UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.4.5.2 Terapi Farmakologi Depkes RI, 2005.
a. Terapi Insulin
Insulin merupakan obat utama untuk penderita DM tipe 1. Pada DM tipe 1, sel-
sel Langerhans kelenjar pankreas penderita rusak, sehingga tidak lagi dapat memproduksi insulin, sebagai penggantinya maka penderita DM tipe 1 harus
mendapatkan insulin eksogen untuk membantu agar metabolisme karbohidrat tetap berjalan dengan normal.
b. Terapi Obat Hipoglikemik Oral
1. Golongan Sulfonilurea
Obat hipoglikemik oral golongan sulfonilurea merupakan obat pilihan untuk diabetes mellitus. Bekerja dengan merangsang sekresi insulin di kelenjar
pankreas, sehingga hanya efektif bila sel- sel Langerhans pankreas masih dapat
berproduksi. Penurunan kadar glukosa darah yang terjadi setelah pemberian sulfonilurea terjadi karena perangsangan sekresi insulin oleh kelenjar pankreas.
Adapun yang termasuk kedalam golongan sulfonilurea yakni glibenklamida,
glipizida, glikazida, glimepirida, serta glikuidon. 2.
Golongan Meglitinida dan Turunan Fenilalanin
Bekerja dengan meningkatkan sekresi insulin oleh kelenjar pankreas. Umumnya senyawa obat hipoglikemik oral golongan ini dipakai dalam bentuk
kombinasi dengan obat-obat antidiabetik oral lainnya. Obat hipoglikemik oral golongan meglitinida dan turunan fenilalanin meliputi repaglinida, serta
nateglinida.
3. Golongan Biguanida
Golongan ini bekerja langsung pada hati hepar, menurunkan produksi glukosa hati. Senyawa-senyawa golongan biguanida tidak merangsang sekresi
insulin, dan hampir tidak pernah menyebabkan hipoglikemi. Satu-satunya senyawa biguanida yang masih dipakai sebagai obat hipoglikemik oral saat ini
ialah metformin.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Golongan Tiazolidindion TZD
Golongan tiazolidindion bekerja dengan meningkatkan kepekaan tubuh terhadap insulin dengan jalan berikatan dengan PPA
R peroxisome proliferator activated receptor-gamma di otot, jaringan lemak, dan hati untuk menurunkan
resistensi insulin. Senyawa-senyawa TZD juga menurunkan kecepatan glikoneogenisis. Obat hipoglikemik oral golongan TZD meliputi rosiglitazone
serta pioglitazone. 5.
Golongan Inhibitor α-Glukosidase
Golongan inhibitor α-glukosidase bekerja dengan menghambat enzim alfa glukosidase yang terdapat pada dinding usus halus. Enzim-
enzim α-glukosidase maltase, isomaltase, glukomaltase, dan sukrase berfungsi untuk menghidrolisis
oligosakarida pada dinding usus halus. Inhibisi kerja enzim ini secara efektif dapat mengurangi pencernaan karbohidrat kompleks dan absorbsinya, sehingga dapat
mengurangi peningkatan kadar glukosa post prandial pada penderita diabetes. Sen
yawa inhibitor α-Glukosidase juga menghambat enzim α-amilase pankreas yang bekerja menghidrolisis polisakarida di dalam lumen usus halus. Obat
hipoglikemik oral golongan ini meliputi akarbose dan miglitol.
2.5 Aloksan
Gambar 1. Struktur Aloksan
Sinonim : Alloxan;
2,4,5,6-Tetraxohexahydropyrimidine;mesoxalyurea; Mesoxalylcarbamide
Rumus molekul : C
4
H
2
N
2
O
4
Berat molekul : 142,07
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Injeksi aloksan ke dalam hewan menyebabkan penurunan dari sel pada pulau langerhans yang sangat kecil. Sejak sel ini disintesis oleh hormon insulin,
aloksan sering digunakan untuk induksi diabetes pada percobaan hewan Halliwel et al, 1999.
Aloksan terdapat dalam tiga bentuk senyawa yaitu aloksan anhidrat, aloksan monohidrat dan aloksan tetrahidrat. Aloksan mempunyai bentuk hablur
kristal, tidak berair, warna merah muda pada suhu 230 C dan tidak stabil pada
suhu 256 C. LD50 pada dosis 200 mgkg BB secara intravena. Sebagai
diabetogenik, aloksan dapat digunakan secara intravena, intraperitoneal dan subkutan. Dosis intravena yang digunakan biasanya 65mgkg BB, sedangkan
intraperitoneal dan subkutan adalah 2-3 kalinya Szkudelsi, 2001. Mekanisme aksi dalam menimbulkan perusakan yang selektif belum
diketahui dengan jelas. Beberapa hipotesis tentang mekanisme aksi yang telah diajukan antara lain adalah pembentukan kelat terhadap Zn, interfersi dengan
enzim- enzim sel pulau langerhans pankreas secara selektif oleh aloksan belum
banyak diketahui Suharmiati, 2003. Penelitian terhadap mekanisme kerja aloksan secara in vitro menunjukan
bahwa aloksan menginduksi pengeluaran ion kalsium dari mitokondria sel pankreas sehingga proses oksidasi sel tersebut terganggu. Keluarnya ion
kalsium dari mitokodria menyebabkan gangguan homeostatis yang merupakan awal dari matinya sel pankreas sehingga tidak dapat memproduksi insulin
Suharmiati, 2003.
2.6 Glibenklamid Paffitt, 1983
Gambar 2. Struktur glibenklamid Sinonim
: Glibenklamid, glyburide, glybenclamide Rumus molekul
: C
23
H
28
CIN
3
O
5
S
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Berat molekul : 494.01
Deskripsi : Bewarna putih atau hampir putih, berbentuk serbuk
kristal. Dosis
: Dosis 5 mghari selama 7 hari, dosis 2,5 mg - 5 mghari sampai 15 mghari.
Absorpsi : Glibenklamid diabsorpsi dari lambung dan sangat bagus di
protein plasma, dikeluarkan lewat feses dan di metabolisme di urin. Glibenklamid adalah golongan sulfonilurea yang
mempunyai aksi sama dengan kloporpamid. Setelah diberikan dosis tunggal dari glibenklamid, gula darah turun
3 jam dan konsentrasi berkurang kira-kira 15 jam. Pasien yang usia lanjut membutuhkan dosis yang lebih kecil.
Sebagian pasien dikontrol dengan insulin dan dapat juga dikontrol dengan glibenklamid.
2.7 Metode Pengujian Diabetes
2.7.1 Metode Induksi Aloksan
Keadaan diabetes pada hewan uji ini dapat dilakukan dengan cara pankreotomi dan juga secara kimia. Zat-zat kimia sebagai induktor diabetogen
antara lain aloksan dan steptrozosin yang pada umumnya dapat diberikan secara parenteral. Zat diatas mampu menginduksi hiperglikemi yang permanen dalam
waktu dua sampai tiga hari Depkes, 1993.
Prinsip metodenya adalah kepada hewan uji dilakukan dengan memberikan suntikan aloksan monohidrat secara intravena dengan dosis 65 mgkg
BB. Perembangan hiperglikemia diperiksa setiap hari. Pemberian antidiabetes secara oral dapat menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan terhadap hewan
uji positif Depkes, 1993. 2.7.2
Metode Toleransi Glukosa
Kemampuan tubuh untuk menggunakan karbohidrat disebut toleransi karbohidrat toleransi glukosa. Dengan memberikan glukosa secara oral, kadar
glukosa darah akan naik, tetapi tetap dalam keadaan normal tidak pernah melebihi