Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Wanita Medan

BAB III PELAKSANAAN SISTEM PEMBINAAN NARAPIDANA

DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA KELAS II A MEDAN

A. Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Wanita Medan

Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II A Medan, berdiri sejak 1986. Peranannya sangat penting sekali ia adalah salah satu bagian dari criminal justice system, peranannya bila ditinjau dari segi penegakan hukum, istilah penjara secara hukum masih digunakan hingga kini, karena terdapat di dalam KUHP Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan putusan-putusan pengadilan yang memeriksa dan menjatuhkan hukuman pidana penjara bagi terpidana. Oleh karena itu sesungguhnya para terpidana ini dihukum dan di perintahkan oleh hakim untuk masuk ke Lembaga Penjara. Luas LP Kelas II A Wanita Medan yang sekarang adalah 6,435 m 2 dengan luas bangunan seluas 5,050 m 2 . Lembaga Pemasyarakatan merupakan bagian akhir dari sistem peradilan pidana, yang merupakan bagian unit pelaksanaan teknisi bidang pemasyarakatan yang bertugas menampung, merawat, membina, melatih, melindungi dan memberikan bimbingan kepada narapidana atau anak didik. Isi lembaga pemasyarakatan wanita Medan pada saat ini dihuninya 428 orang sedangkan kapasitas hanya 150 orang Maret 2008. Dan sistem kepenjaraan dirubah menjadi pemasyarakatan, mengutamakan pembinaan dan itu dilaksanakan sejak 1964. Karena kepenjaraan tidak sesuai lagi 56 Rita Uli Situmeang: Fungsi Dan Peranan Lembaga Pemasyarakatan Dalam Pembinaan Narapidana Wanita Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Tanjung Gusta Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 dengan falsafah Pancasila. 46 Sesuai dengan struktur organisasi Departemen Kehakiman Republik Indonesia Surat Keputusan Menteri Kehakiman Hak Azasi Manusia NO : SK. J.S.46319997 tentang ORTA Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia tanggal 30 Juli 1977 di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Medan khusus untuk wanita. Narapidana wanita yang berada di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Wanita Medan berasal dari Lembaga Pemasyarakatan, rutan, dan cabang rutan se Sumatera Utara termasuk Nanggroe Aceh Darussalam NAD. Berhubung narapidana tersebut berasal dari daerah yang jauh dan kemungkinan untuk di besuk oleh keluarganya sangat kecil sekali dan mereka berada di Lembaga Pemasyarakatan Wanita ini sampai waktu yang telah ditentukan, selama putusan Pengadilan yang memutuskan mereka sampai habis masa hukuman mereka. Lembaga Pemasyarakatan mulanya merupakan rumah penjara yang didalamnya didasarkan pada sistem penghukuman tutupan yang bertujuan memberikan penjeraan balas dendam kepada narapidana, namun seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan pemikiran yang memandang perlunya napi wanita dijadikan objek yang harus dibimbing, sesuai kodratnya sebagai wanita, manusia yang punya sifat-sifat yang menjadi baik, berubah menjadi mandiri, berguna bagi nusa dan bangsa, maka Lembaga Pemasyarakatan mengubah pada pembinaannya dari yang bersifat kepenjaraan menjadi pemasyarakatan, perubahan ini 46 Masruchin Ruba’I, Mengenal dan Pembinaan di Indonesia, Jakarta : Rajawali Pers, 1997 hlm. 32 Rita Uli Situmeang: Fungsi Dan Peranan Lembaga Pemasyarakatan Dalam Pembinaan Narapidana Wanita Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Tanjung Gusta Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 berlaku secara serentak di seluruh Indonesia sejak tanggal 27 April 1964. 47 Mengingat misi dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Wanita Medan adalah melaksanakan pembinaan narapidana, melakukan pembinaan kepada narapidana wanita dan melakukan pembimbingan kepada narapidana wanita Medan serta penegakan hukum, pencegahan dan penanggulangan kejahatan serta pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia. Tujuan dari instansi Ini adalah untuk membentuk narapidana wanita agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri menjadi manusia mandiri, tidak mengulangi tindak pidana lagi sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat dapat aktif berperan dalam pembangunan dan hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan keluarga serta masyarakat. Tujuannya juga untuk memberikan jaminan perlindungan hak asasi Warga Binaan Pemasyarakatan WBP yang berada di Lembaga Pemasyarakatan dalam rangka memperlancar proses penyelidikan penuntutan dan pemerintahan di sidang pengadilan. Sistem pemasyarakatan disini menurut responden adalah 2 dua arah, yaitu sistem yang menguntungkan bagi narapidana maupun keamanan bagi masyarakat sekitarnya. Narapidana tidak dianggap sebagai objek semata melainkan mereka diberi kesempatan untuk mengembangkan dirinya dengan keterampilan yang dimilikinya 47 Soerjono Soekanto, Op.cit, hlm. 27 Rita Uli Situmeang: Fungsi Dan Peranan Lembaga Pemasyarakatan Dalam Pembinaan Narapidana Wanita Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Tanjung Gusta Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 sebagai bekal hidupnya setelah kembali ketengah-tengah masyarakat. 48 Lembaga Pemasyarakatan Wanita merupakan lembaga yang sama seperti pemasyarakatan pada umumnya yang menjalankan fungsinya sebagaimana disebutkan dalam Keputusan Menteri Kehakiman RI No.M.01.PR.07.03 tahun 1983 yaitu, melakukan pembinaan narapidana anak didik ; memberi bimbingan; mempersiapkan sarana dan pengelolaan hasil kerja; melakukan bimbingan sosial dan kerohanian narapidana dan anak didik; melaksanakan pemeliharaan keamanan dan tata tertib Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Wanita Medan; dan melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga. Lembaga Pemasyarakatan mengemban misi untuk memberikan pembinaan kepada narapidana dari tidak tahu menjadi tahu, Sedangkan visinya adalah memberikan proses pembinaan agar taat hukum memiliki kesadaran hukum. Pendekatan yang dilakukan dalam pelaksanaan pembinaan adalah secara dinamis, sistematis dan berlanjut.

B. Orientasi Pembinaan