Teori Health Belief Model

23

F. Teori Health Belief Model

Teori ini digunakan untuk menjelaskan perubahan dan pemeliharaan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan dan sebagai kerangka pedoman untuk intervensi perilaku kesehatan. Teori HBM juga diartikan sebagai model pengharapan akan suatu nilai yang intinya mengacu pada asumsi bahwa orang akan melibatkan diri dalam perilaku kesehatan bila mereka menilai menjadi sehat terkait dengan perilakunya dan mereka berfikir bahwa perilaku tersebut dapat memberikan hasil yang diharapkan. Setelah dilakukan penelitian untuk memperjelas model ini, secara umum seseorang akan mengambil tindakan untuk mencegah atau mengontrol kondisi kesehatan jika mereka menganggap diri mereka rentan terhadap suatu kondisi, percaya kondisi tersebut akan berdampak sangat serius, percaya bahwa tindakan yang tersedia akan bermanfaat dalam mengurangi kerentanan mereka dengan tingkat keparahan kondisi, dan percaya bahwa hambatan yang dapat diantisipasi sebanding dengan manfaatnya.

a. Persepsi terhadap kerentanan perceived susceptibility

Persepsi ini dibangun dengan mengacu pada persepsi seseorang terhadap resiko dirinya mengalami masalah kesehatan atau derajat resiko yang dirasakan seseorang terhadap masalah kesehatan yang akan dialaminya.

b. Persepsi terhadap keparahan perceived severity

Persepsi terhadap keparahan adalah tingkat kepercayaan seseorang bahwa konsekuensi masalah kesehatan akan menjadi parah. Perasaan tentang keseriusan tertular penyakit atau tidak diobati mencakup evaluasi dari kedua konsekuensi ini yaitu konsekuensi medis dan klinis. Kombinasi kerentanan dan keparahan telah diberi label sebagai ancaman yang dirasakan. 24

c. Persepsi terhadap manfaat perceived benefits

Penerimaan pribadi untuk suatu kondisi yang diyakini sebagai suatu ancaman dapat menghasilkan tenaga yang mengarah kepada perilaku atau tindakan tertentu yang akan diambil tergantung pada keyakinan terhadap efektifitas tindakan tersebut untuk mengurangi ancaman. Jadi seorang individu akan menunjukkan keyakinan yang optimal dari kerentanan dan tingkat keparahan, namun tidak akan diharapkan individu akan menerima tindakan kesehatan yang dianjurkan kecuali tindakan tersebut dianggap mempunyai potensi berkhasiat.

d. Persepsi terhadap hambatan perceived barrier

Aspek negatif yang potensial dari suatu tindakan kesehatan tertentu atau hambatan yang dirasakan dapat menjadi halangan seseorang untuk melakukan tindakan yang diharapkan. Gabungan antara kerentanan dan keparahan menyediakan energy atau kekuatan untuk bertindak dan persepsi terhadap hambatan menyedikan jalur pilihan untuk bertindak.

e. Petunjuk untuk bertindak cues of action

Isyarat tindakan terbukti penting, tetapi individu perlu rangsangan atau belajar secara sistematis. Petunjuk untuk bertindak terahadap suatu keadaan biasanya bersumber dari peristiwa eksternal yang memotivasi seseorang untuk bertindak.

f. Kepercayaanefikasi diri untuk melakukan tindakan

Efikasi diri adalah kepercayaan seseorang atas kemampuannya untuk melakukan suatu tindakan. 25

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH

A. Kerangka Konsep

Konsep merupakan abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti. Kerangka konsep akan membantu peneliti menghubungkan hasil penemuan dengan teori Nursalam, 2008. Konsep merupakan abstraksi maka konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur. Konsep dapat diamati dan diukur melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variabel Notoatmodjo, 2005. Gambar 3.1 Kerangka Konsep Pelaksanaan program imunisasi TT bagi calon pengantin wanita Persepsi petugas kesehatan dan petugas KUA  Manfaat benefit  Hambatan barrier

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komunikasi Petugas Kesehatan dan Dukungan Tokoh Agama terhadap Perilaku Ibu Balita dalam Imunisasi Campak di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan

3 26 144

Gambaran Pengetahuan Ibu-ibu Hamil Tentang Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan Tindakan Pengambilan Imunisasi TT di Poliklinik Ibu Hamil RSUP. Haji Adam Malik Tahun 2010

1 38 49

Pengaruh Kompetensi Petugas Imunisasi Terhadap Pelayanan Imunisasi Tetanus Toxoid Pada Wanita Usia Subur (WUS) Di Kabupaten Aceh Barat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

5 87 140

Pengaruh Pengetahuan Petugas Kesehatan Terhadap Pelaksanaan Program Promosi Kesehatan Di Puskesmas Di Kabupaten Humbang Hasundutan

2 38 118

Dukungan Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan Program UKS pada SD Negeri di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh

2 41 60

EVALUASI PROGRAM SKRINING STATUS TETANUS TOXOID WANITA USIA SUBUR (TT WUS) DAN RIWAYAT KEJADIAN TETANUS NEONATARUM (TN) DI JEMBER TAHUN 2010

0 18 21

Penyelenggaraan suscatin oleh kantor urusan agama (KUA) di kota Tanggerang Selatan

0 28 0

Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah Bagi Calon Pengantin Di Kantor Urusan Agama (Kua) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan

6 75 120

HUBUNGAN PERAN PETUGAS KESEHATAN DENGAN STATUS IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

0 0 12

PERENCANAAN TUGAS DALAM PELAKSANAAN KURSUS CALON PENGANTIN (SUSCATIN) DI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN SUKARAME BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 11