Pembuatan Larutan TBS Tris Buffer Saline Pembuatan 0,2 BSA Bovine Serum Albumin Pembuatan Larutan Kontrol Negatif Pembuatan Larutan Uji Ekstrak n-heksana, etil asetat dan metanol Pembuatan Larutan Kontrol Positif Pengukuran Aktivitas Antiinflamasi

21 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta e. Uji tanin Ayoola et al., 2008 Ekstrak n-heksana, etil asetat dan metanol dari tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata sebanyak 0,5 gram di didihkan dalam 10 ml air di dalam tabung reaksi dan kemudian disaring. Tambahkan beberapa tetes FeCl 3 0,1 lalu diamati. Jika terjadi perubahan warna hijau kecoklatan atau biru kehitaman menunjukkan adanya senyawa tanin.

f. Uji Saponin

Tiwari et al., 2011 Ekstrak n-heksana, etil asetat dan metanol dari tumbuhan paku Pyrrosia lanceolata dilakukan pengujian dengan tes Foam dengan melarutkan ekstrak ke dalam 2 ml aquades di dalam tabung reaksi, kemudian larutan dikocok. Terbentuknya foam tidak kurang dari 10 menit menunjukkan adanya senyawa saponin.

3.4.5 Uji In Vitro Aktivitas Antiinflamasi Williams et al., 2008

Pengujian aktivitas antiinflamasi ekstrak n-heksana, etil asetat dan metanol dari tanaman paku Pyrrosia lanceolata L. Farw secara in vitro meliputi tahapan- tahapan yang diawali dengan pembuatan larutan TBS Tris Buffer Salline sebanyak 1000 mL pH 6,2 – 6,5, pembuatan larutan 0,2 BSA Bovine Serum Albumin sebanyak 100 mL, pembuatan larutan kontrol negatif sebanyak 5 mL, pembuatan larutan konsentrasi uji ekstrak n-heksana, etil asetat dan metanol, pembuatan larutan konsentrasi kontrol positif, pengukuran aktivitas antiinflamasi, perhitungan persentase penghambatan denaturasi protein dan perhitungan presentase nilai IC 50 . Tahapan-tahapan ini dijelaskan sebagai berikut :

1. Pembuatan Larutan TBS Tris Buffer Saline

Sebanyak 1,21 gram tris base dan 8,7 gram NaCl lalu tambahkan aquades sampai 900 mL. Adjust pH dengan asam asetat glasial sampai pH 6,2-6,5 pH patologis kemudian tambahkan aquadest sampai 1000 mL dalam labu ukur 1000 mL Mohan, 2003. 22 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Pembuatan 0,2 BSA Bovine Serum Albumin

Sebanyak 0,2 gram BSA Bovine Serum Albumin dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL. Kemudian ditambahkan dengan larutan TBS Tris Buffer Saline hingga volume 100 mL William et al., 2008.

3. Pembuatan Larutan Kontrol Negatif

Sebanyak 50 µL pelarut metanoletil asetatn-heksana lalu ditambahkan larutan 0,2 BSA ke labu ukur hingga volume mencapai 5 mL.

4. Pembuatan Larutan Uji Ekstrak n-heksana, etil asetat dan metanol

Sebanyak 500 mg ekstrak tumbuhan Pyrrosia lanceolata L. Farw. dilarutkan dalam pelarut ekstrak metanoletil asetatn-heksana di dalam labu ukur 25 mL, kemudian dicukupkan dengan pelarut sampai volume 25 mL, sehingga didapatkan konsentrasi 20.000 ppm sebagai larutan induk. Larutan dengan konsentrasi 20.000 ppm dibuat seri konsentrasi, sehingga menjadi larutan uji dengan konsentrasi 10000 ppm, 1000 ppm dan 100 ppm untuk setiap ekstrak.

5. Pembuatan Larutan Kontrol Positif

Sebanyak 100 mg Natrium Diklofenak kemudian dilarutkan dengan metanol ke dalam labu ukur 25 mL dan dicukupkan dengan metanol sampai 25 mL, sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 4000 ppm yang dijadikan sebagai larutan induk. Dari larutan induk 4000 ppm ini, selanjutnya dibuat seri konsentrasi larutan kontrol positif menjadi 4.000 ppm, 2.000 ppm, 1.000 ppm, 500 ppm, 250 ppm dan 130 ppm.

6. Pengukuran Aktivitas Antiinflamasi

Diambil sebanyak 50 µL dari setiap konsentrasi larutan larutan uji dan larutan kontrol positif, kemudian ditambahkan larutan 0,2 BSA hingga volume mencapai 5 mL. Dari campuran tersebut akan menghasilkan konsentrasi 1 ppm, 10 ppm dan 100 ppm untuk setiap konsentrasi ekstrak dan 1,3 ppm, 2,5 ppm, 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm dan 40 ppm larutan 23 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta konsentrasi natrium diklofenak. Kemudian diinkubasi pada suhu 25 C selama 30 menit kemudian dipanaskan selama 5 menit pada suhu 72 C, lalu didiamkan selama 25 menit pada suhu 23 C. Setelah dingin, larutan divortex dan dilakukan pengukuran absorbansi dengan spektrofotometri Uv-Visible pada panjang gelombang 660 nanometer. Uji aktivitas antiinflamasi dilakukan sebanyak tiga kali triplo.

7. Perhitungan Persentase Penghambatan Denaturasi Protein

Dokumen yang terkait

Uji Efek Antibakteri Ekstrak Daun Kamboja (Plumiera rubra) pada Konsentasi yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Aeromonas hydrophila Secara In Vitro

16 189 44

Uji Antikanker Kombinasi Ekstrak Etil Asetat Daun Poguntano (Picria fel-terrae Lour.) dengan Doksorubisin Terhadap Sel Kanker Payudara Secara In Bitro

8 96 158

Uji Aktivitas Antikanker Payudara Kombinasi Ekstrak n-Heksana dan Etilasetat Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) dengan Doksorubisin terhadap Sel Kanker T47D secara In Vitro

10 98 130

Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi n-Heksana, Etilasetat Dan Etanol Daun Kecapi (Sandoricum koetjape Merr.) Terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Penyakit Kulit Secara In Vitro

2 46 111

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Angsana (Pterocarpus indicus wild) Secara In Vitro Dan Efek Penyembuhan Sediaan Salap Terhadap Luka Buatan Kulit Marmut Yang Diinfeksi

0 40 114

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kemuning (Murraya paniculata (L.)Jack) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli Secara In Vitro.

4 26 27

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP Streptococcus mutans

1 6 69

AKTIVITAS ANTIINFLAMASI DAN ANTIAGREGASI PLATELET EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG SEPATU SECARA IN VIVO DAN IN VITRO

0 0 15

UJI AKTIVITAS PENGHENTIAN PENDARAHAN LUAR DAN ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN BERENUK (Crescentia cujete L) SECARA IN-VIVO SKRIPSI

0 1 16

AKTIVITAS ANTIINFLAMASI DAN ANTIAGREGASI PLATELET EKSTRAK ETANOL DAUN KUMIS KUCING SECARA IN VIVO DAN IN VITRO

0 0 14