24                   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Penyiapan Bahan
Tumbuhan  lumut  hati  yang  digunakan  diperoleh  dari  Gunung  Slamet Purwokerto.  Kemudian  dilakukan  determinasi  di  Pusat  Penelitian  Bogoriense
LIPI Cibinong Bogor yang bertujuan untuk mengetahui keaslian tumbuhan yang akan  digunakan  dan  untuk  menghindari  terjadinya  kesalahan  dalam  pemilihan
tumbuhan. Hasil determinasi yang diperoleh menunjukan bahwa tumbuhan lumut hati yang digunakan merupakan spesies Mastighopora diclados Brid. Nees.
Tumbuhan  lumut  yang  diperoleh,  disortasi  untuk  memisahkan  antara tumbuhan dengan kotoran dan kontaminan lainnya. Proses pengeringan dilakukan
dengan  cara  diangin-anginkan  yang  bertujuan  untuk  meminimalisir  adannya pemanasan yang dapat merusak senyawa yang terkandung, penghalusan dilakukan
untuk memperkecil
ukuran partikel
tanaman, yang
bertujuan untuk
memaksimalkan  dalam  proses  ekstraksi,  karena  semakin  kecil  ukuran  partikel, semakim  besar  luas  permukaannya,  sehingga  kontak  antara  pelarut  dengan
partikel  tanaman  semakin  besar  dan  proses  ekstaksi  dapat  berjalan  maksimal. Simplisia disimpan dalam wadah tertutup rapat.
4.2 Ekstraksi
Tumbuhan lumut  hati diekstraksi  dengan menggunakan metode maserasi. Cara  ini  dipilih  untuk  meminimalisir  kerusakan  senyawa  termolabil.  Proses
maserasi  ini  menggunakan  teknik  maserasi  bertingkat  dengan  pelarut  yang memiliki tingkat kepolaran yang berbeda  yaitu n-heksan, etil asetat dan metanol.
Alasan menggunakan teknik  maserasi  bertingkat ini  yaitu untuk  memaksimalkan proses  ekstraksi  dimana  senyawa  akan  terekstraksi  berdasarkan  tingkat
kepolarannya. Sebuk  simplisia  lumut  yang  digunakan  untuk  maserasi  sebanyak  2103
gram  yang  kemudian  diperoleh  ekstrak  n-heksan  sebanyak  46  gram  dengan randemen 2,18.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 2. Hasil Karateristik Ektrak n- heksan dari Mastigophora diclados
No Parameter
Ektrak n-heksan
1. Organoleptis
Warna  : hitam Bau      : jamu
Bentuk : gumpalan kasar 2.
Kadar air 0,048
3. Kadar abu
0,636
4.3 Hasil Penapisan Fitokimia
Penapisan fitokimia dilakukan untuk mengidentifikasi komponen apa saja yang    terkandung  dalam  tanaman  sehingga  memungkinkan  untuk  megetahui
senyawa  yang  berpotensi  sebagai  antidiabetes.  Penapisan  fitokimia  yang dilakukan  meliputi  uji  senyawa  alkaloid,  flavonoid,  steroid,  terpenoid,  saponin,
tanin  dan  fenol.  Berdasarkan  uji  fitokimia  yang  dilakukan  diketahui  bahwa ekstrak n-heksan Mastighopora diclados hanya mengandung terpenoid.
Tabel 3. Hasil Penapisan Fitokimia No.
Metabolit Sekunder Hasil
1. Alkaloid
- 2.
Flavonoid -
3. Saponin
- 4.
Steroid -
5. Terpenoid
+ 6.
Tanin -
7. Fenol
- Keterangan : + Memberikan reaksi positif, - Memberikan reaksi negatif
4.4 Pengukuran Kadar Glukosa Darah Dengan Metode Induksi Aloksan
Pada  penelitian  ini  tikus  diaklimatisasi  selama  2 minggu  agar  tikus  dapat menyesuaikan  diri  dengan  lingkungannya  dengan  pemberian  makan  dan  minum.
Setelah  aklimatisasi,  tikus  kemudian  ditimbang.  Sebelum  dilakukan  pengukuran