F. Pelaksanaan Pembinaan Keterampilan Narapidana Wanita Di Lembaga
Pemasyarakatan Medan
Pembinaan keterampilan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Wanita Medan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan narapidana wanita yang wujud
kegiatannya antara lain dengan diadakannya kegiatan keterampilan berupa, membuat kue kering, susu kedelai, merangkai bunga kering, membuar keset kaki dari busa dan
lain-lain sehingga kegiatan ini dapat meningkatkan keterampilan narapidana wanita di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Wanita Medan. Pemberdayaan narapidana
wanita, pembinaan kemandirian diwujudkan dalam bentuk keterampilan dan untuk mendukung usaha-usaha mandiri dan usaha kecil dan dikembangkan sesuai dengan
bakat masing-masing kesemuanya pemberdayaan ini dimaksudkan dapat membuat narapidana perempuan menjadi mandiri setelah terbebas dari Lembaga
Pemasyarakatan Kelas II A Wanita Medan. Keterampilan tersebut akan meningkatkan kemampuan narapidana agar hasil produknya laku dijual dipasaran.
Adapun cara pemberdayaan narapidana tersebut adalah keterampilan ini yang sangat bermanfaat bagi narapidana wanita dan bahan bakunya mudah diperoleh dari
lingkungan setempat, tanpa harus memesan dari luar daerah. Pihak Lembaga Pemasyarakatan Wanita Medan sampai saat ini belum
mempunyai kerjasama yang permanen dalam menjalankan kegiatan. Dan sampai saat sekarang bahwa peran Pemerintah Daerah belum terlihat dalam meningkatkan
pembinaan warga binaan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan. Adapun keuntungan yang didapat dari kegiatan ini diperuntukkan bagi narapidana wanita itu sendiri dan
Rita Uli Situmeang: Fungsi Dan Peranan Lembaga Pemasyarakatan Dalam Pembinaan Narapidana Wanita Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Tanjung Gusta Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lembaga Pemasyarakatan, dan sebagian disetorkan ke kas negara sebesar yang telah ditentukan oleh UU yaitu 15 dari keuntungan yang diperoleh. Sedangkan untuk
narapidana sebesar 65 dari keuntungan. Dan 15 adalah untuk dana penunjang. Pemberian keuntungan ini kepada narapidana dilakukan setelah narapidana tersebut
selesai melaksanakan tugasnya dan ada juga yang setelah habis masa pidananya, dengan tujuan sebagai modal atau bekal bagi napi itu sendiri saat berada diluar
Lembaga Pemasyarakatan. Kerajinan ini diajarkan kepada narapidana wanita yang berbakat dengan pembuatan kue kering kebanyakan mereka mau melaksanakannya,
karena sangat berguna bagi mereka setelah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Wanita Medan dan mereka dapat meningkatkan taraf hidup keluarga dan
dapat membiayai anak dan keluarga kelak kemudian hari. Dalam keterampilan ini narapidana memperoleh modal dari Lembaga
Pemasyarakatan, dan untuk pemasarannya kurang lancar, jadi dibuat setelah ada pemesan. Dalam hal ini para narapidana wanita merasa beruntung dapat memperoleh
kesempatan untuk memproduksi karena mereka mendapat ilmu yang sangat berguna untuk bekal mereka setelah selesai menjalani masa pidana di Lembaga
Pemasyarakatan kelas II A Wanita Medan. Mereka berharap setelah pulang nantinya mereka bisa mengembangkan
produksinya di masyarakat sehingga bisa membantu menambah penghasilan keluarga, dapat berpartisipasi aktif dan positif dalam pembangunan dan mampu
menjadi manusia mandiri sehingga dapat bahagia dunia dan akhirat hal tersebut sesuai dengan tujuan pemasyarakatan.
Rita Uli Situmeang: Fungsi Dan Peranan Lembaga Pemasyarakatan Dalam Pembinaan Narapidana Wanita Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Tanjung Gusta Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Narapidana wanita yang sudah mengikuti pembinaan pada umumnya mereka telah menjalani ½ masa pidananya dan sudah minimum security, hal ini adalah untuk
dapat mempermudah petugas untuk mengawasinya. Selain itu juga untuk memberi bekal kepada mereka agar nantinya dapat berwirausaha dimasyarakat nantinya setelah
bebas dari Lembaga Pemasyarakatan. Dan mereka mendapatkan upah atau premi sesuai peraturan yang berlaku
sebesar 65 dari keuntungan, sehingga apabila dikumpulkan dalam tabungan mereka bisa memberikan tambahan masukan untuk uang saku mereka.
Adapun untuk pemasaran produk sampai saat ini masih terbatas untuk kalangan WBP dan petugas di Lembaga Pemasyarakatan wanita saja. Untuk
menembus pasar di luar masih sulit dilaksanakan, karena selain banyak saingan juga terbentur dengan modal yang sangat terbatas.
Jenis keterampilan yang saat ini sedang ramai digalakkan ialah keterampilan untuk produksi pembuatan kue kering dan basah. Kerjasama yang sudah berjalan
sampai saat ini mendatangkan guru bordir dari Yayasan Maya Deli Sari kerja sama dengan swasta.
Berdasarkan interviewwawancara yang diperoleh dari WBP yang telah ditunjuk untuk melaksanakan produksi kue kering, rajutan dan merangkai bunga yaitu
rata-rata mereka merasa beruntung dapat memperoleh kesempatan untuk belajar produksi karena mereka mendapatkan ilmu yang sangat berguna untuk bekal mereka
setelah selesai menjalani pidana di Lembaga Pemasyarakatan wanita. Mereka berharap setelah pulang nantinya mereka bisa mengembangkan produksinya
Rita Uli Situmeang: Fungsi Dan Peranan Lembaga Pemasyarakatan Dalam Pembinaan Narapidana Wanita Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Tanjung Gusta Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
dimasyarakat sehingga bisa membantu menambah penghasilan keluarga dapat berpartisipasi aktif dan positif dalam pembangunan dan mampu menjadi manusia
yang mandiri dan tidak melanggar hukum lagi sehingga hidup bahagia didunia dan akhirat, hal tersebut sesuai dengan tujuan pemasyarakatan.
Dari beberapa narapidana yang diwawancarai hal pembinaan narapidana wanita yang diberikan pada umumnya merasa cukup diperhatikan oleh pemerintah
melalui petugas yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wanita Medan. Pendapat mereka tentang pembinaan narapidana wanita Medan sangat positif
dan mereka merasa sangat diperhatikan yang pada akhirnya setelah mendapat pembinaan mereka semua dapat mengembangkan ilmu apabila bebas dari Lembaga
Pemasyarakatan. Dari sepuluh narapidana wanita tersebut semua merasa beruntung dapat ilmu
di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Wanita Medan peneliti mengambil sampel 10 orang dari narapidana yang berjumlah 284 orang.
Rita Uli Situmeang: Fungsi Dan Peranan Lembaga Pemasyarakatan Dalam Pembinaan Narapidana Wanita Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Tanjung Gusta Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Tabel 2 Penggolongan Narapidana Wanita Berdasarkan Tindak Pidana Yang Dilakukan
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Wanita Medan Per Maret 2008
68
No Jenis Kejahatan
Pasal KUHP Jumlah
1. Pencurian 38 orang
2. Perampokan 5
orang 3. Pembunuhan
17 orang
4. Penganiayaan 8 orang
5. Kesusilaan 3
orang 6. Korupsi
1 orang
7. Perjudian 10
orang 8. Pemalsuan uang
4 orang 9. Penipuan
22 orang
10. Penggelapan 22 orang
11. Penadahan 3
orang 12. Penculikan
1 orang
13. Ketertiban -
14. Pembakaran 4 orang
15. Narkotika 252 orang
16. UU NO. 3 02 27 orang
17. Pemalsuan Surat Materai 3 orang
18. Lain-lain 11
orang 19. Napi residivis
18 orang 20. Tahanan Residivis
21 orang 21. Napi tahanan
39 orang
Jumlah 419 orang
68
Sumber data Papan Daftar Registrasi per Maret 2008 Lembaga Pemasyarakatan Wanita Medan.
Rita Uli Situmeang: Fungsi Dan Peranan Lembaga Pemasyarakatan Dalam Pembinaan Narapidana Wanita Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Tanjung Gusta Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Untuk saat sekarang ini isi lembaga pemayarakatan adalah terdiri dari narapidana sebanyak 284 orang dan tahanan 135 orang, jadi jumlah keseluruhan 419
orang Warga Binaan Pemasyarakatan WBP dan narapidana. Narapidana tersebut meliputi narapidana yang pidananya 1 satu tahun keatas sebanyak 241 orang,
dibawah 1 satu tahun 3 bulan 1 tahun 36 orang dan pidana dibawah 3 bulan - orang. Sementara Warga Binaan Pemasyarakatan WBP polisi 1 orang terdiri dari
Warga Binaan Pemasyarakatan WBP kejaksaan 3 orang, Warga Binaan Pemasyarakatan WBP pengadilan tingkat I 7 orang, dan tingkat banding 3 orang
dan seumur hidup 1 orang.
Rita Uli Situmeang: Fungsi Dan Peranan Lembaga Pemasyarakatan Dalam Pembinaan Narapidana Wanita Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Tanjung Gusta Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
BAB IV FUNGSI DAN PERANAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM