BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akulturasi atau acculturation atau culture contact diartikan oleh para sarjana antropologi mengenai proses sosial yang timbul bila suatu kelompok
manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur
kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
1
Hal ini dapat dilihat dari beberapa seni budaya yang hingga saat ini masih hidup dan
berkembang dalam masyarakat Betawi khususnya. Contohnya pada kesenian Gambang Kromong.
Untuk dapat menghasilkan sebuah akulturasi yang baik maka perlu adanya proses sosial. Proses sosial yang terjadi dalam kehidupan manusia yaitu ditandai
oleh dinamika komunikasi. Hal ini jelas terjadi pada seluruh umat manusia di dunia, mereka benar-benar menyadari bahwa semua kebutuhan hidupnya hanya
dapat dipenuhi jika berkomunikasi dengan orang lain. Karena itu jika berhasil berkomunikasi secara efektif maka seluruh kebutuhannya dapat dia capai. Setiap
hari, kita pasti selalu berkomunikasi. Kita saling bertukar informasi dan pengalaman. Kita berdiskusi dan berdialog panjang tentang sesuatu hal adalah
untuk mencari sebuah keputusan dan hasil yang diinginkan bersama.
1
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta, Aksara Baru, 1980, h. 247- 248.
Semua tidak terlepas dari adanya pertukaran inforamasi baik dari tetangga dan kenalan. Informasi yang didapat juga bias dari membaca majalah atau surat
kabar dan mendengarkan radio atau menonton TV. Dari pagi hingga petang manusia berkomunikasi, manusia tidak mungkin tidak berkomunikasi atau
manusia tidak dapat mengelak dari komunikasi. Artinya, tiada hari tanpa komunikasi. Komunikasi telah ada sejak manusia lahir, dan akan terus ada
sepanjang manusia lahir, dan akan terus ada sepanjang manusia hidup.
2
Seseorang tidak dapat lepas dari komunikasi, begitu juga dengan budaya dan komunikasi yang tidak dapat dipisahkan oleh karena budaya hanya
menentukan siapa bicara dengan siapa, tentang apa, dan bagaimana orang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan.
3
Komunikasi adalah alat yang manusia miliki untuk mengatur, menstabilkan, dan memodifikasi kehidupan
sosial.
4
Budaya sebagai cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
5
Manusia belajar, berpikir, merasa, mempercayai dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya.
Bila melihat Betawi secara umum maka yang terlihat adalah merupakan hasil perkawinan berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-
daerah lain di Nusantara maupun kebudayaan asing. Dalam bidang kesenian,
2
Alo Liliweri, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta, LKiS, 2003, h. 2-3.
3
Deddy Mulyana dan Jalaludin Rakhmat, Komunikasi Antar Budaya, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2005, h. 19.
4
Ibid, h. 137.
5
Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, Human Communication Konteks-konteks Komunikasi, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2005, h. 237
misalnya, orang Betawi memiliki seni Gambang Kromong yang berasal dari seni musik Cina, tetapi juga ada Rebana atau marawis yang berakar pada tradisi musik
Arab, Musik Keroncong Tugu yang muncul sebagai sebuah hasil kebudayaan betawi merupakan perpaduan unik dengan latar belakang Portugis-Arab,
sedangkan kesenian Tanjidor lebih berlatar belakang ke-Belanda-an.
6
Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa. Mereka adalah hasil
kawin-mawin antar etnis dan bangsa di masa lalu.
7
Perkampungan Budaya Betawi, Kelurahan Srengseng Sawah merupakan tempat tinggal sebagian kecil
masyarakat Betawi dan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan-kegiatan. Salah satunya adalah kegiatan kesenian Gambang Kromong.
Gambang kromong bila diartikan dalam Kamus Kesar Bahasa Indonesia, Gambang merupakan alat musik pukul tradisional bagian dari perangkat
gamelan yang dibuat dari bilah kayu 16-25 bilah yang panjang dan besarnya tidak sama dimainkan dengan alat pukul. Sedangkan kromong diartikan sebagai
gamelan khas betawi untuk mengiringi drama rakyat betawi lenong dan cokek.
8
Gambang Kromong merupakan perpaduan yang serasi antara unsur-unsur Pribumi dengan unsur
Tionghoa . Secara fisik unsur Tionghoa tampak pada alat-
alat musik gesek yaitu Tehyan, Kongahyan dan Sukong, sedangkan alat musik
6
Samurai, Musik Tradisional, artikel diakses pada 2 Juni 2008, dari http:Musuk Tradisional by Samurai On Blogster.htm
7
Sekilas Tentang Masyarakat Betawi, Artikel Bamus Betawi diakses pada 1 Juni 2008 dari http:betawi.blogsomehtm.
8
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, Balai Pustaka, 2005, h. 329.
lainnya yaitu gambang, kromong, gendang, kecrek dan gong merupakan unsur Pribumi.
9
Dari akulturasi yang telah terjadi, penulis melihat perlu adanya kejelasan proses akulturasi tersebut untuk dapat mengetahui apa saja yang terjadi? dan
melalui apa saja?. Aklturasi ini jelas sekali telah menghasilkan sebuah kesenian Gambang Kromong. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengangkat
judul skripsi: Akulturasi Budaya Betawi dengan Tionghoa
Studi Komunikasi Antarbudaya pada Kesenian Gambang Kromong di
Perkampungan Budaya Betawi, Kelurahan Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.
B. Identifikasi, Batasan dan Rumusan Masalah