UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3.4 Pengujian Parameter Non spesifik Ekstrak  Depkes RI, 2000.
a. Susut Pengeringan
Ektrak ditimbang dengan seksama sebanyak 1-2 gram dan dimasukkan ke dalam  botol  timbang  dangkal  bertutup  yang  sebelumnya  telah  dipanaskan  pada
suhu  105 C  selama  30  menit  dan  telah  ditara.  Sebelum  ditimbang,  ekstrak
diratakan  dalam  botol  timbangan  dengan  menggoyang-  goyangkan  botol,  hingga merupakan  lapisan  setebal  lebih  kurang  5  mm  sampai  10  mm,  kemudian
dimasukkan  kedalam  oven,  buka  tutupnya.  Pengeringan  dilakukan  pada  suhu penetapan  yaitu  105
C  hingga  diperoleh  bobot  tetap  lalu  ditimbang.  Sebelum setiap  pengeringan,  botol  dibiarkan  dalam  keadaan  tertutup  mendingin  dalam
eksikator hingga suhu kamar.
b. Kadar Air
Pengukuran kadar air dilakukan dengan cara kurang lebih 3 gram  ekstrak dimasukkan  dan  ditimbang  seksama  dalam  wadah  yang  telah  ditara.  Ekstrak
dikeringkan  pada  suhu  105 C  selama  5  jam  dan  ditimbang.  Pengeringan
dilanjutkan  dan  ditimbang  pada  jarak  1  jam  sampai  perbedaan  antara  2 penimbangan berturut- turut tidak lebih dari 0,25.
c. Kadar Abu
Lebih  kurang  2-3  g  ekstrak  yang  telah  digerus  dan  ditimbang  seksama, dimasukkan  kedalam  krus  platina  atau  krus  silikat  yang  telah  dipijarkan  dan
ditara,  lalu  ekstrak  diratakan.  Dipijarkan  pelahan-lahan  hingga  arang  habis, didinginkan,  ditimbang.  Jika  arang  tidak  dapat  hilang,  ditambahkan  air  panas,
disaring  dengan  menggunakan  kertas  saring  bebas  abu.  Dipijarkan  sisa  abu  dan kertas saring dalam  krus yang sama. Filtrat dimasukkan ke dalam krus, diuapkan,
dipijarkan  hingga  bobot  tetap,  ditimbang.  Kadar  abu  dihitung  terhadap  berat ekstrak dan dinyatakan dalam  bb.
3.3.5 Pengujian Parameter Spesifik  Depkes RI, 2000.
Uji parameter spesifik hanya dilakukan uji parameter organoleptik ekstrak dengan menggunakan pancaindera mendeskripsikan bentuk, warna, bau dan rasa.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.4 Rancangan Percobaan
Hewan  coba  yang  digunakan  adalah  tikus  putih  jantan  galur  Wistar, berumur 2-3 bulan  dengan berat badan 150
– 250 gram diaklimatisasi selama dua minggu agar dapat menyesuaikan dengan lingkungannya. Selama proses adaptasi,
dilakukan pengamatan kondisi umum dan penimbangan berat badan. Hewan  uji  dipilih  sebanyak  30  ekor  tikus  putih  jantan  secara  acak  untuk
dibagi  menjadi  6  kelompok,  masing-  masing  terdiri  dari  5  ekor.  Penentuan  tikus tiap kelompok  mengacu pada syarat WHO.
Tabel 1. Tabel Perlakuan Metode Induksi Aloksan Kelompok  Jumlah                             Perlakuan