63
B. Saran
1. Petugas Kesehatan
a. Sebagai penyuluh, pengetahuan petugas harus terus ditambah dan metode dalam
penyuluhan harus lebih menarik dan interaktif agar informasi yang diberikan dapat tersampaikan dengan lebih baik.
b. Dalam penyuluhan, materi yang disampaikan harus singkat, jelas, dan padat serta
alat peraga yang digunakan harus legkap dan menarik. c.
Penyediaan ruang konseling untuk calon pengantin perlu di pertimbangkan. d.
Pemberdayaan posyandu bukan hanya untuk pemantauan kesehatan balita dan ibu hamil tapi juga untuk tempat penyuluhan bagi calon pengantin.
e. Pertahankan dan tingkatkan kerja sama dengan kader, tokoh masyarakat setempat
dan teman sejawat baik lintas program maupun lintas sektoral. f.
Tingkatkan sosialisasi program dengan menggunakan media sosialisasi elektronik seperti televisi dan radio.
2. Petugas KUA
a. Sebaiknya petugas KUA harus memberikan ketegasan dalam pengumpulan
persyaratan administratif pernikahan, terutama dalam pengumpulan kartu tanda imunisasi TT bagi calon pengantin wanita dan mewajibkan semua calon pengantin
wanita untuk melakukan imunisasi TT. b.
Pertahankan kerja sama lintas sektoral dengan pihak puskesmas. Petugas KUA sebagai penegas pelaksanaan imunisasi TT bagi calon pengantin dengan
pengumpulan kartu tanda imunisasi TT calon pengantin, sedangkan pihak puskesmas
64
bertindak sebagai pelaksana program imunisasi TT calon pengantin dan peyuluh sesi kesehatan pada penataran calon pengantin di KUA.
c. Petugas KUA menata program penataran calon pengantin dengan lebih terstruktur
dan selalu berkoordinasi dengan pelayanan kesehatan.
3. Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat menjadi gambaran atau acuan untuk dijadikan pertimbangan meneliti dengan metode kuantitatif. Peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti
tentang cara sosialisasi yang paling efektif untuk pelaksanaan program imunisasi TT bagi calon pengantin.
4. Institusi Pendidikan