6. Sebelum anda menerima palang atau ganti rugi, apakah sempat terjadi
konflik antara kedua pihak keluarga?
Iya, karena dengan tiba-tiba khitbah yang saya terima dibatalkan tanpa ada kesalahan yang saya perbuat. Tetapi setelah keluarganya datang bersama sesepuh
adat dan kepala desa, dengan bantuan mereka untuk menjelaskan permasalahannya kalau saat ini belum bisa segera untuk menikah karena belum
punya kerjaan yang menetap, menjelaskan alasannya dengan membawa palang yang kami sepakati sebelumnya. Saya coba untuk menerima dan mungkin belum
berjodoh.
7. Apakah anda setuju, dengan adanya palang atau ganti rugi bagi orang yang
menbatalkan khitbah lamaran? Apa alasannya?
Setuju, karena dengan adanya palang atau ganti rugi ini bisa mengganti biaya- biaya yang telah saya keluarkan ketika acara pelaksanaan khitbah.
8. Menurut anda, apa dampak positif dan negatif dalam pembebanan ganti
rugi atau palang bagi pihak yang membatalkan khitbah atau lamaran?
Dampak positif yang saya rasakan, yaitu dapat menambah saudara serta keluarga karena sebelumnya belum saling mengenal antar keluarga walaupun tidak jadi
menikah akan tetapi karena telah merasa dekat sebelumnya jadi hubungan ini kalau bisa jangan sampai diputuskan begitu saja.
Sedangkan dampak negatif yang saya rasakan adalah rasa malu, sakit hati, dan kecewa karena hal ini sudah disaksikan oleh banyak orang. Hilangnya
kepercayaan seseorang terhadap saya, sehingga saya merasa sulit kembali untuk menemukan pasangan hidup dikarenakan prasangka negatif dari orang.
Hasil Wawancara Dengan Tokoh Agama Desa Pulung Rejo: Nama
: H. Sudayat Tgl
: 14 September 2010 Usia
: 66 Tahun Tingkat Pendidikan
: SLTA Agama
: Islam Pekerjaan
: Pensiunan PNS
1. Apakah bapak mengetahui istilah palang dalam pembatalan khitbah di Desa
Pulung Rejo? Dari mana asal usul palang ganti rugi dalam pembatalan khitbah tersebut?
Iya, saya mengetahui, palang itu suatu ganti rugi yang dibayarkan ketika terjadi pembatalan khitbah, yang sebelumnya disepakati oleh kedua belah pihak yang
merupakan perjanjian untuk setia dalam menjaga hubungan hingga berlangsungnya pernikahan.
2. Bagaimana pendapat bapak tentang praktek pembebanan ganti rugi dalam
pembatalan khitbah yang berlangsung di Desa Pulung Rejo?
Menurut saya, palang atau ganti rugi dalam pembatalan khitbah itu merupakan hasil musyawarah para sesepuh, dan disepakati oleh keluarga kedua belah pihak
sebelumnya jika ada yang membatalkan khitbahnya guna untuk mendapatkan keadilan. Maka hal itu dibolehkan saja demi menjaga hubungan setelah khitbah
supaya tidak terjadi pengingkaran diantara mereka. 3.
Bagaimana pengaruh terhadap kehidupan bermasyarakat dengan adanya ganti rugi ketika terjadinya pembatalan khitbah?
Ganti rugi pembalataln khitbah ini berpengaruh terhadap, kerukunan, perdamaian dan bagi pihak yang dibatalkan mendapatkan kadilan. Sedangkan pengaruh
terhadap Desa sendiri, bartambahnya kas Desa yang dikarenakan adanya pemasukan dari hasil pembayaran bagi orang yang membatalkan khitbah. Hal ini
dapat dimanfaatkan sebagai penunjang pembangunan Desa yang belum terpenuhi.
4. Apakah bapak mengetahui apa alasan masyarakat dalam pembebanan ganti