4
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pyrrosia lanceolata L. Farw.
Gambar 2.1. Pyrrosia lanceolata L. Farw.
Sumber : Koleksi Pribadi, 11 Februari 2014
2.1.1 Klasifikasi Tanaman GBIF, 2013
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteredophyta
Class : Polypodiopsida
Order : Polypodiales
Family : Polypodiaceae
Genus : Pyrrosia
Species : Pyrrosia lanceolata L. Farw.
2.1.2 Sinonim
Pyrrosia adnascens Swartz Ching, Pyrrosia varia Kaulfuss Farwell, Acrostichum lanceolatum L., Candollea lanceolata Mirb. ex Desv. dan
Cyclophorus lanceolatus Alston Hartini, 2006.
4
5
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.1.3 Deskripsi Tanaman
Tumbuhan ini mempunyai akar rimpang setebal 1,2-2,1 mm, menjalar panjang, ditutupi oleh sisik-sisik yang tersebar. Daun dimorfik, tidak jelas sampai
jelas bertangkai. Daun fertil tangkainya sampai 9 cm, helaian 3,5-31 cm x 0,3-3,5 cm, bagian pangkal perlahan menyempit, paling lebar di bagian tengah atau di
bawahnya, ujung tumpul. Daun steril bertangkai sampai 5 cm, helaian 2-24 cm x 0,3-4,3 cm, paling lebar di bagian tengah atau di atasnya, ujung membundar atau
tumpul. Sori berderet di sepanjang tepi daun atau menyebar di seluruh permukaan daun.
Pada umumnya tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata tumbuh secara epifit, kadang epilitik, dan jarang yang terestrial, umumnya ditemukan di berbagai
situasi, kebanyakan di dataran rendah Hartini, 2006.
2.1.4 Penggunaan Tradisional
Di Afrika Selatan Pyrrosia lanceolata digunakan untuk mengatasi flu dan radang tenggorokan. Di Mexico, dibuat teh dari daun digunakan untuk menahan
gatal. Benjamin dan Manickam, 2007.
2.1.5 Penggunaan Medis
Daun dibuat menjadi pasta dengan lada dan diminum untuk mengobati
sakit tenggorokan dan gatal-gatal Sekar et al., 2011.
2.1.6 Kandungan Kimia
Laporan ilmiah mengenai kandungan kimia dari tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata masih terbatas. Dari penelitian sebelumnya melaporkan kandungan
kimia tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata ialah terpenoid Komala, 2010. Tetapi spesies lain dari genus Pyrrosia yaitu Pyrrosia piloselloides diketahui bahwa
tumbuhan ini mengandung senyawa golongan saponin, tanin, minyak atsiri, triterpen, flavonoid dan gula Hariana, 2006; Dalimartha, 1999. Secara umum
senyawa bioaktif yang paling banyak terdapat didalam tumbuhan paku adalah senyawa golongan terpenoid triterpenoid, diterpenoid, dan seskuiterpenoid,
6
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
senyawa fenolik derivat fenilpropanoid, golongan alkaloid dan flavonoid Ho, 2011.
2.2 Simplisia