Lokasi dan Waktu Penelitian Rancangan Penelitian Uji Alkaloid

17 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari - Juni 2014 dan bertempat di Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia serta Laboratorium Penelitian I Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: blender, timbangan analitik AND, pH meter HORIBA, vortex, termometer, waterbath EYELA, alumunium foil, kertas saring, kapas, labu ukur 1000 ml, 100 ml, 10 ml dan 5 ml IWAKI PYREX, beker gelas Schott Duran, gelas ukur 100 ml YZ, corong Schott Duran, erlenmeyer 1000 ml Schott Duran, pipet tetes, tabung reaksi IWAKI PYREX, rak tabung reaksi, batang pengaduk, kaca arloji, spatula, plat tetes, seperangkat alat vacuum rotary evaporator EYELA, melting point, mikropipet, botol kaca gelap. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah spektrofotometer UV-Visible HITACHI. 3.2.2 Bahan Sampel tumbuhan yang digunakan adalah daun tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata yang diperoleh di wilayah kampus Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selanjutnya dideterminasi di Herbarium Bogoriense LIPI, Cibinong, Bogor. Media uji yang digunakan adalah Bovine Serum Albumin BSA yang diperoleh dari Sigma-Aldrich PT. ELO KARSA UTAMA Jakarta. Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : n-heksana, etil asetat, metanol, aquades, NaCl, Tris base dan Tris buffer saline. Reagen kimia antara lain : dragendrof, mayer, asam sulfat, natrium hidroksida, asam asetat glasial, klorofom, ferri klorida, asam klorida, asam asetat anhidrat. 17 18 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Standar obat kimia yang digunakan sebagai kontrol positif adalah Natrium Diklofenak Dipharma.

3.3 Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental untuk menguji aktivitas antiinflamasi dari ekstrak tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata terhadap kemampuan penghambatan denaturasi protein secara in vitro. Terdapat tiga perlakuan kelompok uji aktivitas antiinflamasi yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif Natrium Diklofenak dan larutan uji ekstrak n-heksana, etil asetat dan metanol dari tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata. Kelompok perlakuan uji aktivitas antiinflamasi ini akan diperjelaskan dalam tabel 3.1: Tabel 3.1 Rancangan Penelitian No. Kelompok Perlakuan Parameter 1. Kontrol negatif 50 µL pelarut metanoletil asetatn-heksana dan larutan 0,2 BSA hingga volume campuran larutan 5 mL. Denaturasi protein 2. Kontrol positif Natrium diklofenak 50 µL dari masing-masing seri konsentrasi Natrium diklofenak dalam metanol dan larutan 0,2 BSA hingga volume campuran larutan 5 mL. Denaturasi protein 3. Larutan uji Ekstrak n-heksana, etil asetat dan metanol tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata 50 µL dari masing-masing seri konsentrasi ekstrak dalam pelarut ekstrak metanoletil asetatn- heksana dan larutan 0,2 BSA hingga volume campuran larutan 5 mL. Denaturasi protein Semua perlakuan diatas di inkubasi pada suhu 25 C selama 30 menit kemudian dipanaskan selama 5 menit pada suhu 72 C dalam waterbath. Didiamkan selama 25 menit pada suhu 23 C kemudian larutan di vortex dan diukur absorbansi dengan spektrofotometer UV-Visible pada panjang gelombang 660 nanometer. 19 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.4 Prosedur Kerja

3.4.1 Determinasi Tumbuhan

Untuk memastikan kebenaran simplisia yang digunakan dalam penelitian ini, maka dilakukan determinasi di Pusat Penelitian Herbarium Bogoriense, LIPI, Cibinong, Bogor.

3.4.2 Penyiapan Simplisia

Bahan yang digunakan sebagai simplisia dalam penelitian ini adalah semua daun tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata yang diperoleh dari halaman kampus Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sampel daun tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata sebanyak 1,1 kg disortasi basah dan dilakukan pencucian dengan meggunakan air mengalir hingga bersih. Selanjutnya sampel dikering anginkan. Sampel yang telah kering, disortasi kering kemudian dihaluskan dengan menggunakan blender. Serbuk simplisia disimpan dalam wadah tertutup rapat dan terhindar dari cahaya matahari.

3.4.3 Pembuatan Ekstrak

Prosedur ekstraksi menggunakan metode ekstraksi cara dingin yaitu dengan teknik maserasi. Pelarut yang digunakan antara lain metanol, etil asetat, dan n-heksana. Serbuk simplisia 161,0584 gram dimasukkan ke dalam wadah gelap sehingga terhindar dari cahaya matahari. Selanjutnya melakukan maserasi bertingkat dengan terlebih dahulu maserasi dengan pelarut non polar, semi polar, hingga pelarut polar n-heksana, etil asetat, dan metanol ke dalam wadah yang berisi serbuk simplisia hingga serbuk terendam ±3 cm di atas permukaan simplisia yang diukur dengan penggaris. Maserasi dengan pelarut n-heksana membutuhkan waktu mencapai 15 hari, pelarut etil asetat hingga 13 hari dan pelarut metanol hingga 15 hari dengan beberapa kali pengadukan dan pengulangan. Setelah maserasi selesai dan didapat hasil maserasi yang kemudian disaring dengan kertas saring untuk memisahkan filtrat dengan ampas. Filtrat yang diperoleh diuapkan dengan vacuum rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental. 20 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.4.4 Penapisan Fitokimia

a. Uji Alkaloid

Tiwari et al., 2011 Ekstrak n-heksana, etil asetat dan metanol dari tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata dilarutkan dalam larutan HCl encer kemudian disaring dan filtrat yang dihasilkan dilakukan pengujian dengan tes Mayer dan tes Dragendrof.  Tes Mayer : filtrat dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan reagen Mayer Potassium Mercuri Iodide. Terbentuk endapan kuning mengindikasikan adanya senyawa alkaloid.  Tes Dragendrof : filtrat dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan reagen Dragendrof larutan Potassium Bismuth Iodide terbentuknya endapan berwarna merah mengindisikan adanya senyawa alkaloid.

b. Uji Flavonoid

Dokumen yang terkait

Uji Efek Antibakteri Ekstrak Daun Kamboja (Plumiera rubra) pada Konsentasi yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Aeromonas hydrophila Secara In Vitro

16 189 44

Uji Antikanker Kombinasi Ekstrak Etil Asetat Daun Poguntano (Picria fel-terrae Lour.) dengan Doksorubisin Terhadap Sel Kanker Payudara Secara In Bitro

8 96 158

Uji Aktivitas Antikanker Payudara Kombinasi Ekstrak n-Heksana dan Etilasetat Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) dengan Doksorubisin terhadap Sel Kanker T47D secara In Vitro

10 98 130

Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi n-Heksana, Etilasetat Dan Etanol Daun Kecapi (Sandoricum koetjape Merr.) Terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Penyakit Kulit Secara In Vitro

2 46 111

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Angsana (Pterocarpus indicus wild) Secara In Vitro Dan Efek Penyembuhan Sediaan Salap Terhadap Luka Buatan Kulit Marmut Yang Diinfeksi

0 40 114

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kemuning (Murraya paniculata (L.)Jack) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli Secara In Vitro.

4 26 27

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP Streptococcus mutans

1 6 69

AKTIVITAS ANTIINFLAMASI DAN ANTIAGREGASI PLATELET EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG SEPATU SECARA IN VIVO DAN IN VITRO

0 0 15

UJI AKTIVITAS PENGHENTIAN PENDARAHAN LUAR DAN ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN BERENUK (Crescentia cujete L) SECARA IN-VIVO SKRIPSI

0 1 16

AKTIVITAS ANTIINFLAMASI DAN ANTIAGREGASI PLATELET EKSTRAK ETANOL DAUN KUMIS KUCING SECARA IN VIVO DAN IN VITRO

0 0 14