3  Sikap  yang  bebas  otonom  dan  percaya  pada  diri  sendiri  meliputi  keinginan  untuk senantiasa  ingin  menampilkan  kemampuan  dirinya  sendiri  dan  tidak  terlalu  terikat
pada konvensi-konvensi sosial. Kemampuan para petugas guru yang perlu ditingkatkan ialah cara mereka membina
para  siswa  baik  secara  individual  maupun  secara  berkelompok, belajar  sendiri  menciptakan alat-alat belajar  yang memadai dan bekerja sama  dengan  nara  sumber atau dalam tim guru.
Karena  spesifikasi  petugas-petugas  dalam  pendidikan  seperti  ini  sukar  didapat,  maka  para manajer tidak dapat menggantikan petugas lama dengan petugas yang spesifik.
71
Kinerja  merupakan  faktor  yang  memiliki  korelasi  dengan  kompetensinya.  Artinya, kompetensi guru amat mendukung kinerjanya. Oleh sebab itu peningkatan kinerja guru juga
memiliki  korelasi  dengan  kompetensinya.  Peningkatan  kompetensi  guru  perlu  dilakukan dengan  cara  mengusahakan  buku-buku  ilmiah  dan  petunjuk  mengajarkannya.  Serta
melibatkan hatinya ketika melakukan proses belajar mengajar dengan siswa. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah usaha dan
tampilan  kerja  guru  dalam  menjalankan  tugas  pokok  dan  fungsinya  untuk  mencapai keberhasilan  proses  belajar  mengajar  yang  dipengaruhi  oleh  kemampuan  guru  dalam
melaksanakan kinerjanya.
C. KERANGKA BERFIKIR
Adanya  motivasi  berprestasi  dianggap  perlu  karena  sebagai  dorongan  untuk memenuhi  kebutuhan  manusia  mencapai  tujuannya.  Motivasi  sering  dianalisis  melalui
pengamatan  informal,  kita  mengukur  kebutuhan  akan  prestasi  melalui  frekuensi  orang berpikir  tentang  melakukan  sesuatu  secara  lebih  baik”.  Menghitung  berapa  kali  seseorang
berpikir untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik kedengarannya mudah dilakukan. Begitu juga  dalam  kegiatan  proses  belajar  memberikan  motivasi  ini  dianggap  penting  dalam
mencapai sesuatu yang lebih baik. Dalam  kegiatan  pembelajaran,  motivasi  merupakan  suatu proses  yang  menghasilkan
suatu  intensitas,  arah,  dan  ketekunan  dalam  usaha  untuk  mencapai  suatu  tujuan  kegiatan pembelajaran. Intensitas berkaitan dengan upaya seorang guru untuk menggerakkan intensitas
kerjanya  atau  kesungguhannya  dalam  bekerja,  pada tujuan  yang  hendak  dicapai,  sedangkan ketekunan adalah ukuran tentang berapa lama seorang guru dapat mempertahankan usahanya.
71
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan indonesia. Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004 hal 75.
Guru  yang  memiliki  dorongan  untuk  berprestasi  akan  berusaha  keras  dalam  meningkatkan kinerjanya.
Kinerja  guru  merupakan  usaha  dan  tampilan  kerja  guru  dalam  menjalankan  tugas pokok dan fungsinya untuk mencapai keberhasilan proses belajar mengajar yang dipengaruhi
oleh  efektifitas,  otoritas,  dan  disiplin  kerja  guru.  Sehingga  dapat  dipahami  bahwa  motivasi berprestasi  mempunyai  korelasi    yang  sangat  signifikan  untuk  meningkatkan  kinerja  guru.
Motivasi  berprestasi  bisa  berpengaruh  besar  pada  kinerja  guru,  hal  ini  disebabkan  karena motivasi  berprestasi  dapat  membangkitkan  motif  yang  menyebabkan  seorang  guru  dapat
bekerja dengan lebih baik, antusias dan memberi keuntungan. Dari uraian di  atas dapat simpulkan bahwa motivasi berprestasi dapat meningkatkan
kinerja  guru,  dengan  memiliki  motivasi  berprestasi,  kinerja  guru  bisa  terarah  dan  terukur, tanpa  motivasi  berprestasi,  kinerja  guru  tidak  maksimal  dalam  kaitannya  untuk  mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan, karena kinerja tanpa tantangan akan membuat aktivitas guru  menjadi  hampa.  Sehingga  bisa  dikatakan  bahwa  motivasi  berprestasi  dapat  dijadikan
sebagai tantangan oleh seorang guru untuk menggapai atau meraih cita-cita yang lebih baik. Adapun  kerangka  konseptual  bagaimana  pembentukan  motivasi  tersebut  memiliki
pengaruh terhadap peningkatan kinerja guru, rangkaiannya dapat diuraikan sebagai berikut : Menjelaskan  input  yang  menggambarkan  keadaan  motivasi  guru  yang  berpengaruh
terhadap kinerja guru, yaitu rendahnya motivasi guru dalam upaya meningkatkan kinerja guru dalam  melaksanakan  tugas  keprofesiannya.  Hal  ini  terjadi  karena  kurangnya  kesejahteraan
guru  dalam  mencukupi  kebutuhan  dasarnya  seperti  kebutuhan  akan  sandang  pangan  dan papan, sehingga mengkibatkan ketidaknyamanan dalam menjalankan profesinya.
Keadaan  motivasi  selanjutnya  yaitu  rendahnya  motivasi  guru  dalam  upaya meningkatkan  prestasi  belajar  siswa.  Artinya,  apabila  tugas  yang  diberikan  tidak  sesuai
dengan  kemampuan  yang  dimiliki  oleh  guru,  maka  akan  berakibat  langsung  terhadap motivasi.  Apabila  kemampuan  dan  motivasi  rendah  atau  salah  satu  dari  keduanya  rendah
akan berpengaruh terhadap rendahnya kinerja guru. Kemudian lingkungan kerja  yang belum kondusif  juga  akan  mempengaruhi  motivasi  berprestasi  guru.  Hal  itu  terjadi  pada  seorang
guru  karena  merasa  kurang  diterima  dalam  lingkungan  sosialnya,  kurangnya penghormatan dan kurangnya penghargaan dari komunitas sosialnya, sehingga sulit untuk mencapai kinerja
dengan baik. Dari  keadaan  motivasi  di  atas,  muncul  sebuah  masalah  yaitu  belum  terbentuknya
motivasi  guru  sebagai  upaya  dalam  meningkatkan  kinerjanya.  Masalah  ini  terjadi  karena masih  rendahnya  keadaan  motivasi  guru  dalam  melaksanakan  kinerjanya  sehingga  apabila
faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi tersebut tidak terpenuhi, maka manusia belum dan bahkan tidak akan mempunyai kesempatan untuk memiliki keinginan berprestasi.
Terhadap permasalahan di atas maka diperlukan adanya strategi sebagai upaya untuk mencapai  hasil  yang  dinginkan.  Beberapa  strategi  tersebut  antara  lain  adalah  dengan
mengembangkan sistem  reward, gaji  guru, pemberian  tunjangan  serta  kenyamanan,  sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap guru. Penerapan deskripsi tugas  yang  jelas
dan  terukur  sesuai  dengan  bidang  studi  yang  diajarkan.  Strategi  ini  diperlukan  untuk menyesuaikan  kemampuan  guru  dengan  bidangnya  dalam  memberikan  pelajaran  kepada
siswanya  sehingga  dapat  terarah  dan  jelas,  karena  tidak  mungkin  mengharapkan  hasil  yang baik dari guru yang tidak mampu menjalankan profesinya.
Dengan  demikian  apabila  strategi  itu  dilakukan  maka  upaya-upaya  tersebut  akan menghasilkan  output  guru  dengan  kinerja  baik,  guru  yang  berprestasi  dan  melahirkan
sebuah pembelajaran yang bermutu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diagram dibawah ini :
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Lokasi  penelitian  adalah  MTS  Al-Inayah  Jl.  Pondok  Pesantren  Pondokmiri  Rawa Kalong Gunung Sindur Bogor. Penelitian dilakukan pada bulan September - November 2009.
B. Metode Penelitian
Sesuai dengan sifat masalah dan tujuan penelitian yang ada, maka penelitian ini akan menggunakan  kombinasi  pendekatan  kuantitatif  dan  kualitatif  berupa  metode  penelitian
deskriptif, yaitu metode yang mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta  dan  sifat-sifat  keadaan  praktek  yang  sedang  berlangsung  sehingga  kemudian
mendapatkan  sebuah  pemahaman  yang  lebih  jelas  tentang  cara  bekerjanya  motivasi  guru dalam melahirkan prestasi.
Metode tersebut ditunjang oleh data data yang diperoleh melalui: 1.  Penelitian Kepustakaan Library Research
Penulis  melakukan  pengambilan  data  yang  diperoleh  dari  kepustakaan  yang  berkaitan dengan permasalahan yang sedang dibahas berupa buku-buku mengenai kinerja guru dan
motivasi berprestasi.
2.   Penelitian Lapangan Field Research Penelitian  lapangan  dilakukan  untuk  mendapatkan  data-data  tentang  apa-apa  yang
diperlukan, dengan menggunakan tehnik pengumpulan data berupa observasi, angket dan wawancara.
C. Populasi dan Sampel
Adapun populasi  dalam  penelitian  ini  adalah  seluruh  guru  yang  berada di  Madrasah Tsanawiyyah Al-Inayah Rawa kalong Gunung sindur Bogor dengan jumlah guru sebanyak 27
orang. Sedangkan  sampel  yang diambil dalam penelitian ini adalah guru-guru dari berbagai
bidang studi yaitu guru agama, guru IPA, guru IPS, guru Matematika, guru PPKN, dan guru