47
a. Pendataan yang berhubungan dengan tugas pokok kader sanitasi untuk
lingkungan masyarakat b.
Penyuluhan untuk masyarakat di lingkungan penyehatan air bersih, penyehatan pembuangan kotoran, penyehatan lingkungan perumahan, penyehatan air buangan
limbah, dan pengawasan sanitasi tempat- tempat umum c.
Pengamatan dan penanggulangan penyakit yang dilakukan untuk mendapatkan informasi, cara penyebaran, untuk penanggulangan penyebaran secara cepat dan
tepat sebagai dasar penentuan langkah pengendalian. d.
Pengawasan yang mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap lingkungan yang berhubungan dengan hygiene dan sanitasi.
2.4. Kerangka Konsep
Hygiene dan sanitasi merupakan bagian kesehatan lingkungan. Kesehatan lingkungan di Kabupaten Aceh Tenggara masih rendah, ini terlihat dari data yang
dilaporkan Dinas Kesehatan setempat. Upaya meningkatkan kesehatan lingkungan salah satunya melalui promosi kesehatan. Promosi kesehatan merupakan pendidikan
kesehatan yang disebarluaskan pada masyarakat, agar berperilaku hidup bersih. Promosi kesehatan yang dilihat dari aspek pelayanan kesehatan adalah
pelayanan promotif dan preventif, yaitu pelayanan bagi kelompok masyarakat yang sehat agar dapat meningkatkan kesehatannya, dan dilaksanakan oleh kelompok
profesi kesehatan masyarakat.
48
Promosi kesehatan mendukung determinan yang berkaitan dengan perilaku hidup bersih masyarakat. Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan promosi kesehatan
akan mendorong determinan perilaku hidup bersih seperti faktor predisposisi, enabling dan reinforcing. Faktor predisposisi yang diteliti meliputi pengetahuan dan
sikap masyarakat. Faktor enabling meliputi fasilitas, sarana dan prasarana, seperti ketersediaan untuk hygiene dan sanitasi air bersih, jamban, sampah, pengelolaan air
limbah. Faktor reinforcing yang diteliti meliputi informasi atau pelatihan-pelatihan kesehatan yang diikuti anggota masyarakat. Adapun kerangka konsep penelitian
dapat digambarkan sebagai berikut :
49
Variabel Independen Variabel Dependen
Faktor Enabling : Ketersediaan sarana
hygiene dan sanitasi - air bersih
- jamban - tempat sampah
- air limbah - lantai rumah
- ventilasi - kesesuaian lantai
rumah dengan penghuni
Faktor Reinforcing : - Masyarakat mendapat
InformasiPelatihan Kesehatan hygiene dan
sanitasi Faktor Predisposisi :
Pengetahuan, dan Sikap masyarakat
terhadap : - air bersih
- jamban - tempat sampah
- air limbah - lantai rumah
- ventilasi - kesesuaian lantai
rumah dengan penghuni
Promosi Hygiene dan sanitasi
- Metode
- Materi
- Sasaran
Perilaku Hidup Bersih
Keterangan : = Tidak diuji secara statistik.
Gambar 4. Kerangka Konsep Penelitian
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan rancangan penelitian cross sectional, yang pengumpulan datanya dilakukan sekaligus pada suatu saat
point time approach, tidak diikuti secara terus menerus dan tidak ada follow-up, sehingga penelitian ini hanya mengkaji masalah keadaan objek pada waktu penelitian
berlangsung Sudjana, 2003.
3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Babussalam Kabupaten Aceh Tenggara dengan melihat promosi kesehatan hygiene dan sanitasi terhadap perilaku
masyarakat dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Babussalam memiliki persentase kepemilikan sarana kesehatan lingkungan yang masih belum memadai dan juga
perilaku hidup bersih yang masih rendah. Penelitian dilakukan 23 September – 22 Oktober 2008.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1. Populasi
Populasi adalah seluruh keluarga yang ada di Kecamatan Babussalam Kabupaten Aceh Tenggara, yang mempunyai satu atau lebih fasilitas sarana hygiene
dan sanitasi, seperti memiliki jamban, atau ketersediaan air bersih, limbah, tempat sampah sebanyak 3283 keluarga.
50