Faktor Adanya Orang Ketiga

47 pertunangan di antara para pihak, baik yang sifatnya pelanggaran kesopanan dan kesusilaan maupun yang perbuatannya dapat dituntut K.U.H. Pidana. 2 Begitu pula sebab pembatalan khitbah yang dilakukan oleh masyarakat desa Pulung Rejo tidak jauh berbeda dengan sebab-sebab putusnya pertunangan secara umum yang telah disebutkan di atas. Karena masyarakat desa Pulung Rejo termasuk masyarakat yang menjunjung adat, dan hukum adat berlaku terhadap anggota-anggota warga masyarakat adat serta orang-orang di luarnya yang terkait akibat hukumnya. Dari hasil penelitian, penulis mendapati beberapa hal yang menjadi faktor penyebab pembatalan khitbah atau lamaran dalam masyarakat desa Pulung Rejo antara lain:

A. Faktor Adanya Orang Ketiga

Dalam masa peningsetan atau tunangan ini banyak hal yang mungkin terjadi, bahkan sesuatu yang di luar logika sekalipun. Dikarenakan waktu tunggu yang terkadang telalu lama, sehingga mengakibatkan salah satu dari dua pihak mengingkari janjinya yang disebabkan adanya wanita idaman lain bagi seorang perjaka dan bagi seorang gadis disebabkan karena ada godaan pria lain atau adanya lamaran dari laki-laki lain, yang dianggapnya lebih siap untuk segera menikahinya dari pada tunangannya. 3 Dikarenakan adanya gangguan dari pihak ketiga baik dari seorang laki- laki atau perempuan maka mereka merasa ragu untuk melanjutkan hubungannya 2 Ibid., h. 64-65. 3 Dainuri, Ketua Adat Kec. Rimbo Ilir. Wawancara Pribadi, Karang dadi, 13 Agustus 2010 48 ke jenjang pernikahan, Sehingga memutuskan untuk membatalkan khitbah yang pernah dilaksanakan dengan dalih ketidaksiapan untuk menikah terlalu cepat. Penulis mengambil contoh dari calon pasangan HR perempuan dan BD laki-laki, setelah BD mengkhitbah HR dengan selang waktu 1 tahun untuk melanjutkan pernikahan. Akan tetapi selama 1 tahun BD berubah sikapnya terhadap HR bahkan sering tidak berkomunikasi. Karena kekhawatiran orang tua HR, akhirnya menanyakan BD tentang hubungan mereka apakah akan dilanjutkan atau akan diakhiri saja. Dengan adanya pernyataan dari orang tua HR maka BD memilih untuk membatalkan khitbah yang pernah dilaksanakan dengan dalih “belum siap untuk menikah terlalu cepat”. Berdasarkan kesepakatan awal bagi pihak yang menyalahi janji maka dikenakan palang atau ganti rugi sebesar 5 juta. Karena BD yang membatalkan khitbah maka BD yang membayar palang atau ganti rugi tersebut. Namun, setelah 3 bulan berlalu BD menikah dengan wanita lain. 4 Ketidaksiapan untuk menikah sering dijadikan dalih untuk membatalkan khitbah yang disebabkan adanya wanita atau adanya laki-laki lain yang menggoyahkan hati mereka untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan. Selain pasangan HR dan BD, penulis mendapati calon pasangan WG perempuan dan AN laki-laki. WG dan AN telah bertunangan selama 1 Tahun akan tetapi, selang waktu tunggu untuk melangsungkan pernikahan tunangan WG menikah dengan DY yang merupakan tetangga WG. Setelah diketahui, keluarga WG telah meninggalkan rumah dengan DY ke Medan, akhirnya orang 4 Sukinem, orang tua Hariyati. Wawancara Pribadi, Pulung Rejo, 16 September 2010. 49 tua WG menyetujui pernikahan mereka dikarenakan malu dengan tetangga terlebih calon besan yang telah melamar anaknya. Keluarga WG meminta maaf dengan pihak keluarga AN, dan penyelesaiannya dilakukan secara damai yang dibantu oleh ketua adat setempat. Berdasarkan kesepakatan di awal bagi pihak yang mungkir janji akan dikenakan palang atau ganti rugi sebesar 10 juta. 5 Maka akhirnya pihak WG membayar palang dengan jumlah yang telah disepakati awalnya.

B. Faktor Pendidikan