15
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
rendah agregasi juga diharapkan terjadi, tetapi pada tingkat yang relatif lebih lambat
www.sigma-aldrich.com Bovine Serum Albumin BSA digunakan untuk stabilisasi enzim selama
penyimpanan dan untuk reaksi enzimatik Thermo Fisher Scientific, 2012.
2.8 Penapisan Fitokimia
Penapisan fitokimia merupakan suatu tahap pemeriksaan awal untuk mendeteksi keberadaan golongan senyawa kimia yang terdapat yang terdapat pada
suatu bahan baik yang berasal dari tumbuhan, hewan ataupun mikroorganisme. Penapisan fitokimia dimulai dengan pengumpulan sampel sebanyak
mungkin. Oleh karena kegiatan ini memakan waktu cukup lama maka penapisan fitokimia memegang peranan terbesar dari kegiatan kimia bahan alam. Sekalipun
kegiatan ini bertitik tolak pada daya tarik kimiawi, hal ini tidaklah mengurangi manfaat hasil penelitian. Spesies-spesies yang telah dianalisis secara fitokimia
akan diinventarisasi untuk ditelaah lebih lanjut mengenai struktur kimia senyawa- senyawa aktifnya Farnswort, 1996. Senyawa metabolit sekunder yang biasanya
dilakukan penapisan fitokimia pada tumbuhan biasanya antara lain alkaloid, flavonoid, kumarin, saponin, tannin, terpenoid dan steroid.
2.9 Spektrofotometer UV-
Visible
Spektrum serapan kandungan tumbuhan dapat diukur dalam larutan yang sangat encer dengan pembanding blanko pelarut serta menggunakan
spektrofotometer yang merekam otomatis. Senyawa tanpa warna diukur pada jangka 200-400 nm, senyawa warna pada jangka 200-700 nm. Prinsip kerja
Spektrofotometer UV-Visible ialah interaksi sinar ultraviolet atau tampak dengan molekul sampel. Energi cahaya akan mengeksitasi elektron terluar molekul ke
orbital lebih tingggi Harbone, 1987. Spektra UV-Visible dapat digunakan untuk informasi kualitatif dan
sekaligus dapat digunakan untuk analisis kuantitatif .
1. Aspek Kualitatif
Sudjadi, 2007
Data spektra UV-visible secara tersendiri tidak dapat digunakan untuk identifikasi kualitatif obat atau metabolitnya. Akan tetapi jika digabung dengan
16
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
cara lain seperti spektroskopi infra merah, resonansi magnet inti, dan spektroskopi massa, maka dapat digunakan untuk maksud identifikasi atau analisis kualitatif
suatu senyawa tersebut. Data yang diperoleh dari spektroskopi UV dan Visible adalah panjang gelombang maksimal, intensitas, efek pH, dan pelarut; yang
kesemuanya itu dapat diperbandingkan dengan data yang sudah dipublikasikan.
2. Aspek Kuantitatif
Sudjadi, 2007
Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan larutan sampel dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya.
Radiasi yang diserap oleh cuplikan ditentukan dengan membandingkan intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar yang diserap jika tidak ada spesies
penyerap lain-lain.
17
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari - Juni 2014 dan bertempat di Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia serta Laboratorium Penelitian I
Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: blender, timbangan analitik AND, pH meter HORIBA, vortex, termometer, waterbath EYELA,
alumunium foil, kertas saring, kapas, labu ukur 1000 ml, 100 ml, 10 ml dan 5 ml IWAKI PYREX, beker gelas Schott Duran, gelas ukur 100 ml YZ, corong
Schott Duran, erlenmeyer 1000 ml Schott Duran, pipet tetes, tabung reaksi IWAKI PYREX, rak tabung reaksi, batang pengaduk, kaca arloji, spatula, plat
tetes, seperangkat alat vacuum rotary evaporator EYELA, melting point, mikropipet, botol kaca gelap.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah spektrofotometer
UV-Visible HITACHI. 3.2.2
Bahan
Sampel tumbuhan yang digunakan adalah daun tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata yang diperoleh di wilayah kampus Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selanjutnya dideterminasi di Herbarium Bogoriense LIPI, Cibinong, Bogor.
Media uji yang digunakan adalah Bovine Serum Albumin BSA yang diperoleh dari Sigma-Aldrich PT. ELO KARSA UTAMA Jakarta.