31
a. Air hujan: perlu penambahan kalsium karena tidak mengandung kalsium.
b. Air sungai dan danau: air permukaan yang jika sudah tercemar dari berbagai
macam kotoran, maka bila untuk air minum harus diolah terlebih dahulu. c.
Mata air: berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah dan belum tercemar. d.
Air sumur dangkal: belum begitu sehat, pemakaian untuk minum harus direbus dahulu, biasanya antara 5-15 meter dari permukaan tanah.
e. Air sumur dalam: biasanya dalam dari permukaan tanah lebih 15 meter.
Syarat sumur agar tidak tercemar adalah : a.
Harus ada bibir sumur, agar bila musim hujan tiba, air tanah tidak masuk ke dalamnya.
b. Pada bagian atas kurang lebih 3 m dari permukaan tanah harus di tembok.
c. Perlu diberi lapisan kerikil di bagian bawah sumur tersebut untuk mengurangi
kekeruhan.
2.2.2.2. Jamban Tempat Pengelolaan Kotoran
Jamban merupakan teknologi pembuangan tinja. Dalam buku Notoatmodjo 2003, untuk mencegahmengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan, maka
pembuangan tinja harus dikelola dengan baik. Syarat jamban yang sehat adalah : a.
Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut b.
Tidak mengotori air permukaan dan air tanah sekitarnya. c.
Tidak dapat terjangkau dari serangga terutama lalat dan kecoa, dan binatang- binatang lainnya.
32
d. Tidak menimbulkan bau dan mudah digunakan serta dipelihara.
e. Sederhana desainnya dan murah serta dapat diterima oleh pemakainya.
Untuk memenuhi syarat jamban yang sehat maka perlu diperhatikan hal berikut :
a. Sebaiknya jamban tertutup
b. Bangunan jamban mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak yang kuat.
c. Bangunan jamban ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu pandangan,
tidak menimbulkan bau dan sebagainya. d.
Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih serta sabun.
Tipe-tipe jamban adalah Entjang, 2000 : 1. Pit-privy cubluk
Jamban ini dibuat dengan membuat lubang ke dalam tanah 2,5-8 m dan berdiameter 80-120 cm. Dindingnya diperkuat dengan batubata, dapat di tembok
atau tidak. Lama pemakaian antara 5-15 tahun. Tipe jamban ini hanya baik dibuat di tempat-tempat di mana air tanah letaknya dalam. Pada jamban ini harus
diperhatikan : 1
Jangan diberi desinfektan karena mengganggu proses pembusukan sehingga cubluk cepat penuh
2 Untuk mencegah bertelur nyamuk tiap minggu diberi minyak tanah
3 Agar tidak berbau diberi kapur barus.
33
2. Aqua-privy cubluk berair Terdiri atas bak yang kedap air di dalam tanah sebagai tempat pembuangan
excreta. Proses pembusukannya sama dengan halnya pembusukan tinja dalam air kali. Untuk jamban ini agar berfungsi dengan baik, perlu pemasukan air setiap
hari, baik sedang dipergunakan atau tidak. Jamban ini dibuat di tempat yang banyak air. Bila airnya penuh, kelebihannya dapat dialirkan ke sistem lain
misalnya sistem riol atau sumur resapan. 3. Watersealed latrine Angsa-trine
Jamban ini klosetnya berbentuk leher angsa sehingga akan selalu terisi air. Fungsi air sebagai sumbat sehingga bau busuk dari cubluk tidak tercium di ruangan
rumah jamban. Keuntungan jamban ini adalah :
1 Baik untuk masyarakat kota karena memenuhi syarat keindahan.
2 Dapat ditempatkan di dalam rumah karena tidak bau sehingga pemakaiannya
lebih praktis. 3
Aman untuk anak-anak. 4. Bored hole latrine
Sama halnya dengan cubluk hanya ukurannya lebih kecil karena untuk pemakaian yang tidak lama, misal untuk perkampungan sementara. Kerugiannya, bila air
permukaan banyak maka akan mudah meluap.
34
5. Bucket latrine pail closet Tinja ditampung dalam ember atau bejana lain kemudian dibuang di tempat lain,
misal untuk penderita yang tidak dapat meninggalkan tempat tidur. 6. Trench latrine
Lubang dalam tanah dibuat sedalam 30-40 cm untuk tempat defaecatie. Tanah galiannya dipakai untuk menimbuninya.
7. Overhung latrine Jamban ini semacam rumah-rumahan dibuat di atas kolam, selokan, kali, rawa
dan sebagainya. Kerugiannya tinja mengotori air permukaan sehingga bibit penyakit yang terdapat di dalamnya dapat tersebar kemana-mana dengan air yang
dapat menimbulkan wabah. 8. Chemical toilet
Tinja ditampung dalam suatu bejana yang berisi caustic soda sehingga dihancurkan sekalian didesinfeksi. Biasanya dipergunakan dalam kendaraan
umum misalnya pesawat udara atau dalam kereta api. Dapat pula dipergunakan dalam rumah. Sebagai pembersih tidak dipergunakan air tetapi dengan kertas
toilet paper.
2.2.2.3. Sampah dan Pengolahannya Sampah adalah suatu bahan benda yang tidak dipakai lagi atau tidak
disenangi dan dibuang dengan cara–cara saniter, kecuali buangan yang berasal dari tubuh manusia.
35
Cara pengolahan sampah yang baik yaitu : a.
Ditimbun. Sampah yang diolah dengan cara ini adalah sampah yang hancur dalam tanah
seperti : sampah sayur – sayuran, daun – daunan, kertas yang mana pembuangan sampah inti
± 10 m dari sumber air. b.
Dibakar Jenis sampah yang dapat dibakar hanya sampah yang tidak dapat hancur di tanah
secara langsung seperti : plastik dan karet. Teknik dan cara pembakaran
1 Sebaiknya wadah dapat berupa tong, ember bekas dan lobang yang berukuran
1x1 meter. 2
Waktu pembakaran maksimal 1x2 hari atau apabila tong dan ember sudah penuh.
3 Jarak pembakaran dengan sumber air minum 1 meter dan diusahakan tempat
pembakaran di belakang rumah. Cara pembuangan sampah yaitu memakai tong sampah dan bak sampah
di depan rumah dan di pinggir jalan raya yang aman diangkut oleh dinas kebersihan. Akibat pembuangan sampah yang tidak sesuai dengan syarat
kesehatan yaitu : 1.
Mengotori tanah. 2.
Merusak pandangan mata.
36
3. Menimbulkan bau yang tidak enak.
4. Sebagai sumber atau tempat berkembang biaknya vektor penyakit.
Syarat–syarat tempat pembuangan sampah yang memenuhi syarat kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Konstruksinya kuat, jadi tidak mudah bocor, penting untuk mencegah berseraknya
sampah. 2.
Tempat sampah mempunyai tutup dan dibuat sedemikian rupa sehingga mudah diangkut oleh satu orang.
2.2.2.4. Air Limbah dan Pengelolaannya