Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja

Definisi kinerja tersebut apabila diintegrasikan ke dalam kehidupan sekolah, memberikan makna lebih jauh sebagai berikut: 1. Kinerja kepemimpinan kepala sekolah adalah prestasi atau sumbangan yang diberikan oleh kepala sekolah, baik secara kuantitatif maupun kualitatif yang terukur dalam rangka membantu tercapainya tujuan sekolah. 2. Sekolah sebagai lembaga pendidikan bertugas menyelenggarakan proses pendidikan, proses belajar mengajar dalam usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. 3. Agar fungsi kepemimpinan kepala sekolah berhasil memberdayakan segala sumber daya sekolah untuk mencapai tujuan sesuai dengan situasi, diperlukan kemampuan profesional, yaitu kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan keterampilan profesional, pelatihan, dan pengetahuan profesional, serta kompetensi administrasi dan pengawasan. 58 Pada hakekatnya orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan atas dorongan atau motivasi tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak prilaku, sedangkan motivasi diarahkan untuk memenuhi kebutuhan. 59 Sedangkan dalam proses pembelajaran, kinerja guru tertumpu pada kemampuan guru itu sendiri. Kinerja guru dalam proses belajar mengajar PBM adalah kesanggupan atau kecakapan para guru dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara guru dan peserta didik yang mencakup segi kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar tercapainya tujuan pengajaran. 60 Kinerja guru dimaksud adalah hasil kerja guru yang terefleksi dalam cara merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses belajar mengajar yang intensitasnya dilandasi oleh etos kerja, disiplin, professional guru dalam proses pembelajaran.

2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja guru di antaranya, yaitu 1 efektifitas dan efisiensi, 2 otoritas wewenang, 3 disiplin, 4 inisiatif, 5 pengarahdirector 6 fasilitas 1 Efektifitas dan efisiensi Kinerja yang baik adalah suatu pekerjaan yang berhasil mencapai tujuan. Hal tersebut dapat disebut bahwa pekerjaan tersebut efektif, namun jika ada sesuatu yang tidak diinginkan 58 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan permasalahannya, PT. Raja Grafindo persada, Jakarta. 2005, hal. 431. 59 Iwan Purwanto, Manajemen Strategi, Bandung : CV. Yrama Widya, 2007 hal 24 60 Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta 1997 Cet.ke-1 hal 56 muncul di dalamnya berarti pekerjaan tersebut tidak efisien. Oleh sebab itu kedua-duanya yakni efektifitas dan efisiensi harus diperhitungkan bersama sebagai bagian utama dari kinerja. 61 Hal tersebut juga berlaku pada kinerja guru. Guru dalam proses pembelajaran dapat diukur kinerjanya dengan asas efektifitas dan efisiensi. 2 Otoritas wewenang Otoritas merupakan perintah dalam suatu organisasi formal yang dimiliki diterima oleh seorang anggota organisasi kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya. Perintah tersebut menyatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan dalam organisasi tersebut. 62 3 Disiplin Yaitu, sikap ketaatan kepada hukum dan peraturan yang berlaku. Jadi disiplin guru merupakan kegiatan yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan pihak sekolah dimana dia bekerja. Keterikatan terhadap perjanjian kerja dapat menjadi bagian dari munculnya kinerja yang optimal dari guru. 4 Inisiatif Yaitu, berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam bentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Jadi inisiatif adalah daya dorong kemajuan yang bertujuan untuk mempengaruhi kinerja organisasi. Karyawan yang memiliki daya inisiatif yang tinggi selalu akan menampakkan kinerja yang lebih maju. 63 Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Sudah barang tentu ide-ide itu merupakan ide-ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didiknya. 5 Pengarahdirector Jiwa kepemimpinan bagi guru dalam peranan ini lebih menonjol. Guru dalam hal ini harus dapat membimbing, memberikan motivasi dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. 64 6 Fasilitas Guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar, misalnya saja dengan menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedemikian rupa, 61 Suyadi Prawirosentono, Analisis Kinerja Organisasi, Bandung: PT. Rineka Cipta, 1999. hal 6 62 Suyadi Prawirosentono, Analisis Kinerja Organisasi, hal 7 63 Suyadi Prawirosentono, Analisis Kinerja Organisasi, Bandung: PT. Rineka Cipta, 1999. hal 7. 64 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar; Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru, Jakarta: Rajawali, 1990. Cet ke-3 hal 142 serasi dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar mengajar akan berlangsung secara efektif. 65 Adapun faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja seseorang, seperti: lingkungan Kegaduhandesakan, Dalam diri seseorang harapancita-cita, emosi, dan keinginan dan tujuan kepuasan kerja dan tanggung jawab. 66 Kinerja sesungguhnya dipengaruhi oleh kemampuan unjuk kerja yang perlu dinilai atau dievaluasi untuk membandingkan luaran kerja hasil dibanding dengan perilaku kerjanya. Misalnya; cara kerja lamban atau cekatan, absensi terlambat atau tepat waktu, praktek penghematan hemat atau boros, optimisme yakin atau ragu, dan kebiasaan dan keselamatan kerja hati-hati atau ceroboh. Hal-hal tersebut merupakan bagian dari unjuk kerja yang berhubungan erat dengan budaya perusahaan atau organisasi untuk mencapai hasil yang terbaik. 67

3. Kemampuan-kemampuan dalam kinerja