2 Betawi Tengah yang meliputi Grogol, Jelambar, daerah Kota, Mangga
Dua, Sawah Besar, Taman Sari, Gambir, Kemayoran, Senen, Jatinegara Mester, Tanah Abang, Cikini, dan Petamburan.
3 Betawi Pinggir disebelah Timur meliputi Pulo Gadung sampai
Tambun, sebelah Barat meliputi Pesing sampai Tangerang, sebelah Selatan meliputi Kebayoran, Cilandak, Pangkalan Jati, Cinere, Ciputat,
Pasar Minggu, Selatan Timur meliputi Pasar Rebo, Selatan Barat meliputi Meruya, Sukabumi, Ilir?Udik, Joglo, Pengumben dan
sekitarnya. 4
Betawi Udik meliputi daerah sebelah Timur yaitu, dari daerah Tambun, ke timur sampai dengan Cikarang yaitu batas akhir pemakai
bahasa Betawi, sebelah Barat mulai dari perbatasan Tangerang sampai menjelang Balaraja, sebelah selatan – Barat adalah daerah-daerah
perbatasan Ciputat sampai dengan Parung dan perbatesan Limo, sebelah Selatan meliputi Lenteng Agung, Depok, dan Bojong Gede.
Jika dilihat dari relokasinya seperti di atas, maka Betawi di Setu Babakan atau Perkampungan Budaya Betawi termasuk dalam Betawi
Pinggir sebelah Selatan.
56
C. Sejarah Singkat Etnis Tionghoa
Suku Bangsa Tionghoa di Indonesia adalah satu etnis penting dalam percaturan sejarah Indonesia jauh sebelum Republik Indonesia dideklarasikan dan
terbentuk. Setelah negara Indonesia terbentuk, maka otomatis orang Tionghoa
56
Yasmine Zaki Shahab, Betawi dalam Perspektif Kontenprer : Perkembangan, Potensi dan Tantangannya, Jakarta, Lembaga Kebudayaan Betawi, 1997, h. 95.
yang berkewarganegaraan Indonesia haruslah digolongkan menjadi salah satu suku dalam lingkup nasional Indonesia setingkat dan sederajat dengan suku-suku
bangsa lainnya yang membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
57
Tionghoa di Indonesia merupakan keturunan dari leluhur mereka yang berimigrasi secara periodik dan bergelombang sejak ribuan tahun lalu. Catatan-
catatan literatur Tiongkok menyatakan bahwa kerajaan-kerajaan kuna di Nusantara telah berhubungan erat dengan dinasti-dinasti yang berkuasa di
Tiongkok. Faktor inilah yang kemudian menyuburkan perdagangan dan lalu lintas barang maupun manusia dari Tiongkok ke Nusantara dan sebaliknya.
58
Tentang riwayat nenek moyang tersebut, Leo Suryadinata 1999 mengatakan bahwa: “Sebelum terjadi imigrasi massal etnik Tionghoa ke Asia
Tenggara. khususnya ke Indonesia dan Malaysia, masyarakat Tionghoa di kedua kawasan itu sangat kecil. Pada umumnya, anggotanya telah berbaur ke dalam
masyarakat setempat. Pada masa itu, transportasi sulit. Orang Tionghoa, dilarang oleh kerajaan Tiongkok untuk meninggalkan negaranya. Mereka yang
meninggalkan tanah leluhurnya juga tidak membawa keluarganya”. Jadi, wajar jika mereka akhirnya mengawini wanita setempat. Umumnya wanita Islam
nominal dan tinggal menetap di tempat itu. Karena jumlahnya yang kecil, orang Tionghoa ini bertendensi yang berintegrasi dengan masyarakat lokal. Keturunan
mereka akhirnya tidak lagi menguasai bahasa Tionghoa dan menggunakan bahasa
57
Asal Usul China Benteng, China Benteng, Kampung Teluk Naga, Tragedi China Benteng, Artikel diakses pada 23 Mei 2008 dari http:asal usul china benteng, china benteng,
kampung teluk naga, tragedi china bentenghtm.
58
Ibid.
Melayu-lingua franca dalam Nusantara untuk berkomunikasi setelah 1928, bahasa Melayu dinamakan bahasa Indonesia.
59
Orang China mulai menyebar ke Asia Tenggara pada masa Dinasti Tang 618-907. Ketika itu, mereka mengirim ekspedisi militernya ke daerah China
Selatan. Sejak itu, banyak sekali orang-orang HoakiauHokkian yang berasal dari daerah-daerah yang terletak di sekitar Amoy di Provinsi Fukien Fujian dan
orang-orang Kwang Fu Kanton yang berasal dari Kanton dan Makao di Provinsi Kwangtung Guangdong terus menetap di perantauan dan tak kembali lagi ke
kampung halamannya.
60
Pada masa Dinasti Sung 907-1127 mulai banyak pedagang-pedagang China yang datang ke negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Mereka
berdagang dengan orang Indonesia dengan membawa barang dagangan berupa teh, barang porselin China yang indah, kain sutra yang halus serta obat-obatan.
Sedangkan mereka membeli dan membawa pulang hasil bumi Indonesia.
61
Dalam sejarah China Kuno, dikatakan orang-orang China mulai merantau ke Indonesia pada masa akhir pemerintahan Dinasti Tang. Daerah pertama yang
didatangi adalah Palembang, yang pada waktu itu merupakan pusat perdagangan kerajaan Sriwijaya. Kemudian mereka datang ke Pulau Jawa untuk mencari
rempah-rempah.Banyak dari mereka yang kemudian menetap di daerah pelabuhan pantai utara Jawa seperti daerah Tuban, Surabaya, Gresik, Banten Tangerang
dan Jakarta. Orang China datang ke Indonesia dengan membawa serta
59
Ibid.
60
Ibid.
61
Ibid.
kebudayaannya, termasuk unsur agamanya. Dengan demikian, kebudayaan China menjadi bagian dari kebudayaan Indonesia.
62
Asal kata Tionghoa
Tionghoa adalah istilah yang dibuat sendiri oleh orang keturunan Cina di Indonesia berasal dari kata zhonghua dalam bahasa mandarin. Zhonghua dalam
dialek Hokkian dilafalkan sebagai Tionghoa.Wacana Cung Hwa setidaknya sudah dimulai sejak tahun 1880, yaitu adanya keinginan dari orang-orang di Tiongkok
untuk terbebas dari kekuasaan dinasti dan membentuk suatu negara yang lebih demokratis dan kuat. Wacana ini sampai terdengar oleh orang asal Tiongkok yang
bermukim di Hindia Belanda yang ketika itu dinamakan Orang Cina, diduga panggilan ini berasal dari kosa kata Ching yaitu nama dari Dinasti Ching yang
berkuasa. Orang asal Tiongkok ini yang anak-anaknya lahir di Hindia Belanda merasa perlu mempelajari kebudayaannya termasuk bahasanya, maka oleh
sekelompok orang Tionghoa di Hindia Belanda pada 1900 mendirikan sekolah dibawah naungan suatu badan yang dinamakan Tjung Hwa Hwei Kwan, yang
kalau di lafal Indonesiakan menjadi Tiong Hoa Hwe Kwan THHK. THHK dalam perjalanannya bukan saja memberikan pendidikan bahasa dan kebudayaan
Tiongkok tapi juga menumbuhkan rasa persatuan orang-orang Tionghoa di Hindia Belanda, seiring dengan perubahan istilah Cina menjadi Tionghoa di Hindia
Belanda.
63
62
Ibid.
63
Tionghoa Indonesia, http:id.wikipedia.orgwikiTionghoa-Indonesia.
Tidak ada data resmi mengenai jumlah populasi Tionghoa di Indonesia dikeluarkan pemerintah sejak Indonesia merdeka. Namun perkiraan kasar yang
dipercaya sampai sekarang ini adalah bahwa jumlah suku Tionghoa berada di antara 4 - 5 dari seluruh jumlah populasi Indonesia. Dalam sensus penduduk
pada tahun 2000, ketika responden sensus ditanyakan mengenai asal suku mereka, hanya 1 dari jumlah keseluruhan populasi Indonesia mengaku sebagai
Tionghoa. Orang-orang Tionghoa di Indonesia berasal dari tenggara Tiongkok. Mereka termasuk suku-suku:
64
1. Hakka
2. Hainan
3. Hokkien
4. Kantonis
5. Hokchia
6. Tiochiu
Daerah asal yang terkonsentrasi di pesisir Tenggara Tiongkok dapat dimengerti karena dari sejak zaman Dinasti Tang, kota-kota pelabuhan di pesisir Tenggara
Tiongkok memang telah menjadi bandar perdagangan yang ramai. Quanzhou malah tercatat sebagai bandar pelabuhan terbesar dan tersibuk di dunia pada
zaman tersebut.
65
Ramainya interaksi perdagangan di daerah pesisir tenggara ini kemudian menyebabkan banyak sekali orang-orang Tionghoa juga merasa perlu keluar
64
Ibid.
65
Ibid.
berlayar untuk berdagang. Tujuan utama saat itu adalah Asia Tenggara dan oleh karena pelayaran sangat tergantung pada angin musim, maka setiap tahunnya,
para pedagang Tionghoa akan bermukim di wilayah-wilayah Asia Tenggara yang disinggahi mereka. Demikian seterusnya ada pedagang yang memutuskan untuk
menetap dan menikahi wanita setempat, ada pula pedagang yang pulang ke Tiongkok untuk terus berdagang. Sebagian besar dari orang-orang Tionghoa di
Indonesia menetap di pulau Jawa. Daerah-daerah lain di mana mereka juga menetap dalam jumlah besar selain di daerah perkotaan adalah: Sumatra Utara,
Bangka-Belitung, Sumatra Selatan, Lampung, Lombok, Kalimantan Barat.
66
D. Asal-usul Kesenian Gambang Kromong