Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Daun Tumbuhan Paku

25 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.1.2 Penapisan Fitokimia

Dari tiga ekstrak yang diperoleh yaitu ekstrak n-heksana, etil asetat dan metanol dari daun tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata dilakukan penapisan fitokimia, senyawa yang terdapat dalam ekstrak n-heksana, etil asetat dan metanol daun tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata dapat dilihat pada tabel 4.3 : Tabel 4.3 Hasil penapisan fitokimia ekstrak n-heksana, etil asetat dan metanol tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata Golongan Senyawa Kimia Ekstrak n-heksana Ekstrak etil asetat Ekstrak metanol Alkaloid - - - Flavonoid - + + Steroid - - - Terpenoid + - - Tanin - + + Fenol - - - Saponin - - - Berdasarkan tabel 4.3 bahwa ekstrak n-heksana memiliki senyawa terpenoid. Sedangkan ekstrak etil asetat dan metanol memiliki senyawa tanin dan flavonoid.

4.1.3 Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Daun Tumbuhan Paku

Pyrrosia lanceolata terhadap Penghambatan Denaturasi Protein secara In Vitro Ekstrak n-heksana, etil asetat dan metanol daun tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata dilakukan uji aktivitas antiinflamasi terhadap penghambatan denaturasi protein. Natrium diklofenak digunakan sebagai kontrol positif yang memiliki aktivitas antiinflamasi. Aktivitas antiinflamasi dari natrium diklofenak beserta ekstrak n-heksana, etil asetat dan metanol daun tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata sebagai berikut : 26 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.1.3.1 Hasil aktivitas antiinflamasi dari natrium diklofenak terhadap

penghambatan denaturasi protein secara in vitro Natrium diklofenak dengan variasi konsentrasi 40 ppm, 20 ppm, 10 ppm, 5 ppm, 2,5 ppm dan 1,3 ppm kemudian dilakukan uji aktivitas antiinflamasi terhadap penghambatan denaturasi protein. Hasil aktivitas antiinflamasi dari natrium diklofenak dapat dilihat pada tabel 4.4 : Tabel 4.4 Aktivitas antiinflamasi natrium diklofenak Konsentrasi ppm Absorbansi±SD inhibisi Kontrol Negatif 1,626±0,036 0,000 1,3 1,519±0,097 6,554 2,5 1,482 ±0,083 8,823 5 1,085 ±0,018 33,242 10 0,727 ±0,040 55,290 20 0,572 ±0,050 64,790 40 0,255 ±0,037 84,315 Gambar 4.1 Aktivitas antiinflamasi natrium diklofenak Aktivitas antiinflamasi natrium diklofenak pada konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm dan 40 ppm nilai persentase inhibisi denaturasi protein lebih besar dari 20. Persentase inhibisi tertinggi natrium diklofenak pada konsentrasi 40 ppm sebesar 84,315. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1,3 2,5 5 10 20 40 Inh ibi si Konsentrasi ppm Aktivitas Antiinflamasi Natrium Diklofenak natrium diklofenak 27 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.1.3.2 Hasil aktivitas antiinflamasi ekstrak n-heksana daun tumbuhan paku

Pyrrosia lanceolata terhadap penghambatan denaturasi protein secara in vitro Ekstrak n-heksana daun tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata dilakukan uji aktivitas antiinflamasi dengan konsentrasi ekstrak n-heksana yaitu 1 ppm , 10 ppm dan 100 ppm . Hasil aktivitas antiinflamasi ekstrak n-heksana dapat dilihat pada tabel 4.5 : Tabel 4.5 Aktivitas antiinflamasi ekstrak n-heksana daun tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata Konsentrasi ppm Absorbansi±SD inhibisi Kontrol Negatif 0,430±0,021 0,000 1 0,345±0,074 19,767 10 0,346±0,065 19,535 100 0,336±0,033 21,860 Gambar 4.2 Perbandingan aktivitas antiinflamsi ekstrak n-heksana daun tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata dan Natrium diklofenak Aktivitas antiinflamasi ekstrak n-heksana pada konsentrasi 1 ppm dan 10 ppm persentase inhibisi denaturasi protein kurang dari 20 sedangkan pada konsentrasi 100 ppm persentase inhibisi denaturasi protein sebesar 21,860. 19,767 19,535 21,860 55,290 10 20 30 40 50 60 1 10 100 In h ib isi Konsentrasi ppm Perbandingan Aktivitas Antiinflamsi Ekstrak n-heksana Daun Tumbuhan Paku Pyrrosia lanceolata dan Natrium diklofenak n-heksana natrium diklofenak 28 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.1.3.3 Hasil aktivitas antiinflamasi ekstrak etil asetat daun tumbuhan paku

Pyrrosia lanceolata terhadap penghambatan denaturasi protein secara in vitro Ekstrak etil asetat daun tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata dilakukan uji aktivitas antiinflamasi dengan konsentrasi ekstrak etil asetat yaitu 1 ppm, 10 ppm dan 100 ppm. Hasil aktivitas antiinflamasi ekstrak etil asetat terdapat pada tabel 4.6 : Tabel 4.6 Aktivitas antiinflamasi ekstrak etil asetat daun tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata Konsentrasi ppm Absorbansi±SD inhibisi Kontrol Negatif 0,855±0,020 0,000 1 0,661±0,062 22,690 10 0,590±0,027 30,994 100 0,992±0,053 -16,023 Gambar 4.3 Perbandingan aktivitas antiinflamasi ekstrak etil asetat daun tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata dan natrium diklofenak Aktivitas antiinflamasi ekstrak etil asetat pada konsentrasi 1 ppm dan 10 ppm persentase inhibisi denaturasi protein lebih besar dari 20 yaitu 22,69 konsentrasi 1 ppm dan 30,99 konsentrasi 10 ppm sedangkan pada konsentrasi 100 ppm -16,02. 22,690 30,994 -16,023 55,290 -20 -10 10 20 30 40 50 60 1 10 100 i n h ib isi konsentrasi ppm Perbandingan aktivitas antiinflamasi ekstrak etil asetat daun tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata dan natrium diklofenak etil asetat natrium diklofenak 29 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.1.3.4 Hasil aktivitas antiinflamasi ekstrak metanol daun tumbuhan paku

Pyrrosia lanceolata terhadap penghambatan denaturasi protein secara in vitro Ekstrak metanol daun tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata dilakukan uji aktivitas antiinflamasi dengan konsentrasi ekstrak metanol yaitu 1 ppm , 10 ppm dan 100 ppm . Hasil aktivitas antiinflamasi ekstrak metanol terdapat pada tabel 4.7: Tabel 4.7 Aktivitas antiinflamasi ekstrak metanol daun tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata Konsentrasi ppm Absorbansi±SD inhibisi Kontrol Negatif 0,538±0,001 0,000 1 0,486±0,001 9,665 10 0,254±0,003 52,788 100 0,650±0,007 -20,818 Gambar 4.4 Perbandingan Aktivitas antiinflamasi ekstrak metanol daun tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata dan Natrium Diklofenak Aktivitas antiinflamasi ekstrak metanol pada konsentrasi 1 ppm kurang dari 20 yaitu sebesar 9,665. Pada konsentrasi 10 ppm persentase inhibisi denaturasi protein lebih besar dari 20 yaitu 52,788 dan pada konsentrasi 100 ppm -21,818. Hasil aktivitas antiinflamasi dari ketiga ekstrak daun tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata yaitu ekstrak n-heksana, etil asetat dan metanol yang digambarkan pada tabel 4.8 : 9,665 52,788 -20,818 55,290 -40 -20 20 40 60 1 10 100 i n h ib isi konsentrasi ppm Perbandingan aktivitas antiinflamasi ekstrak metanol daun tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata dan Natrium diklofenak metanol natrium diklofenak 30 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 4.8 Perbandingan aktivitas antiinflamasi ekstrak n-heksana, etil asetat dan metanol daun tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata Larutan uji Inhibisi Konsentrasi 1 ppm Inhibisi Konsentrasi 10 ppm Inhibisi Konsentrasi 100 ppm Ekstrak n-heksana 19,767 19,535 21,860 Ekstrak Etil asetat 22,690 30,994 -16,023 Ekstrak Metanol 9,665 52,788 -20,818 Natrium Diklofenak - 55,290 - Gambar 4.5 Perbandingan Aktivitas antiinflamasi ekstrak n-heksana, etil asetat dan metanol daun tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata Ekstrak n-heksana, etil asetat dan metanol daun tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata memiliki aktivitas antiinflamasi. Aktivitas antiinflamasi tertinggi terdapat pada ekstrak metanol, sehingga pada ekstrak metanol dilakukan perluasan konsentrasi uji yang terdapat pada tabel 4.9: Tabel 4.9 Aktivitas antiinflamasi ekstrak metanol daun tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata dengan perluasan konsentrasi uji Konsentrasi ppm Absorbansi±SD inhibisi Kontrol Negatif 0,651±0,003 0,000 5 0,442±0,054 32,104 20 0,233±0,031 64,209 40 0,752±0,096 -15,514 19,767 19,535 21,860 22,690 30,994 -16,023 9,665 52,788 -20,818 55,290 -30 -20 -10 10 20 30 40 50 60 1 10 100 In h ib is i Konsentrasi ppm Perbandingan Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Daun Tumbuhan Paku Pyrrosia lanceolata n-heksana etil asetat metanol natrium diklofenak 31 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar. 4.6 Perbandingan Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Metanol Daun Tumbuhan Paku Pyrrosia lanceolata dan Natrium diklofenak Persentase inhibisi denaturasi protein dari uji kedua ekstrak metanol pada konsentrasi 5 ppm sebesar 32,104 , konsentrasi 20 ppm sebesar 64,209 dan konsentrasi 40 ppm memicu denaturasi -15,514. Persentase inhibisi denaturasi protein ekstrak metanol tertinggi pada konsentrasi 20 ppm 64,209.

4.1.4 Hasil Perhitungan IC

Dokumen yang terkait

Uji Efek Antibakteri Ekstrak Daun Kamboja (Plumiera rubra) pada Konsentasi yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Aeromonas hydrophila Secara In Vitro

16 189 44

Uji Antikanker Kombinasi Ekstrak Etil Asetat Daun Poguntano (Picria fel-terrae Lour.) dengan Doksorubisin Terhadap Sel Kanker Payudara Secara In Bitro

8 96 158

Uji Aktivitas Antikanker Payudara Kombinasi Ekstrak n-Heksana dan Etilasetat Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) dengan Doksorubisin terhadap Sel Kanker T47D secara In Vitro

10 98 130

Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi n-Heksana, Etilasetat Dan Etanol Daun Kecapi (Sandoricum koetjape Merr.) Terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Penyakit Kulit Secara In Vitro

2 46 111

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Angsana (Pterocarpus indicus wild) Secara In Vitro Dan Efek Penyembuhan Sediaan Salap Terhadap Luka Buatan Kulit Marmut Yang Diinfeksi

0 40 114

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kemuning (Murraya paniculata (L.)Jack) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli Secara In Vitro.

4 26 27

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP Streptococcus mutans

1 6 69

AKTIVITAS ANTIINFLAMASI DAN ANTIAGREGASI PLATELET EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG SEPATU SECARA IN VIVO DAN IN VITRO

0 0 15

UJI AKTIVITAS PENGHENTIAN PENDARAHAN LUAR DAN ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN BERENUK (Crescentia cujete L) SECARA IN-VIVO SKRIPSI

0 1 16

AKTIVITAS ANTIINFLAMASI DAN ANTIAGREGASI PLATELET EKSTRAK ETANOL DAUN KUMIS KUCING SECARA IN VIVO DAN IN VITRO

0 0 14