8. Hal-Hal yang Membatalkan Shalat
a. Meninggalkan  salah  satu  rukun  shalat  atau  memutuskan  rukun  sebelum
sempurna dilakukan. Misalnya seseorang  yang sedang shalat,  lalu tiba-tiba terbersit  niat  untuk  tidak  shalat  di  dalam  hatinya,  maka  saat  itu  juga
shalatnya  telah  batal.  Sebab  niatnya  telah  rusak,  meski  dia  belum melakukan hal-hal yang membatalkan shalatnya. Atau bisa juga melakukan
iātidal sebelum sempurna rukuknya. b.
Tidak  memenuhi  syarat  wajib  maupun  syarat  sahnya  shalat,  meskipun hanya satu.
Misalnya  berhadats  dan  terkena  najis  yang  tidak  dimaafkan,  baik  pada badan maupun pakaian, sedangkan najis itu tidak dapat dibuang ketika itu.
Kalau najis itu dapat dibuang saat itu juga, maka shalatnya tidak batal. Atau ketika terbukanya aurat dan saat itu juga tidak dapat tertutup. Tetapi ketika
aurat dapat ditutup kembali pada saat itu juga maka shalat tidak batal. Orang  yang  sedang  melakukan  shalat,  lalu  tiba-tiba  murtad,  maka  batal
shalatnya.  Begitu  juga  orang  yang  tiba-tiba  menjadi  gila  dan  hilang  akal saat sedang shalat, maka shalatnya juga batal.
c. Berbicara dengan sengaja
d. Banyak bergerak dan terus menerus
Yang  dimaksud  adalah  gerakan  yang  banyak  dan  berulang-ulang.  Mazhab As-syafii  memberikan  batasan  sampai  tiga  kali  gerakan  berturut-turut
sehingga seseorang batal dari shalatnya
e. Makan atau minum
Orang  yang  melaksanakan  shalat  itu  hanya  disuruh  mengerjakan  yang berhubungan dengan shalat saja, sedangkan pekerjaan yang lain hendaklah
ditinggalkan. f.
Tertawa Orang  yang  tertawa  dalam  shalat,  maka  batallah  shalatnya.  Maksudnya
adalah tertawa yang sampai mengeluarkan suara. Apabila sebatas tersenyum maka belum batal shalatnya.
g. Mendahului imam sebanyak 2 rukun.
Bila  seorang  makmum  melakukan  gerakan  mendahului  gerakan  imam, seperti  bangun  dari  sujud  lebih  dulu  dari  imam,  maka  batallah  shalatnya.
Namun  bila  hal  itu  terjadi  tanpa  sengaja,  maka  tidak  termasuk  yang membatalkan  shalat.  As-Syafiiyah  mengatakan  bahwa  batasan  batalnya
shalat  adalah  bila  mendahului  imam  sampai  dua  gerakan  yang  merupakan rukun  dalam  shalat.  Hal  yang  sama  juga  berlaku  bila  tertinggal  dua  dari
gerakan imam Wajdi dan Rahmani, 2009.
E. Khusyuk