Rancangan Percobaan Pembuatan Sediaan Dosis Uji

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 2. Hasil Karateristik Ektrak n- heksan dari Mastigophora diclados No Parameter Ektrak n-heksan 1. Organoleptis Warna : hitam Bau : jamu Bentuk : gumpalan kasar 2. Kadar air 0,048 3. Kadar abu 0,636

4.3 Hasil Penapisan Fitokimia

Penapisan fitokimia dilakukan untuk mengidentifikasi komponen apa saja yang terkandung dalam tanaman sehingga memungkinkan untuk megetahui senyawa yang berpotensi sebagai antidiabetes. Penapisan fitokimia yang dilakukan meliputi uji senyawa alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, saponin, tanin dan fenol. Berdasarkan uji fitokimia yang dilakukan diketahui bahwa ekstrak n-heksan Mastighopora diclados hanya mengandung terpenoid. Tabel 3. Hasil Penapisan Fitokimia No. Metabolit Sekunder Hasil 1. Alkaloid - 2. Flavonoid - 3. Saponin - 4. Steroid - 5. Terpenoid + 6. Tanin - 7. Fenol - Keterangan : + Memberikan reaksi positif, - Memberikan reaksi negatif

4.4 Pengukuran Kadar Glukosa Darah Dengan Metode Induksi Aloksan

Pada penelitian ini tikus diaklimatisasi selama 2 minggu agar tikus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dengan pemberian makan dan minum. Setelah aklimatisasi, tikus kemudian ditimbang. Sebelum dilakukan pengukuran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta darah, seluruh tikus dipuasakan selama 18 jam untuk meniadakan pengaruh zat- zat lain pada pengukuran kadar glukosa darah. Tikus diinduksi melalui interperitoneal dengan dosis 100mgkg BB atau setara dengan 20mg200g BB dipilih untuk membuat diabetes tipe 2 dalam penelitian ini, karena diharapkan diabetes yang timbul berupa resistensi insulin yang masih dapat diobati oleh penggunaan obat hipoglikemik. Setelah diinduksi dengan aloksan kemudian tikus dipelihara selama 7 hari sebelum diberi perlakuan dengan sampel uji untuk membuat hiperglikemia yang stabil. Setelah tikus hiperglikemia oleh induksi aloksan, tikus kemudian dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan untuk kelompok yang akan diberikan terapi. Adapun 1 kelompok untuk kelompok kontrol normal tanpa diinduksi aloksan. Pemberian ekstrak n-heksan Mastigophora diclados dan glibenklamid sebagai terapi hiperglikemik diberikan secara oral pada tikus selama 28 hari. Glibenklamid dilipilih sebagai terapi pembanding ekstrak n-heksan Mastigophora diclados karena glibenklamid diabsorpsi dari lambung dan sangat bagus di protein plasma, dikeluarkan lewat feses dan di metabolisme di urin Paffitt, 1983. Adapun pemberian glibenklamid dan ekstrak n-heksan diberikan dalam sediaan suspensi dengan penambahan NaCMC 0,5 sebagai agen pensuspensi. Setelah pengukuran glukosa darah didapatkan hasil, kemudian dapat dihitung nilai rerata dan standar deviasi yang dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Nilai Rerata dan Standar Deviasi Kadar Glukosa Darah Tikus Kelompok Perlakuan Hari ke 0 sebelum pemberian ekstrak Hari ke 7 setelah pemberian ekstrak Hari ke 14 setelah pemberian ekstrak Hari ke 21 setelah pemberian ekstrak Hari ke 28 setelah pemberian ekstrak Kontrol normal 58,8±15,31 60,6±15,38 59,2±12,85 60±15,41 60,2±12,35 Kontrol negatif 161,8±12,67 165±13,54 169,6±13,12 189,8±8,61 171,4±23,43 Kontrol positif 136,2±14,75 107,6±15,09 93,8±17,12 78,4±18,76 65,8±19,51 Dosis 1mgkg BB 149,75±7,41 124,5±3,51 111,25±4,97 104,5±4,04 105±4,35 Dosis 10mgkg BB 143±7 142±6 126,75±14,43 115±15,76 109±12,72 Dosis 100mgkg BB 164,6±14,01 98,33±14,57 72,66±10,70 69,5±22,01 58,8±8,52