Pengelohan Data METODE PENELITIAN
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
darah, seluruh tikus dipuasakan selama 18 jam untuk meniadakan pengaruh zat- zat lain pada pengukuran kadar glukosa darah.
Tikus diinduksi melalui interperitoneal dengan dosis 100mgkg BB atau setara dengan 20mg200g BB dipilih untuk membuat diabetes tipe 2 dalam
penelitian ini, karena diharapkan diabetes yang timbul berupa resistensi insulin yang masih dapat diobati oleh penggunaan obat hipoglikemik. Setelah diinduksi
dengan aloksan kemudian tikus dipelihara selama 7 hari sebelum diberi perlakuan dengan sampel uji untuk membuat hiperglikemia yang stabil.
Setelah tikus hiperglikemia oleh induksi aloksan, tikus kemudian dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan untuk kelompok yang akan diberikan terapi.
Adapun 1 kelompok untuk kelompok kontrol normal tanpa diinduksi aloksan. Pemberian ekstrak n-heksan Mastigophora diclados dan glibenklamid sebagai
terapi hiperglikemik diberikan secara oral pada tikus selama 28 hari. Glibenklamid dilipilih sebagai terapi pembanding ekstrak n-heksan Mastigophora
diclados karena glibenklamid diabsorpsi dari lambung dan sangat bagus di protein
plasma, dikeluarkan lewat feses dan di metabolisme di urin Paffitt, 1983. Adapun pemberian glibenklamid dan ekstrak n-heksan diberikan dalam sediaan
suspensi dengan penambahan NaCMC 0,5 sebagai agen pensuspensi. Setelah pengukuran glukosa darah didapatkan hasil, kemudian dapat
dihitung nilai rerata dan standar deviasi yang dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Nilai Rerata dan Standar Deviasi Kadar Glukosa Darah Tikus
Kelompok Perlakuan
Hari ke 0 sebelum
pemberian ekstrak
Hari ke 7 setelah
pemberian ekstrak
Hari ke 14 setelah
pemberian ekstrak
Hari ke 21 setelah
pemberian ekstrak
Hari ke 28 setelah
pemberian ekstrak
Kontrol normal 58,8±15,31
60,6±15,38 59,2±12,85
60±15,41 60,2±12,35
Kontrol negatif 161,8±12,67
165±13,54 169,6±13,12
189,8±8,61 171,4±23,43 Kontrol positif
136,2±14,75 107,6±15,09 93,8±17,12
78,4±18,76 65,8±19,51 Dosis 1mgkg BB
149,75±7,41 124,5±3,51
111,25±4,97 104,5±4,04 105±4,35
Dosis 10mgkg BB 143±7
142±6 126,75±14,43 115±15,76
109±12,72 Dosis 100mgkg BB
164,6±14,01 98,33±14,57 72,66±10,70
69,5±22,01 58,8±8,52
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hasil penelitian ini didapat bahwa rerata kadar glukosa darah pada kelompok perlakuan lebih tinggi dari pada kelompok kontrol dan hasil ini tidak
bermakna secara
statistik. Untuk
membandingkan lebih
jelas efek
antihiperglikemik antara kelompok, dapat dilihat pada presentase penurunan kadar glukosa pada tabel 5.
Tabel 5. Presentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Tikus Kelompok Perlakuan
Hari ke 7 Hari ke 14
Hari ke 21 Hari ke 28
Kontrol positif 20,99
31,13 42,43
51,68 Dosis 1mgkg BB
16,8 25,71
30,21 29,88
Dosis 10mgkg BB 0,6
11,36 19,58
23,77 Dosis 100mgkg BB
40,2 55,8
57,7 64,2
Untuk penelitian antihiperglikemik ini menggunakan dosis bertingkat secara teratur pada tikus. Ekstrak di siapkan dalam 3 besaran dosis kelipatan 10
untuk tiap kelompok. Besarnya dosis ditentukan dari hasil penelitian tahun sebelumnya yang mengacu pada penelitian Endah Purnamasari, yang
menunjukkan efek paling baik pada pemberian dosis 100mgkg BB. Dilihat dari hasil presentase kadar penurunan glukosa darah seluruh dosis
perlakuaan dari dosis rendah sampai dosis tinggi mengalami penurunan glukosa darah namun dari data tersebut dapat dilihat dosis yang dapat menurunkan
glukosa secara maksimal terdapat pada dosis tinggi 100mgkg BB adapun dosis rendah 1mgkg BB lebih besar presentase penurunannya dibandingkan
dosis sedang 10mgkg BB. Dari presentase kadar penurunan tersebut dapat dibuat kurva hubungan antara kadar glukosa darah mgdL terhadap waktu hari
untuk semua kelompok perlakuan dapat dilihat pada gambar 3.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 3. Kadar Glukosa Darah Pada Metode Induksi Aloksan
Pada grafik diatas dapat dilihat yang menunjukkan efek penurunan kadar glukosa darah yang paling besar adalah perlakuan ektrak n-heksan dari lumut hati
Mastigophora diclados
dosis tinggi
100mgkgBB diikuti
perlakuan glibenklamid 0,1mg200gBB kemudian ekstrak n-heksan dari lumut hati
Mastigophora diclados dosis rendah 1mgkgBB dan terakhir perlakuan ekstrak n-heksan dari lumut hati Mastigophora diclados dosis sedang 10mgkgBB.
Grafik pada kontrol negatif dimana tikus hanya diinduksikan oleh aloksan terjadi penurunan pada hari ke 28 hal ini mungkin dikarenakan adanya
regenerasi sel beta pankreas, sesuai dengan penelitian Chaugale et al, 2007 yang mengatakan bahwa regenerasi pankreas dapat terjadi pada waktu 12 hari pada
penggunaan aloksan dosis 120mgkgBB. Dalam penelitian tersebut juga dikatakan bahwa pemberian aloksan dosis 140mgkg BB akan terjadi peningkatan glukosa
darah yang dapat kembali normal pada waktu beberapa bulan. Dari seluruh data diatas memperlihatkan bahwa efek penurunan kadar
glukosa darah secara maksimal terdapat pada dosis tinggi 100mgkg BB. Sedangkan untuk dosis rendah 1mgkg BB dan dosis sedang 10mgkg BB
belum dapat menghasilkan efektifitas dosis yang maksimal perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan dosis yang lebih bervariasi agar diketahui dosis
optimal untuk dapat menurunkan glukosa darah pada tikus hiperglikemik.
58.8 60.6
59.2 60
60.2 161.8
165 169.6
189.8 171.4
136.2 107.6
93.8 78.4
65.8 149.75
124.5 111.25
104.5 105
143 142
126.75 115
109 164.6
98.33 72.66
69.5 58.8
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
7 14
21 28
Grafik Kadar Glukosa Darah Tikus
Kontrol Normal Kontrol Negatif
Kontrol Positif Dosis rendah
Dosis Sedang Dosis Tinggi