Syarat-Syarat Sah Shalat Shalat

d. Baligh dewasa Baligh maksudnya telah dewasa, dengan salah satu tanda berikut: 1 Berumur lima belas tahun atau lebih 2 Telah keluar air mani bagi anak laki-laki 3 Telah mimpi bersetubuh, atau 4 Mulai keluar haidh bagi wanita e. Telah sampai dakwah perintah Rasulullah saw. kepadanya Pada masa sekarang dakwah dapat diperoleh dari orang tua, guru, maupun media massa. f. Melihat atau mendengar Seseorang wajib melaksanakan shalat setelah mendengar atau melihat dakwah Islam melalui media, sehingga ia mengetahui kewajibannya untuk melaksanakan shalat. g. Jaga Maksudnya adalah orang tidur, lupa, atau gila tidak berkewajiban untuk melaksanakan shalat, sampai ia bangun, ingat, atau sembuh dari penyakit gilanya Rasyid, 2007; Zurinal dan Aminuddin, 2008.

5. Syarat-Syarat Sah Shalat

Wajdi dan Rahmani 2009 menjelaskan beberapa syarat sah shalat sebagai berikut: a. Suci dari hadats baik hadats besar maupun hadats kecil Bersuci dari hadats kecil dengan wudlu atau tayamum dan bersuci dari hadats besar dengan mandi wajib. 1 Wudhu a Pengertian Wudhu Secara harfiah kata al-Wudlu berarti kebersihan, kebaikan, dan kerapian Elzaky, 2011. Dalam pengertian syariat, wudhu adalah bersuci dengan menggunakan air pada anggota tubuh tertentu, berdasarkan tata cara tertentu, dan dimulai dengan niat Wajdi dan Rahmani, 2009. Sangkan 2006 menerangkan bahwa wudhu merupakan prosesi ibadah yang dipersiapkan untuk membersihkan jiwa agar mampu melakukan kesambungan komunikasi dengan Allah Yang Maha suci. Oleh sebab itu wudhu harus dilakukan sebagaimana halnya melakukan shalat, karena wudhu merupakan prosesi pembersihan jiwa yang dituntun oleh Rasulullah saw. b Syarat-Syarat Sah Wudhu Adapun syarat-syarat sah wudhu adalah sebagai berikut: i. Islam ii. Berakal, sehingga tidak sah wudhu yang dilakukan oleh orang gila. iii. Tamyiz, sehingga tidak sah wudhu seorang anak kecil yang belum mencapai usia tamyiz. Biasanya seorang anak mencapai usia tamyiz pada umur 7 tahun. iv. Niat v. Air yang suci vi. Bersih atau tuntas dari segala hadats yang mewajibkan bersuci, seperti kencing, buang air besar, atau kentut. vii. Tidak ada penghalah indrawi yang menahan sampainya air pada bagian tubuh yang menjadi anggota wudhu, misalnya cat yang menempel pada bagian tubuh yang menjadi anggota wudhu. Semua benda yang menghalangi itu harus dibuang terlebih dahulu sehingga air menyentuh atau membasuh bagian tubuh yang harus dibasuh dalam wudhu Elzaky, 2011. c Tata Cara Wudhu Kesempurnaan shalat sangat tergantung kepada kesempurnaan wudhunya. Sebab shalat seseorang tidak akan sah jika wudhunya sendiri tidak sah. Shalat tidak akan sempurna jika wudhunya tidak sempurna. Jika wudhunya tidak dalam keadaan ingat kepada Allah lalai maka wudhunya tidak memberikan dampak apa-apa kepada jiwa kecuali hanya tubuhnya basah terkena air Sangkan, 2006. Rasulullah saw. besabda: “Apabila engkau hendak shalat, sempurnakanlah wudlumu, kemudian menghadaplah ke kiblat.” HR Muslim Wajdi dan Rahmani 2009 menjelaskan tentang tata cara wudhu sesuai dengan tuntunan Nabi sebagai berikut: i. Membaca basmalah ketika membasuh dua telapak tangan termasuk sunnah wudhu ii. Berkumur-kumur sebanyak tiga kali sunnah wudhu iii. Menghirupkan air ke hidung sebanyak tiga kali sunnah wudhu iv. Membasuh muka, mulai dari tempat tumbuh rambut kepala sebelah atas sampai kedua tulang dagu sebelah bawah dan antara telinga kanan hingga telinga kiri sambil niat wudhu. Tindakan ini hukumnya wajib dilakukan termasuk rukun. Dan sunnah untuk diulang sebanyak tiga kali. v. Niat untuk berwudlu, wajib hukumnya termasuk rukun. Niat dilakukan bersamaan dengan membasuh muka. vi. Membasuh dua tangan, mulai dari telapak dan lengan sampai siku. Tindakan ini termasuk rukun wudhu. Sunnah untuk diulang tiga kali. vii. Mengusap bagian kepala, baik kulit atau rambut. Merupakan rukun wudhu. Sunnah untuk diulang sebanyak tiga kali. viii. Mengusap dua telinga bagian luar dan dalam menggunakan air baru sunnah wudhu. ix. Membasuh kedua kaki sebanyak tiga kali mulai dari ujung jari-jari hingga mata kaki atau lebih rukun wudlu. x. Tertib atau mengerjakan lima rukun wudhu secara berurutan. Merupakan bagian dari rukun wudhu. xi. Berdo’a menghadap kiblat sambil mengangkat kedua tangan sunnah wudhu. اإ ـلإ ا أ د شأ ل سر دبع اد ح أ د شأ ل كيرش ا دح ها . ير ط لا ي عجا يبا لا ي عجا لا . ،كد حب لا ك حبس ، أ اإ ـلإ ا أ د شأ كيلإ أ كرفغ سأ . b. Suci badan, pakaian, dan tempat dari najis Najis yang sedikit atau yang sukar menjaganya seperti nanah, bisul, darah khitan, dan darah berpantik yang ada di tempatnya diberi keringanan unttuk dibawa shalat Zurinal dan Aminuddin, 2008. c. Menutup aurat Aurat ditutup dengan sesuatu yang dapat menghalangi terlihatnya warna kulit. Adapun aurat laki-laki adalah antara pusat sampai lutut, sedangkan aurat perempuan adalah seluruh badan kecuali muka dan kedua telapak tangan Rasyid, 2007. d. Mengetahui masuknya waktu shalat Shalat dikatakan sah apabila dilaksanakan pada waktu yang telah ditetapkan dan apabila melaksanakan shalat sebelum atau sesudah waktu tersebut, maka shalatnya tidak sah, kecuali ada alasan menurut syara’ Zurinal dan Aminuddin, 2008. e. Menghadap ke kiblat ka’bah Selama melaksanakan shalat wajib menghadap ke kiblat Rasyid, 2007.

6. Rukun Shalat