90
kesehatan berarti masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, mampu mewujudkan kemauan atau niat kesehatan masyarakat dalam bentuk tindakan atau
perilaku hidup sehat. Masyarakat yang sudah bisa mencukupi sarana, prasarana, fasilitas atau dana
untuk mendukung terwujudnya tindakan atau perilaku kesehatan, berarti telah mempunyai kemampuan untuk hidup sehat. Masyarakat yang telah mampu
memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan sarana atau prasarana kesehatan adalah masyarakat yang mandiri di bidang kesehatan. Dalam upaya penyediaan sarana dan
prasarana ini pemerintah Kecamatan Babussalam memberikan bantuan di beberapa desa, yaitu penyediaan air bersih, dan tempat pengumpulan tong sampah yang dapat
digunakan secara bersama-sama.
5.4. Pengaruh Faktor Reinforcing Informasi Pelatihan Kesehatan Terhadap Perilaku Hidup Bersih
Menurut Hassan 2005, untuk meningkatkan kesehatan dan perilaku masyarakat, faktor reinforcing informasi pelatihan dari petugas kesehatan
merupakan hal penting dilakukan. Pelatihan memiliki tujuan penting untuk meningkatkan keterampilan sebagai kriteria keberhasilan program secara
keseluruhan. Upaya pelatihan harus dapat memberikan “pengalaman belajar” yang baik bagi masyarakat. Dengan memberikan pelatihan, dapat meyakinkan masyarakat
bahwa dengan mempelajari sesuatu yang diyakini pasti mengandung manfaat; proses belajar dapat memberikan keterampilan, dan apabila keterampilan tersebut semakin
sering dipraktikkan, akan semakin tinggi tingkat keterampilannya.
91
Petugas kesehatan sebagai pendorong bagi perubahan perilaku masyarakat di Kecamatan Babussalam masih dirasakan kurang oleh masyarakat. Terlihat dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa masyarakat yang mendapatkan informasipelatihan dari kaderpetugas kesehatan dengan baik sama besar dengan yang kurang baik yaitu
50. Dari Tabel 4.12 terlihat bahwa masyarakat yang mendapatkan pelatihan dengan baik maka perilaku hidup bersih juga baik, demikian juga sebaliknya, masyarakat
dengan kategori kurang baik maka perilaku hidup bersih juga kurang baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sunawi
2003, mendapati hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara pelatihan dukungan tenaga kesehatan dengan praktek PHBS p=0,000. Demikian juga
penelitian yang dilakukan oleh Raule 2004, menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara dukungan dari tokoh masyarakat dan tenaga kesehatan dengan
perilaku hidup bersih masyarakat. Informasipelatihan yang merupakan faktor reinforcing bagi perilaku hidup
bersih menjadi hal penting dalam perubahan perilaku masyarakat, untuk itu promosi kesehatan yang paling tepat yaitu dengan memberikan penyuluhanpelatihan secara
langsung tentang lingkungan sehat, syarat hidup bersih, rumah sehat, menggunakan media yang mudah dipahami masyarakat disertai gambar-gambar dalam bentuk
brosur-brosur leaflet. Tujuan utama dari pelatihan ini yaitu agar sikap dan perilaku kaderpetugas kesehatan dapat menjadi teladan, contoh, atau acuan bagi masyarakat
tentang hidup sehat berperilaku hidup sehat.
92
Dalam upaya promosi kesehatan hygiene dan sanitasi ini diharapkan peran serta pemerintah baik pusat maupun daerah mengeluarkan peraturan-peraturan yang
berkaitan dengan kesehatan hygiene dan sanitasi agar dapat menunjang perilaku hidup sehat bagi masyarakat, misalnya peraturan tentang pembuatan sumur gali,
Gerakan Jum’at Bersih, penghijauan, pemeliharaan ternak, dan lain-lain. Menurut Notoatmodjo 2007, cara tersebut di atas dalam perubahan perilaku masyarakat
adalah dengan cara dipaksakan kepada masyarakat sehingga mau melakukan berperilaku seperti yang diharapkan. Cara ini akan menghasilkan perilaku yang
cepat, akan tetapi perubahan tersebut belum tentu akan berlangsung lama karena perubahan perilaku yang terjadi tidak atau belum didasari oleh kesadaran sendiri.
Mengubah perilaku kesehatan masyarakat dilakukan petugas kesehatan dengan usaha promotif dan preventif sesuai dengan paradigma sehat. Usaha promotif
yang dilakukan oleh kader petugas kesehatan yaitu dengan memberikan informasi dengan penyuluhan pada masyarakat tentang kebersihan lingkungan, dan penyakit
yang disebabkan oleh faktor lingkungan. Sedangkan usaha pencegahan preventif dilakukan dengan memberikan pelatihan tentang pencegahan demam berdarah,
pembuatan sumur gali yang memenuhi syarat kesehatan, pembuatan jamban, pembuangan air limbah yang baik, dan menanyakan masalah-masalah yang berkaitan
dengan kesehatan lingkungan masyarakat. Masyarakat di Kecamatan Babussalam dengan kehidupan yang masih
agamais, peran tenaga kesehatan dalam merubah perilaku masyarakat belum mendapat perhatian yang besar, dibandingkan dengan kepemimpinan seorang ustad
93
ulama. Masyarakat masih menjunjung tinggi peran ustadulama yang menjadi sosok panutan, sehingga menurut penulis, ustadulama perlu dilibatkan dan mengambil
peran yang lebih besar dalam mengubah perilaku masyarakat untuk hidup bersih. Demikian juga halnya dengan tokoh masyarakat yang disegani oleh warga
masyarakat, dapat ikut berpartisipasi dalam mengubah perilaku masyarakat.
5.5. Perilaku Hidup Bersih Masyarakat