UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
e. Dekok
Dekok adalah infus yang waktunya lebih lama sampai 30 menit dan temperatur sampai titik didih air.
2.3.3 Freeze Drying
Pengeringan-beku atau lyophilization adalah proses pengeringan dimana pelarut atau media suspensi yang dapat mengkristal pada temperatur rendah dan
sesudahnya mensublimasi dari padat langsung ke fase uap. Pengeringan beku mengubah es atau air dalam fase amorf menjadi uap. Karena tekanan uap es
rendah, maka volume uap menjadi besar. Tujuan pengeringan beku adalah untuk memproduksi suatu substansi dengan stabilitas yang baik dan tidak berubah
setelah rekonstitusi dengan air, meskipun hal ini sangat tergantung juga pada
langkah terakhir proses yaitu pengemasan dan kondisi penyimpanan. Keuntungan dari proses pengeringan beku adalah :
1. Pengeringan dengan suhu rendah dapat mengurangi penurunan produk
sensitif panas. 2.
Produk cair dapat secara akurat terdosiskan. 3.
Kandungan air dari produk akhir dapat dikontrol selama proses. 4.
Produk obat dapat memiliki bentuk fisik yang menarik. 5.
Produk obat dengan luas permukaan spesifik yang tinggi dengan cepat kembali Oetjen dan Haseley, 2004.
2.4 Diabetes Mellitus
2.4.1 Definisi
Diabetes mellitus DM adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah
disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh
gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel- sel Langerhans kelenjar
pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin. Diabetes melitus merupakan suatu sindroma klinik yang ditandai oleh
poliuri, polidipsi dan polifagi, disertai dengan peningkatan kadar glukosa darah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
atau hiperglikemia glukosa puasa ≥ 126 mgdL atau postprandial ≥ 200 mgdL atau glukosa sewak
tu ≥ 200 mgdL Depkes RI, 2005.
2.4.2 Klasifikasi Diabetes Mellitus
1. Diabetes Mellitus Tipe 1
DM tipe 1 merupakan diabetes yang jarang atau sedikit populasinya, diperkirakan kurang dari 5-10 dari keseluruhan populasi penderita diabetes.
Gangguan produksi insulin pada DM Tipe 1 umumnya terjadi karena kerusakan sel-
sel pulau Langerhans Depkes RI, 2005. Destruksi dari sel-sel pulau Langerhans kelenjar pankreas langsung mengakibatkan defisiensi sekresi insulin.
Defisiensi insulin inilah yang menyebabkan gangguan metabolisme yang menyertai DM Tipe 1. Sekitar 20 dan 40 dari pasien mengalami diabetes
ketoasidosis setelah beberapa hari dari poliuria, polidipsi, polifagia, dan penurunan berat badan Dipiro et al. 2009. Secara normal, hiperglikemia akan
menurunkan sekresi glukagon, namun pada penderita DM Tipe 1 hal ini tidak terjadi, sekresi glukagon tetap tinggi walaupun dalam keadaan hiperglikemia. Hal
ini memperparah kondisi hiperglikemia. Salah satu manifestasi dari keadaan ini adalah cepatnya penderita DM Tipe 1 mengalami ketoasidosis diabetik apabila
tidak mendapat terapi insulin Depkes RI, 2005.
2. Diabetes Mellitus Tipe 2
Diabetes Tipe 2 merupakan tipe diabetes yang lebih umum, lebih banyak penderitanya dibandingkan dengan DM Tipe 1. Penderita DM Tipe 2 mencapai
90-95 dari keseluruhan populasi penderita diabetes. Pada DM tipe 2 terjadi letargi, poliuria, nokturia, polidipsia dapat terjadi pada diagnosis, penurunan berat
badan yang signifikan dapat terjadi Dipiro et al. 2009. DM Tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin, tetapi karena sel-sel sasaran insulin
gagal atau tak mampu merespon insulin secara normal. Keadaan ini lazim disebut sebagai “Resistensi Insulin”. Disamping resistensi insulin, pada penderita DM
Tipe 2 dapat juga timbul gangguan sekresi insulin dan produksi glukosa hepatik yang berlebihan. Namun demikian, tidak terjadi pengrusakan sel-
sel Langerhans secara otoimun sebagaimana yang terjadi pada DM Tipe 1. Dengan demikian