Penyiapan Bahan Ekstraksi HASIL DAN PEMBAHASAN
                                                                                UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 3. Kadar Glukosa Darah Pada Metode Induksi Aloksan
Pada  grafik  diatas  dapat  dilihat  yang  menunjukkan  efek  penurunan  kadar glukosa darah yang paling besar adalah perlakuan ektrak n-heksan dari lumut hati
Mastigophora diclados
dosis tinggi
100mgkgBB diikuti
perlakuan glibenklamid  0,1mg200gBB  kemudian  ekstrak  n-heksan  dari  lumut  hati
Mastigophora diclados dosis rendah 1mgkgBB dan terakhir perlakuan ekstrak n-heksan dari lumut hati Mastigophora diclados dosis sedang 10mgkgBB.
Grafik    pada  kontrol  negatif  dimana  tikus  hanya  diinduksikan  oleh aloksan  terjadi  penurunan  pada  hari  ke  28  hal  ini  mungkin  dikarenakan  adanya
regenerasi sel beta pankreas, sesuai dengan penelitian Chaugale et al, 2007 yang mengatakan  bahwa  regenerasi  pankreas  dapat  terjadi  pada  waktu  12  hari  pada
penggunaan aloksan dosis 120mgkgBB. Dalam penelitian tersebut juga dikatakan bahwa  pemberian  aloksan  dosis  140mgkg  BB  akan  terjadi  peningkatan  glukosa
darah yang dapat kembali normal pada waktu beberapa bulan. Dari  seluruh  data  diatas  memperlihatkan  bahwa  efek  penurunan  kadar
glukosa  darah  secara  maksimal  terdapat  pada  dosis  tinggi  100mgkg  BB. Sedangkan  untuk  dosis  rendah  1mgkg  BB  dan  dosis  sedang  10mgkg  BB
belum  dapat  menghasilkan  efektifitas  dosis  yang  maksimal  perlu  dilakukan penelitian  lebih  lanjut  dengan  dosis  yang  lebih  bervariasi  agar  diketahui  dosis
optimal untuk dapat menurunkan glukosa darah pada tikus hiperglikemik.
58.8 60.6
59.2 60
60.2 161.8
165 169.6
189.8 171.4
136.2 107.6
93.8 78.4
65.8 149.75
124.5 111.25
104.5 105
143 142
126.75 115
109 164.6
98.33 72.66
69.5 58.8
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
7 14
21 28
Grafik Kadar Glukosa Darah  Tikus
Kontrol Normal Kontrol Negatif
Kontrol Positif Dosis rendah
Dosis Sedang Dosis Tinggi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Belum  terdapat  penelitian  mengenai  aktivitas  antidiabetes  dari Mastigophora  diclados.  Beberapa  penelitian  sebelumnya  menunjukkan  bahwa
ekstrak  n-heksan  dari  tumbuhan  dapat  memiliki  aktivitas  sebagai  antidiabetes antara  lain  biji  jinten  hitam  yang  dilaporkan  memiliki  dosis  10gkg  BB
Khanam,2009  maka  ekstrak  n-heksan  dari  Mastigophora  diclados  memiliki aktivitas antidiabetes yang lebih besar karena dosis yang digunakan hanya sebesar
100mgkg BB dengan metode yang sama. Pada  penelitian  tersebut  dilaporkan  juga  bahwa  metabolit  sekunder  yang
didapat  adalah  senyawa  terpenoid.  Dalam  penelitian  ini  ekstrak  n-heksan  dari lumut hati Mastigophora diclados  juga didapatkan metabolit sekunder yang sama
yaitu  terpenoid.  Kandungan  senyawa  terpenoid  dapat  sebagai  antioksidan  yang dimana  dapat  membantu  tubuh  dalam  proses  pemulihan  sel-sel  tubuh  Nur  asda
wardiah, 2009. Berbagai penelitian sebelumnya juga  menyatakan bahwa tumbuhan  yang
mengandung  antioksidan dapat  menekan terjadinya stress  oksidatif  dan mampu menurunkan kadar gula darah  pada diabetes antara lain jahe Zingiber officinale,
kumis kucing Orthosiphon aristatus, jeruk purut Citrus aurantiifolia Miyake et al. 1998.
Selanjutnya,  untuk  melihat  kesamaan  dan  perbedaan  nilai  rata-rata presentase kadar glukosa   darah tikus pada setiap kelompok uji data pengukuran
glukosa  darah  dianalisis  secara  statistik  dengan  mengunakan  Uji    ANOVA  satu arah  lampiran  12.  Uji  statistik  awal  yakni  dilakukan  uji  normalitas  dengan
menggunakan kolmogorov-smirnof, dari tabel normalitas diketahui bahwa seluruh hewan  uji  terdistibusi  dengan  normal  P≥0,05  baik  sebelum  maupun  setelah
perlakuan. Pada  hasil  pengujian  BNT  menunjukkan  bahwa  kontrol  positif,  dosis
rendah, dosis sedang dan  dosis tinggi  berbeda  signifikan  dengan kontrol negatif yang  artinya  bahwa  glibenklamid  dan  ekstrak  n-heksan  dari  lumut  hati
Mastighopora  diclados  dapat memberikan efek  antidiabetik terhadap tikus  yang di  induksi  aloksan.  Pada  hari  ke  7,  21  dan  28  kontrol  positif  tidak    terjadi
perbedaan  secara  bermakna  dengan  dosis  tinggi  yang  artinya  bahwa  dosis  tinggi mempunyai  efek  yang  hampir  sama  dengan  kontrol  positif  atau  bahkan  dapat
                                            
                