Gejala Kilinik Diabetes Mellitus Gestasional

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Injeksi aloksan ke dalam hewan menyebabkan penurunan dari sel pada pulau langerhans yang sangat kecil. Sejak sel ini disintesis oleh hormon insulin, aloksan sering digunakan untuk induksi diabetes pada percobaan hewan Halliwel et al, 1999. Aloksan terdapat dalam tiga bentuk senyawa yaitu aloksan anhidrat, aloksan monohidrat dan aloksan tetrahidrat. Aloksan mempunyai bentuk hablur kristal, tidak berair, warna merah muda pada suhu 230 C dan tidak stabil pada suhu 256 C. LD50 pada dosis 200 mgkg BB secara intravena. Sebagai diabetogenik, aloksan dapat digunakan secara intravena, intraperitoneal dan subkutan. Dosis intravena yang digunakan biasanya 65mgkg BB, sedangkan intraperitoneal dan subkutan adalah 2-3 kalinya Szkudelsi, 2001. Mekanisme aksi dalam menimbulkan perusakan yang selektif belum diketahui dengan jelas. Beberapa hipotesis tentang mekanisme aksi yang telah diajukan antara lain adalah pembentukan kelat terhadap Zn, interfersi dengan enzim- enzim sel pulau langerhans pankreas secara selektif oleh aloksan belum banyak diketahui Suharmiati, 2003. Penelitian terhadap mekanisme kerja aloksan secara in vitro menunjukan bahwa aloksan menginduksi pengeluaran ion kalsium dari mitokondria sel pankreas sehingga proses oksidasi sel tersebut terganggu. Keluarnya ion kalsium dari mitokodria menyebabkan gangguan homeostatis yang merupakan awal dari matinya sel pankreas sehingga tidak dapat memproduksi insulin Suharmiati, 2003.

2.6 Glibenklamid Paffitt, 1983

Gambar 2. Struktur glibenklamid Sinonim : Glibenklamid, glyburide, glybenclamide Rumus molekul : C 23 H 28 CIN 3 O 5 S UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berat molekul : 494.01 Deskripsi : Bewarna putih atau hampir putih, berbentuk serbuk kristal. Dosis : Dosis 5 mghari selama 7 hari, dosis 2,5 mg - 5 mghari sampai 15 mghari. Absorpsi : Glibenklamid diabsorpsi dari lambung dan sangat bagus di protein plasma, dikeluarkan lewat feses dan di metabolisme di urin. Glibenklamid adalah golongan sulfonilurea yang mempunyai aksi sama dengan kloporpamid. Setelah diberikan dosis tunggal dari glibenklamid, gula darah turun 3 jam dan konsentrasi berkurang kira-kira 15 jam. Pasien yang usia lanjut membutuhkan dosis yang lebih kecil. Sebagian pasien dikontrol dengan insulin dan dapat juga dikontrol dengan glibenklamid.

2.7 Metode Pengujian Diabetes

2.7.1 Metode Induksi Aloksan

Keadaan diabetes pada hewan uji ini dapat dilakukan dengan cara pankreotomi dan juga secara kimia. Zat-zat kimia sebagai induktor diabetogen antara lain aloksan dan steptrozosin yang pada umumnya dapat diberikan secara parenteral. Zat diatas mampu menginduksi hiperglikemi yang permanen dalam waktu dua sampai tiga hari Depkes, 1993. Prinsip metodenya adalah kepada hewan uji dilakukan dengan memberikan suntikan aloksan monohidrat secara intravena dengan dosis 65 mgkg BB. Perembangan hiperglikemia diperiksa setiap hari. Pemberian antidiabetes secara oral dapat menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan terhadap hewan uji positif Depkes, 1993. 2.7.2 Metode Toleransi Glukosa Kemampuan tubuh untuk menggunakan karbohidrat disebut toleransi karbohidrat toleransi glukosa. Dengan memberikan glukosa secara oral, kadar glukosa darah akan naik, tetapi tetap dalam keadaan normal tidak pernah melebihi