UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
internal  Jenis  senyawa  aktif  dalam  bahan,  komposisi  kualitatif  senyawa  aktif, komposisi kuantitatif senyawa aktif, kadar total rata-rata senyawa aktif dan faktor
eksternal  metode  ekstraksi,  perbandingan  ukuran  alat  ekstraksi,  ukuran, kekerasan  dan  kekeringan  bahan,  pelarut  yang  digunakan  dalam  ekstraksi,
kandungan logam berat, kandungan pestisida  Depkes, 2000.
2.3.1 Ekstraksi
Ekstraksi  adalah  proses  penarikan  zat  pokok  yang  diinginkan  dari  bahan mentah  obat  dengan  menggunakan  pelarut  yang  dipilih  di  mana  zat  yang
diinginkan  larut.  Bahan  mentah  obat  yang  berasal  dari  tumbuh-tumbuhan  atau hewan  tidak  perlu  diproses  lebih  lanjut  kecuali  dikumpulkan  dan  dikeringkan.
Karena tiap-tiap bahan mentah obat, berisi sejumlah unsur yang dapat larut dalam pelarut tertentu, hasil dari ekstraksi, disebut ekstrak Ansel H, 1985.
2.3.2 Ekstraksi Dengan Menggunakan Penyari  Depkes RI, 2001.
Cairan  penyari  yang  digunakan  dalam  proses  pembuatan  ekstrak  adalah penyari  yang baik  untuk senyawa kandungan  yang berkhasiat atau aktif. Penyari
tersebut harus dapat dipisahkan dari bahan dan dari senyawa kandungan lainnya, serta  ekstrak  hanya  mengandung  sebagian  besar  seyawa  kandungan  yang
diinginkan.  Faktor  utama  yang  menjadi  pertimbangan  dalam  pemilihan  penyari adalah selktifitas, ekonomis, dan kemudahan bekerja.
Macam-macam  metode  penyarian  dalam  ekstraksi  yang  dapat  dilakukan diantaranya:
1. Ekstraksi Cara dingin
a. Maserasi
Maserasi  adalah  proses  pengekstrakkan  simplisia  dengan  menggunakan pelarut  dengan  beberapa  kali  pengocokan  atau  pengadukan  pada  temperatur
ruangan  kamar  secara  teknologi  termasuk  ekstraksi  dengan  metode  pencapaian konsetrasi  pada  keseimbangan.  Maserasi  kinetik  berarti  dilakukan  pengadukan
yang  kontinyu,  sedangkan  remaserasi  berarti  dilakukan  pegulangan  penambahan pelarut setelah dilakukana penyaringan meserat pertama dan seterusnya.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Perkolasi
Perkolasi  adalah  ekstraksi  dengan  pelarut  yang  selalu  baru  sampai sempurna  exhaustive  extraction  yang  umumnya  dilakukan  pada  temperatur
ruangan. Prinsip perkolasi adalah dengan menentukan serbuk simplisia pada suatu bejana  silinder,  yang  bagian  bawahnya  diberi  sekat  berpori.  Cairan  penyari  akan
menarik zat aktif dalam sel-sel yang terdapat dalam simplisia.
2. Ekstraksi Cara panas
a. Refluks
Refluks  adalah  ekstraksi  dengan  pelarut  sampai  dengan  pada  temperatur titik  didihnya  selama  waktu  tertentu  dan  jumlah  pelarut  terbatas  yang  relatif
konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama 3-5 kali seingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.
b. Sokletasi
Soklet  adalah  ekstraksi  menggunakan  penyari  yang  selalu  baru  yang umumnya  dilakukakan  dengan  alat  khusus  sehingga  terjadi  ekstraksi  berlanjut
sampai jumlah penyari relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
c. Digesti
Digesti  adalah  maserasi  kinetik  dengan  pengadukan  kontinyu  pada temperatur  yang  lebih  tinggi  dari  temperatur  ruangan,  secara  umum  dilakukan
pada temperatur 40 C-50
C.
d. Infus
Infus  adalah  ekstraksi  dengan  pelarut  air  pada  temperatur  penangas  air mendidih,  temperature  terukur  96
C-98 C  selama  waktu  tertentu  15-20  menit.
Infus pada umumnya digunakan untuk menarik atau mengekstraksi zat aktif yang larut  dalam  air  dari  bahan-bahan  nabati.  Hasil  dari  ekstraksi  ini  akan
menghasilkan  zat  aktif  yang  tidak  stabil  dan  mudah  tercemar  oleh  kuman  dan kapang, sehingga ekstrak yang diperoleh dengan infus tidak boleh disimpan lebih
dari 24 jam.