pada usaha guru untuk dapat membangkitkan motivasi pada siswanya untuk belajar. Dalam garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai sebagai berikut:
1. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau kegagalan perbuatan belajar siswa. Belajar tanpa motivasi kiranya sulit untuk berhasil.
2. Pengajar yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang dimiliki oleh siswa.
3. Pengajaran yang bermotivasi membentukaktivitasdan imaginitas pada gum untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yangsesuai dan serasi guna
membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru senantiasa berusaha agar siswa-siswa pada akhirnya memiliki self motivasi dan yang baik.
4. Berhasil atau tidak berhasilnya dalam membangkitkan penggunaan motivasi dalam pengajaran sangat erat hubungan dengan aturan disiplin dalam kelas. Ketidakberhasilan
dalam hai ini mengakibatkan timbulnya masalah disiplin dalam kelas. 5. Azas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari asas-asas mengajar.
Penggunaan motivasi dalam mengajar bukan saja melengkapi prosedur mengajar, tetapi juga menjadi faktor yang menentukan pengajaran yang efektif. Demikian pengajaran asas
motivasi adalah sangat penting dalam proses belajar dan mengajar.
47
Adanya fungsi motivasi ini sebagai pendorong manusia dalam menentukan arah perbuatan dalam mencapai tujuannya. Karena tanpa adanya motivasi maka manusia sulit
untuk menggapai tujuannya.
4. Motivasi Berprestasi Sebagai Investasi Kinerja
Kerja merupakan kegiatan dalam melakukan sesuatu dan orang yang kerja ada kaitannya dengan mencari nafkah atau bertujuan untuk mendapatkan imbalan atas prestasi
yang telah diberikan atas kepentingan organisasi. Prestasi kerja atau kinerja performance diartikan sebagai ungkapan kemampuan
yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu. Masalah kerja selalu mendapatkan perhatian dalam manajemen karena berkaitan
dengan produktivitas organisasi.
47
Drs. Mahfud Salahuddin, Pengantar Psikologi Pendidikan Surabaya : Bina Ilmu 1990 Cet. Ke-3 hal 115-116.
Pada hakikatnya orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan atas dorongan atau motivasi tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku,
sedangkan tujuan berfungsi mengarahkan perilaku. Proses motivasi sebagian besar diarahkan untuk memenuhi dan mencapai kebutuhan. Apabila digambarkan proses pemenuhan
kebutuhan manusia itu secara sederhana tampak sebagai berikut:
KEBUTUHAN USAHAPERILAKU
PRESTASI
EVALUASI KEBUTUHAN IMBALAN
Sumber : Landasan Manajemen Pendidikan, DR Nanang Fattah Sebagaimana telah disinggung pada bagian terdahulu dalam teori perilaku, proses
pemenuhan kebutuhan didasari oleh teori perilaku yaitu teori motivasi. Motivasi kerja telah dikemukakan oleh para pakar manajemen secara bervariasi. Maslow dengan model hierarki
kebutuhan, herzberg dengan teori dua faktor, McClelland dengan motivasi berprestasi diikuti oleh teori harapan Model Patchenm Porter dan Lawler.
1. Maslow: kebutuhan bertingkat mulai dari yang paling tinggi berturut-turut sampai yang paling rendah: pemujudan diri, kebutuhan ego, kebutuhan kasih sayang, kebutuhan rasa
aman, dan kebutuhan fisiologis. 2. Herzberg: teori dua faktor.
Faktor Higine Motivasi
Gaji Kondisi
Kebijakan perusahaan Penyediaan
Kelompok Kerja Kemajuan
Perkembangan Tanggung jawab
Penghargaan Prestasi
Pekerjaan itu sendiri Sumber : Landasan Manajemen Pendidikan, DR Nanang Fattah
3. David C. McCelland 1961 berdasarkan hasil penelitiannya bahwa motivasi berprestasi mempunyai pengaruh yang jauh lebih penting untuk keberhasilan atau kegagalan suatu
perusahaan industri dibanding dengan motif manapun.
4. Vroom 1960, motivasi kerja ditentukan oleh : kekuatan, harapan dan batu loncatan.
48
Disamping motivasi-motivasi diatas, ada juga yang berpendapat bahwa uang menjadikan orang untuk mengejarnya. Maksudnya uang dapat mengungkapkan prestasi,
kesuksesan, rasa aman, dan persahabatan. dalam penulisan ini akan dipilih pendapat David C. McCelland.
Seorang pemimpin yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi memiliki karakteristik, antara lain:
1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi; 2. Memiliki program kerja berdasarkan rencana dan tujuan yang realistik serta berjuang
untuk merealisasikannya; 3. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dan berani mengambil risiko yang
dihadapi-nya; 4. Melakukan pekerjaan yang berarti dan menyelesaikannya dengan hasil yang
memuaskan. 5. Mempunyai keinginan menjadi orang terkemuka yang menguasai bidang tertentu.
Sebaliknya pemimpin yang motif berprestasinya rendah, dicirikan oleh sejumlah hal berikut :
1. Kurang memiliki tanggung jawab pribadi dalam mengerjakan suatu aktivitas; 2. Memiliki program kerja tetapi tidak didasarkan pada rencana dan tujuan yang realistik
serta lemah rnelaksanakannya; 3. Bersikap apatis dan tidak percaya diri;
4. Ragu-ragu dalam mengambil keputusan; 5. Tindakannya kurang terarah pada tujuan.
49
Seseorang yang mempunyai motivasi yang tinggi maka dia akan berusaha melakukan
yang terbaik, memiliki kepercayaan terhadap kemampuan untuk bekerja mandiri dan bersikap optimis, memiliki ketidakpuasan terhadap prestasi yang telah diperoleh serta mempunyai
tanggung jawab yang besar atas perbuatan yang dilakukan sehingga seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi pada umumnya lebih berhasil dalam
menjalankan tugas dibandingkan dengan mereka yang memiliki motif berprestasi yang rendah.
50
48
DR. Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004 Cet ke-7 hal 19-20.
49
http:kspei.multiply.comjournal
50
Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam PendidikanKonsep, Strategi, dan Aplikasi Jakarta: PT Grasindo, 2002, hal 67.
Penjelasan ini menunjukkan bahwa motivasi berprestasi para guru amat penting dalam peningkatan kualitas kerja guru dan karyawan di sekolah. Motivasi kerja diartikan sebagai
investasi kinerja performace individu dalam pekerjaan sebagai usaha untuk memperoleh penghargaan. Bentuk investasi kinerja tersebut berupa : waktu, energi fisik, energi mental,
kreatifitas, semangat, rasa antusias, pengetahuan, keterampilan, dan usaha. Sedangkan penghargaan yang diharapkan antara lain: gaji, keamanan, penghargaan, penerimaan sosial
dan rasa berhasil.
51
B. Kinerja Guru