Tinjauan Sosiologis Ganti Rugi Pembatalan Khitbah Masyarakat Desa

67 dengan konflik antar keluraga dahulu baru mereka menyerahkannya pada Desa dan orang yang menjadi saksi ketika khitbah terjadi, saksi berfungsi untuk menguatkan jika pihak tersebut berusaha memungkiri janjinya untuk membayar jika terjadi pembatalan”. 19 Ini pun dibenarkan oleh Sudarsono yang pernah menjadi saksi ketika pelaksanaan khitbah, dengan orang yang berbeda daerah ketika pembatalan terjadi salah paham dan pihak yang membatalkan tidak mau membayar khitbah yang telah disepakati, sehingga “saya diminta untuk melaporkan kepada Kepala Desa untuk membantu menyelesai kanya”. Dengan adanya ganti rugi ini, akan menghindarkan pembatalan khitbah secara sepihak, sehingga dapat mencegah terjadinya konflik antar keluarga yang berkepanjangan. Karena pembayaran ganti rugi pembatalan khitbah ini harus diserahkan oleh keluarga yang membatalkan khitbah dan disertai alasan yang jelas, barulah kelurga yang dibatalkan bisa menerima ganti rugi tersebut. 20

B. Tinjauan Sosiologis Ganti Rugi Pembatalan Khitbah Masyarakat Desa

Pulung Rejo Berdasarkan pembagian hasil pembayaran ganti rugi pembatalan khitbah, dalam masyarakat Desa Pulung Rejo yang dijelaskan oleh Somorejono selaku sesepuh Desa Pulung Rejo. Ada dua unsur nilai yang penulis dapati, adanya unsur 19 Sakiyo, Kepala Desa Pulung Rejo, Wawancara Pribadi, Pulung Rejo, 13 Agustus 2010. 20 Sudarsono, Saksi pelaksanaan Khitbah, Wawancara Pribadi, Pulung Rejo, 16 September 2010. 68 materil dan unsur politik. Adanya unsur materil sebagaimana yang dikatakan oleh Dainuri tujuan ganti rugi pemba talan khitbah diharapakan” menggantikan kerugian ketika pelaksanaan khitbah”. 21 Bagi pihak laki-laki ganti rugi ini dapat berfungsi menggantikan barang-barang pemberian yang dibawa ketika proses pelaksanaan khitbah. Hal tersebut, jika yang membatalkan khitbah adalah dari pihak perempuan. Sedangkan, bila terjadi pembatalan dari pihak laki-laki, ganti rugi ini diharapkan dapat menggantikan biaya-biaya pelaksanaan upacara adat ketika khitbah berlangsung, yang biasanya dilaksanakan di rumah pihak perempuan. Sedangkan adanya unsur materil bagi Desa dan para saksi, seolah mereka mengharapkan imbalan jasa yang diberikan ketika membantu untuk menyelesaikan ketika terjadi permasalahan atau kelasah pahaman setelah terjadi pembatalan. Hal ini dibenarkan oleh Sudarsono salah seorang saksi khitbah ketika ditanya tetang alasanya mendapatkan bagian dalam ganti rugi pembatlan khitbah “, katanya saya sudah mau ikut manjadi saksi ketika khitbah terjadi dan membantu menyelesaikan permasalahan ketika terjadi pembatalan antara kelurga tersebut karena adanya salah paham, dan saya sebagai saksi sekaligus tetangga terdekat diminta untuk melaporkan kepada Kepala Desa untuk membantu penyelesaianya”. 22 21 Dainuri, Ketua adat Kec. Rimbo Ilir, Wawancara Pribadi, Karamg Dadi, 13 Aguatus 2010. 22 Sudarsono, Saksi khitbah, Wawancara Pribadi, Pulung Rejo, 16 September 2010. 69 Maka, unsur materil yang dirasakan oleh masyarakat tentunya dalam pembagian hasil pembayaran khitbah tersebut. Mungkin, pembagian ini terlihat tidak adil, akan tetapi kepada Desa dan para saksi yang bersedia untuk membantu menyelesaikan masalah ketika terjadi pembatalan. Karena pihak Desa akan datang bersama orang yang membatalkan khitbah untuk membantu menjelaskan alasan supaya tidak terjadi kesalahpahaman dan bila yang membatalkan tidak bertanggung jawab pihak yang dibatalkan khitbahnya akan meminta bantuan Desa dan saksi untuk mendatangi keluarga yang membatalkan khitbahnya, untuk meminta kejelasan tentang alasan pembatalan tersebut. 23 Dan biasanya saksi juga akan memberi tahu jika dia melihat ada salah satu pihak yang menjalin hubungan dengan orang lain, jadi tugas saksi juga sebagai pengawas dua pihak yang telah melakukan khitbah agar tidak melakukan penyelewengan. Selain ada unsur materi, ganti rugi pembatalan khitbah juga terdapat unsur politik yang dilakukan oleh pihak Desa, khususnya dalam hal pembagian hasil pembayaran ganti rugi tersebut. Walaupun pembagian tersebut juga merupakan hasil musyawarah akan tetapi, pihak Desa seolah memanfaatkan adanya kekuasaan sehingga Desa pun tetap mendapat bagian untuk penambahan kas, hal ini digunakan untuk menunjang pembangunan yang belum terpenuhi. 24 Hal ini dapat disandingkan dengan pendapat Hobbes yang dikutip oleh Margaret M. poloma dalam bukunya Sosiologi Kontemporer menyatakan bahwa “tindakan 23 Sakiyo, Kepala Desa Pulung Rejo, Wawancara Pribadi, Pulung Rejo, 13 Agustus 2010. 24 Sudayat, Tokoh Agama, Wawancara Pribadi, Pulung Rejo 14 September 2010. 70 manusia itu ditentukan oleh nafsu dan ketamakan, yang mewujudkan diri dalam situasi konflik yang keras”. 25 Adapun manfaat yang terbesar bagi masyarakat adalah tercapainya kehidupan yang rukun dan damai, serta tidak adanya permusuhan antara satu keluarga dalam masyarakat khususnya setelah terjadi pembatalan khitbah. sebagaimana yang ungkapkan oleh tokoh agama Desa Pulung Rejo “Ganti rugi pembatalan khitbah ini berpengaruh terhadap, kerukunan, perdamaian dan bagi pihak yang dibatalkan mendapatkan kadilan ” 26

C. Analisis Ganti Rugi Pembatalan Khitbah Masyarakat Desa Pulung Rejo