sesuai dengan fitrah manusia, sangat memperhatikan konsep keseimbangan, seperti terdapat dalam ayat-ayat al-qur’an berikut: ﻡ ﺱ ﻡ +,ﻡ . “Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.” Q.S. al-Hijr 15:19 24 -. 0 12 3 , 0 4 . ”Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan susunan tubuhmu seimbang,” Q.S al-Infithar 82:7 25 5 3 ﺕ 71 8 29 : ﺕ 0 ; ﻡ 71 0 = 5ﺕ = 71 ?ی ی . “Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Q.S Al-Qashash 28:77. 26 Menurut al-Qurtuby, seperti dikutip oleh Abdurahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab bahwa makna sempurna dan seimbang dalam penciptaan manusia, dipahami sebagai kesempurnaan dan keseimbangan secara menyeluruh yang mencakup semua penciptaan manusia, baik bentuk luar maupun dalam, serta berbagai fungsinya. artinya, bahwa hal itu 23 Abdul Rahman Saleh, Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu PengantarDalam Perspektif Islam, Jakarta : Prenada Media 2004 hal. 129 24 Kitab Suci Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama Republik Indonesia, hal 392 25 Kitab Suci Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama Republik Indonesia, hal 1032 26 Kitab Suci Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama Republik Indonesia,, hal 623 mencakup pengertian keseimbangan yang diperlukan untuk memelihara diri manusia dan kelangsungan hidupnya. 27 Motivasi sendiri memiliki tiga komponen pokok yaitu, : 1. Menggerakkan. Dalam hal ini motivasi menimbulkan kekuatan pada inidividu, membawa seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal ingatan, respon-respon efektif, dan kecenderungan mendapat kesenangan. 2. Mengarahkan. Berarti motivasi mengarahkan tingkah laku. dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu . 3. Menopang. Artinya, motivasi digunakan untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu. 28 Dalam ilmu manajemen maupun psikologi, dapat ditemukan penjelasan bahwa motivasi selalu berhubungan dengan kebutuhan. Seperti pendapat Abraham Maslow yang dikutip oleh Bukhori Zainun memberi penjelasan mengenai lima tingkat kebutuhan manusia seperti berikut: Pertama, physical needs kebutuhan fisik, mencakup kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital, menyangkut fungsi-fungsi biologis, seperti kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan, kesehatan, dan kebutuhan sex. Kedua, kebutuhan akan rasa aman safety needs, yaitu kebutuhan memperoleh keselamatan, keamanan, jaminan perlindungan dari ancaman- ancaman yang cepat membahayakan kelangsungan hidup dan segala aspek kehidupan manusia. ketiga, kebutuhan sosial social needs, yaitu kebutuhan untuk disukai, diterima dalam kehidupan sosial, menyayangi, bergaul berkelompok, bermasyarakat berbangsa dan bernegara. keempat, kebutuhan akan penghargaan self esteem needs, yaitu kebutuhan untuk memperoleh kehormatan, penghormatan, pujian, penghargaan dan pengakuan. kelima, aktualisasi diri self actualization need kebutuhan akan pengakuan orang lain seperti potensi dan prestasi yang diperoleh. 29 Pada tahap tertinggi kebutuhan manusia adalah aktualisasi diri, karena dapat menimbulkan motivasi yang sangat kuat dalam diri manusia untuk mencapai tujuannya. Dalam keterangan mengenai tingkat kebutuhan maslow membuat hierarki seperti berikut 30 : 27 Abdul Rahman Saleh, Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu PengantarDalam Perspektif Islam, Jakarta : Prenada Media 2004 hal. 130 28 M. Usman Najati, Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa, Bandung : Pustaka Bandung Cet. Ke-2 hal 31 29 Bukhori Zainun, Manajemen dan Motivasi, Jakarta: Balai Aksara 1979 hal. 27 30 Bukhori Zainun, Manajemen dan Motivasi,... hal.30-31 Kebutuhan pertumbuhan Kebutuhan dasar Maslow mengelompokkannya menjadi kebutuhan tingkat tinggi dan tingkat rendah. Kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan keamanan digambarkan sebagai kebutuhan tingkat rendah, sedangkan kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat tinggi. Kebutuhan tingkat tinggi harus terpenuhi lebih dahulu kemudian kebutuhan pertumbuhan itu bisa diwujudkan. Itu sebabnya, faktor-faktor kepuasan kerja yang ditandai dengan kenaikan gaji dan kesejahteraan harus terlebih dahulu dipenuhi untuk mendorong terwujudnya motivasi kerja, prestasi dan tingkat aktualisasi diri yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika hal tersebut belum terpenuhi maka manusia belum dan bahkan tidak akan mempunyai kesempatan untuk memikirkan prestasi dan aktualisasi dirinya. Hal ini disebabkan tuntutan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya yang mesti diutamakan dan perlu dipenuhi lebih dahulu. 31 Di dalam lingkungan siswa atau pelajar seperti yang dikatakan Maslow anak yang lapar tidak akan termotivasi secara penuh dalam belajar. Sedangkan kebutuhan berikutnya seperti rasa aman adalah kebutuhan tingkat berikutnya setelah kebutuhan dasar yang bersifat fisik. Sebagai contoh siswa yang merasa terancam, maka siswa ini tidak akan termotivasi dengan baik dalam belajar, contoh lain seorang siswa yang merasa dirinya dikucilkan oleh temannya maupun oleh gurunya, tidak mungkin termotivasi dengan baik dalam belajar. Ada kebutuhan yang disebut harga diri, yaitu kebutuhan untuk merasa dipentingkan dan dihargai. 31 Abdul Rahman Saleh, Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu PengantarDalam Perspektif Islam, Jakarta : Prenada Media 2004 hal 133 Self-actualization needs Self esteem needs Social needs Safety needs physiological needs Kepuasan terhadap kebutuhan ini akan menimbulkan perasaan percaya diri, merasa berharga, merasa kuat, merasa mampu, merasa berguna dalam hidupnya. Kebutuhan yang paling utama atau tertinggi yaitu jika seluruh kebutuhan secara individu terpenuhi maka akan merasa bebas untuk menampilkan seluruh potensinya secara penuh. Dasarnya untuk mengaktualisasikan sendiri meliputi kebutuhan menjadi tahu dan mengerti untuk memuaskan aspek-aspek kognitif yang paling mendasar. 32 Sebagai pendidik perlu mengetahui kebutuhan yang diinginkan oleh para siswa. Seperti kebutuhan berprestasi, setiap siswa berbeda kebutuhan berprestasinya, ada siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, ada juga yang rendah. Siswa memiliki motivasi berprestasi tinggi kalau berkeinginan untuk sukses, benar-benar berasal dari dalam diri sendiri. Siswa akan bekerja keras baik dalam diri sendiri. Siswa akan bekerja keras baik dalam bersaing dengan orang lain, maupun dalam bekerja sendiri. Sedangkan siswa yang memiliki motivasi rendah cenderung takut gagal dan tidak mau menanggung resiko dalam mencapai prestasi yang tinggi. 33 Kadang- kadang istilah ”kebutuhan” dan ”dorongan” digunakan secara bergantian, namun ”kebutuhan” lebih sering mengacu pada keadaan fisiologis, darihilangnya jaringan- jaringan, dan ”dorongan” mengacu pada akibat psikologis dari suatu kebutuhan. Kebutuhan dan dorongan berjalan dengan paralel tapi tidak identik. 34

2. Macam-macam Motivasi