Etil Asetat Vacuum Rotary Evaporator Bovine Serum Albumin BSA

10 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Aseton

Aseton melarutkan beberapa komponen senyawa hidrofilik dan lipofilik dari tumbuhan. Keuntungan pelarut aseton yaitu dapat bercampur dengan air, mudah menguap dan memiliki toksisitas rendah Tiwari et al., 2011.

c. Alkohol

Aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dari ekstrak etanol dibandingkan dengan ekstrak air dapat dikaitkan dengan adanya jumlah polifenol yang lebih tinggi pada ekstrak etanol dibandingkan dengan ekstrak air. Konsentrasi yang lenih tinggi dari senyawa flavonoid terdeteksi dengan etanol 70 karena polaritasnya yang kebih tinggi daripada etanol murni Tiwari et al., 2011. Etanol lebih mudah untuk menembus membran sel untuk mengekstrak sel untuk mengekstrak bahan intraseluler dari bahan tumbuhan. Metanol lebih polar dibanding etanol.

d. Kloroform

Terpenoid lakton telah diperoleh dengan ekstraksi berturut-turut menggunakan n-heksan, kloroform dan metanol dengan konsentrasi aktivitas tertinggi terdapat dalam fraksi kloroform. Kadang-kadang tanin dan terpenoid ditemukan dalam fase air, tetapi lebih sering diperoleh dengan pelarut semipolar Tiwari et al., 2011.

e. Eter

Eter umumnya digunakan secara selektif untuk ekstraksi kumarin dan asam lemak Tiwari et al., 2011.

f. n-heksan

n-heksan mempunyai karakteristik sangat tidak polar, volatil, mempunyai bau khas yang dapat menyebabkan pingsan. Berat molekul n-heksan adalah 86,2 grammol dengan titik leleh 94,3-95,3 C. Titik didih n-heksan pada tekanan 760 mmHg adalah 66-71 C Daintith, 1994. n-heksan biasanya digunakan sebagai pelarut untuk ekstraksi minyak nabati.

g. Etil Asetat

Etil asetat merupakan pelarut dengan karakteristik semipolar. Etil asetat secara selektif akan menarik senyawa yang bersifat semipolar seperti fenol dan terpenoid Pranoto et al., 2012. 11 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.5 Vacuum Rotary Evaporator

Vacuum Rotary Evaporator merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan suatu larutan dari pelarutnya sehingga dihasilkan ekstrak dengan kandungan kimia tertentu sesuai yang diinginkan. Cairan yang ingin diuapkan biasanya ditempatkan dalam suatu labu yang kemudian dipanaskan dengan bantuan penangas, dan diputar. Uap cairan yang dihasilkan didinginkan oleh suatu pendingin kondensor dan ditampung pada suatu tempat receiver flask. Setelah pelarutnya diuapkan, akan dihasilkan ekstrak yang dapat berbentuk padatan atau cairan Nugroho et al., 1999. Kelebihan dari alat Vacuum Rotary Evaporator adalah diperoleh kembali pelarut yang diuapkan. Penggunaan Vacuum Rotary Evaporator meningkatkan presentase pelarut yang terevaporasi dibandingkan dengan menggunakan waterbath Mutairi dan Jasser, 2012. Prinsip kerja alat ini didasarkan pada titik didih pelarut dan adanya tekanan yang menyebabkan uap dari pelarut terkumpul, serta adanya kondensor yang menyebabkan uap ini mengembun dan akhirnya jatuh ke tabung penerima receiver flask.

2.6 Inflamasi

2.6.1 Definisi

Peradangan adalah reaksi jaringan terhadap cedera, infeksi atau iritasi. Enzim lisosomal dilepaskan selama peradangan menghasilkan berbagai gangguan yang mengarah ke cedera jaringan yang merusak makromolekul dan peroksidasi lipid membran yang dianggap bertanggung jawab untuk kondisi patologis tertentu sebagai serangan jantung, guncangan septik dan arthritis rheumatoid. Aktivitas selular enzim ini dikatakan berhubungan dengan peradangan akut atau kronis Chippada, et al., 2011. Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak, atau zat-zat mikrobiologik. Inflamasi adalah usaha tubuh untuk menginaktivasi atau merusak organisme yang menyarang, menghilangkan zat iritan dan mengatur derajat perbaikan jaringan. Inflamasi dicetuskan oleh pelepasan mediator kimiawi dari jaringan yang rusak dan migrasi sel Mycek, Harvey, dan Champe, 2001. Ketika 12 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta proses inflamasi berlangsung, terjadi reaksi vaskular dimana cairan, elemen- elemen darah, sel darah putih dan mediator kimia berkumpul pada tempat cidera jaringan atau infeksi. Adapun tanda-tanda pokok peradangan: a. Rubor kemerahan ini merupakan hal pertama saat mengalami peradangan, karena banyak darah mengalir ke dalam mikrosomal lokal pada tempat peradangan. b. Kalor panas dikarenakan lebih banyak darah yang disalurkan pada tempat peradangan dari pada yang disalurkan ke daerah normal. Fenomena panas lokal ini tidak terlihat pada tempat peradangan jauh di dalam tubuh karena jaringan sudah mempunyai suhu 37 C. c. Dolor rasa sakit dikarenakan pembengkakan jaringan mengakibatkan peningkatan tekanan lokal dan juga karena ada pengeluaran zat histamin dan zat kimia bioaktif lainnya. d. Tumor pembengkakan pengeluaran ciran-cairan ke jaringan interstisial. e. Fungsio laesa perubahan fungsi adalah reaksi peradangan yang telah dikenal, tetapi tidak diketahui secara mendalam dengan cara apa fungsi jaringan yang meradang itu terganggu Taufik, 2008.

2.6.2 Mekanisme Inflamasi Akut

Inflamasi dicetuskan oleh pelepasan mediator kimiawi dari jaringan yang rusak dan migrasi sel. Mediator kimiawi spesifik bervariasi dengan tipe proses peradangan dan metabolit amin, seperti histamin, prostaglandin, interleukin-1. Prostaglandin dan senyawa yang berkaitan diproduksi dalam jumlah kecil oleh semua jaringan. Asam arakhidonat suatu asam lemak 20-karbon yang merupakan prekusor utama prostaglandin dan senyawa yang berkaitan. Asam arakhidonat terdapat dalam komponen fosfolipid membran sel Mycek , Harvey, dan Champe, 2001. 13 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adapun mekanisme akut inflamasi sebagai berikut : Gambar 2.2. Mekanisme Inflamasi Akut Sumber: Katzung, 2002 Adapun jalur asam arakhidonat sebagai berikut : Gambar 2.3. Jalur asam arakhidonat Sumber: Tjay dan Rahardja, 2008 14 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.6.3 Obat-obat Antiinflamasi

Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat antiinflamasi terbagi ke dalam golongan : a. Antiinflamasi Steroid Obat golongan ini bekerja dengan cara menghambat fosfolipase, suatu enzim yang bertanggung jawab terhadap pelepasan asam arakidonat dari membran lipid. Termasuk golongan obat ini adalah : prednison, hidrokortison, deksametason, dan betametason Katzung, 2006. b. Antiinflamasi Non Steroid AINS Obat AINS bekerja menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi prostaglandin menjadi terganggu. Termasuk golongan obat ini adalah : aspirin, ibuprofen, indometasin, diklofenak, fenilbutazon dan pirosikam Katzung, 2006. Satu diantara obat golongan AINS yang sering digunakan untuk mengatasi inflamasi dan nyeri adalah natrium diklofenak. AINS derivat fenil asetat ini, memiliki aktivitas analgesik dan antipiretik serta memiliki potensi efek antiinflamasi kuat dengan efek samping iritasi terhadap saluran cerna yang lebih rendah jika dibandingkan dengan indometasin, naproxen dan piroxicam. Obat natrium diklofenak ini sering digunakan untuk mengatasi radang pada penyakit karena arthritis Health Professions Division, 1996.

2.7 Bovine Serum Albumin BSA

Albumin memiliki berat molekul relatif rendah, yang larut dalam air, mudah mengkristal, dan mengandung asam amino. BSA adalah rantai polipetida tunggal yang terdiri dari sekitar 583 residu asam amino dan mengandung 17 jembatan rantai disulfida dan 1 kelompok sulfihidril. . Serbuk BSA disimpan pada suhu 2-8 C. Stabilitas larutan BSA sangat baik. Bahkan, Albumin sering digunakan sebagai stabilisator untuk protein terlarut lainnya misalnya, enzim labil . Namun, albumin mudah digumpalkan oleh pemanasan. Ketika dipanaskan sampai 50 C atau di atas, albumin cukup pesat membentuk agregat hidrofobik yang tidak kembali ke monomer pada saat pendinginan. Pada suhu yang lebih 15 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta rendah agregasi juga diharapkan terjadi, tetapi pada tingkat yang relatif lebih lambat www.sigma-aldrich.com Bovine Serum Albumin BSA digunakan untuk stabilisasi enzim selama penyimpanan dan untuk reaksi enzimatik Thermo Fisher Scientific, 2012.

2.8 Penapisan Fitokimia

Dokumen yang terkait

Uji Efek Antibakteri Ekstrak Daun Kamboja (Plumiera rubra) pada Konsentasi yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Aeromonas hydrophila Secara In Vitro

16 189 44

Uji Antikanker Kombinasi Ekstrak Etil Asetat Daun Poguntano (Picria fel-terrae Lour.) dengan Doksorubisin Terhadap Sel Kanker Payudara Secara In Bitro

8 96 158

Uji Aktivitas Antikanker Payudara Kombinasi Ekstrak n-Heksana dan Etilasetat Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) dengan Doksorubisin terhadap Sel Kanker T47D secara In Vitro

10 98 130

Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi n-Heksana, Etilasetat Dan Etanol Daun Kecapi (Sandoricum koetjape Merr.) Terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Penyakit Kulit Secara In Vitro

2 46 111

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Angsana (Pterocarpus indicus wild) Secara In Vitro Dan Efek Penyembuhan Sediaan Salap Terhadap Luka Buatan Kulit Marmut Yang Diinfeksi

0 40 114

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kemuning (Murraya paniculata (L.)Jack) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli Secara In Vitro.

4 26 27

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP Streptococcus mutans

1 6 69

AKTIVITAS ANTIINFLAMASI DAN ANTIAGREGASI PLATELET EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG SEPATU SECARA IN VIVO DAN IN VITRO

0 0 15

UJI AKTIVITAS PENGHENTIAN PENDARAHAN LUAR DAN ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN BERENUK (Crescentia cujete L) SECARA IN-VIVO SKRIPSI

0 1 16

AKTIVITAS ANTIINFLAMASI DAN ANTIAGREGASI PLATELET EKSTRAK ETANOL DAUN KUMIS KUCING SECARA IN VIVO DAN IN VITRO

0 0 14