12
program kesehatan yang akan dijalankan tersebut penting urgen. Oleh sebab itu, perlu dukungan kebijakan atau keputusan dari para pejabat tersebut.
b. Menjembatani Mediate
Promosi kesehatan juga mempunyai misi mediator atau menjembatani antara sektor kesehatan dengan sektor lain sebagai mitra. Dengan perkataan lain promosi
kesehatan merupakan perekat kemitraan di bidang pelayanan kesehatan. Kemitraan adalah sangat penting, sebab tanpa kemitraan, niscaya sektor kesehatan
tidak mampu menangani masalah-masalah kesehatan yang begitu kompleks dan luas.
c. Memampukan enable
Sesuai dengan visi promosi kesehatan, yaitu masyarakat mau dan mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya, promosi kesehatan mempunyai misi
utama untuk memampukan masyarakat. Hal ini berarti, baik secara langsung atau melalui tokoh-tokoh masyarakat, promosi kesehatan harus memberikan
keterampilan-keterampilan kepada masyarakat agar mereka mandiri di bidang kesehatan Pratomo, 2005.
2.1.1. Strategi Promosi Kesehatan
Guna mencapai tujuan promosi kesehatan secara efektif dan efisien, diperlukan cara dan pendekatan yang strategis. Cara ini disebut ”strategi”, yakni
cara mencapai tujuan promosi kesehatan agar berhasil guna dan berdaya guna.
13
Menurut WHO 1994 dalam Notoatmodjo, 2005, strategi promosi kesehatan, yaitu:
a. Advokasi Advocacy
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar orang lain membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan. Dalam konteks
promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga para
pejabat tersebut mau mendukung program kesehatan yang kita inginkan. b. Dukungan
Sosial Social support
Strategi dukungan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencapai dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat toma, baik tokoh masyarakat formal
maupun nonformal. Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program
kesehatan dengan masyarakat penerima program kesehatan. c. Pemberdayaan Masyarakat Empowerment
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri visi promosi kesehatan dimana sasaran pemberdayaan masyarakat
adalah masyarakat itu sendiri. Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa Canada pada tahun
1986 menghasilkan Piagam Ottawa Ottawa Charter. Di dalam Piagam Ottawa
14
tersebut dirumuskan pula strategi baru promosi kesehatan, yang mencakup 5 butir, yaitu:
1 Kebijakan Berwawasan Kebijakan Healthy Public Policy Maksudnya adalah suatu strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada para
pembuat kebijakan, agar mereka mengeluarkan kebijakan-kebijakan publik yang mendukung atau menguntungkan kesehatan.
2 Lingkungan yang mendukung Supportive Environment Strategi ini ditujukan kepada pengelola tempat umum termasuk pemerintah kota,
agar mereka menyediakan sarana prasarana atau fasilitas yang mendukung terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat, atau sekurang-kurangnya pengunjung
tempat-tempat umum tersebut. 3 Reorientasi Pelayanan Kesehatan Reorient Health Services
Penyelenggara penyedia pelayanan kesehatan adalah pemerintah dan swasta dan masyarakat adalah sebagai pemakai atau pengguna pelayanan kesehatan.
Pemahaman ini harus disorientasi lagi, bahwa masyarakat bukan hanya pengguna atau penerima pelayanan kesehatan, tetapi sekaligus juga sebagai penyelenggara,
dalam batas-batas tertentu. 4 Keterampilan Individu Personnel Skill
Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat, yang terdiri dari individu, keluarga dan kelompok-kelompok. Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat akan
terwujud apabila kesehatan individu-individu, keluarga-keluarga, dan kelompok- kelompok tersebut terwujud. Oleh sebab itu, strategi untuk mewujudkan
15
keterampilan individu-individu personal skill dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah sangat penting.
5 Gerakan Masyarakat Community Action Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan mampu memelihara
dan meningkatkan kesehatannya seperti tersebut dalam visi promosi kesehatan ini, maka di dalam masyarakat itu sendiri harus ada gerakan atau kegiatan-
kegiatan untuk kesehatan. Oleh sebab itu, promosi kesehatan harus mendorong dan memacu kegiatan-kegiatan di masyarakat dalam mewujudkan kesehatan
mereka. Menurut Labonte dalam Notoatmodjo 2005, bahwa promosi kesehatan harus
memasukkan konsep pemberdayaan sebagai upaya meningkatkan efektivitas promosi kesehatan. Sehubungan dengan konsep pemberdayaan masyarakat, maka konsep
promosi kesehatan berkembang menjadi 2 dua, yaitu yang disebut sebagai konvensional, dan yang selanjutnya disebut radikal. Yang bersifat konvensional
masih diletakkan pada upaya mencegah penyakit melalui pengelolaan gaya hidup, atau apabila pada kasus-kasus penyakit infeksi, melalui pengendalian vektor. Namun
yang disebut radikal, promosi kesehatan dilakukan melalui upaya pemberdayaan dan advokasi. Sehingga berikutnya pendekatan promosi kesehatan bukan hanya
pendekatan dari bawah ke atas tetapi dari bawah ke atas bottom up. Pendekatan dari bawah ke atas seringkali dianggap sebagai pendekatan yang tidak efektif, karena
adanya asumsi bahwa yang memahami persoalan kesehatan adalah pihak petugas provider, sebab provider adalah kelompok masyarakat yang sudah terdidik dengan
16
baik sehingga mempunyai kemampuan untuk mengenali masalah, menyusun perencanaan sampai dengan menetapkan rancangan dan indikator evaluasinya.
Setiap pendekatan mempunyai karakteristik yang khas. Pendekatan atas ke bawah top-down program-programnya mengikuti suatu daur yang terdiri dari
rancangan umum, menetapkan tujuan, memilih strategi, manajemen dan implementasi strategi dan evaluasi. Pendekatan dari bawah ke atas bottom up
dimulai dari upaya pihak luar membantu masyarakat mengidentifikasi permasalahan yang penting dan relevan dengan kehidupannya, serta membantu mereka
mengembangkan strategi untuk memecahkannya. Program dalam pendekatan bottom up dirancang dan dinegosiasikan dengan masyarakat, serta membutuhkan
waktu yang lebih lama. Promosi kesehatan juga didasarkan pada dimensi dan tempat pelaksanaannya,
oleh sebab itu ruang lingkup promosi kesehatan didasarkan kepada 2 dimensi yaitu dimensi aspek sasaran pelayanan kesehatan, dan dimensi tempat pelaksanaan promosi
kesehatan atau tatanan setting, Notoatmodjo, 2005. 1.
Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan kesehatan: a. Promosi kesehatan pada tingkat promotif
Sasaran promosi kesehatan pada kelompok orang sehat, dengan tujuan agar mereka mampu meningkatkan kesehatannya.
b. Promosi kesehatan pada tingkat preventif Disamping kelompok orang yang sehat, sasaran promosi kesehatan pada
tingkat ini adalah kelompok yang berisiko tinggi high risk. Tujuan utama
17
promosi kesehatan ini adalah untuk mencegah kelompok-kelompok tersebut agar tidak jatuh atau menjaditerkena sakit primary preventif.
c. Promosi kesehatan pada tingkat kuratif
Sasaran promosi kesehatan ini adalah para penderita penyakit pasien, terutama untuk penderita penyakit-penyakit kronis. Tujuan promosi ini agar
kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut tidak menjadi lebih parah secondary prevention.
d. Promosi kesehatan pada tingkat rehabilitatif
Sasaran pokok promosi kesehatan ini adalah kelompok penderita atau pasien yang baru sembuh recovery dari suatu penyakit. Tujuan utamanya adalah
agar mereka segera pulih kembali kesehatannya, dan atau mengurangi kecacatan seminimal mungkin tertiary prevention.
2. Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan tatanan, tempat pelaksanaan: a Promosi kesehatan pada tatanan keluarga rumah tangga
b Promosi kesehatan pada tatanan sekolah c Promosi kesehatan pada tatanan kerja
d Promosi kesehatan di tempat-tempat umum TTU Menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung perilaku sehat bagi
pengunjungnya, misal tersedianya tempat sampah, tempat cuci tangan, tempat pembuangan air kotor, ruang tunggu bagi perokok dan non perokok, kantin,
dan sebagainya.
18
e Promosi kesehatan di institusi pelayanan kesehatan Tempat-tempat pelayanan kesehatan, rumah sakit, puskesmas, balai
pengobatan, poliklinik, tempat praktik dokter dan sebagainya adalah tempat yang paling strategis untuk promosi kesehatan.
2.1.2. Metode dan Teknik Promosi Kesehatan