dan pelebaran pembuluh darah. Selain itu, kadar estrogen yang rendah juga dapat menyebabkan darah menjadi lebih kental Spencer Brown,
2007. Applegate 1998 dalam Setyawati 2010 menyatakan bahwa jenis
kelamin berpengaruh pada tekanan darah, yaitu tekanan darah cenderung lebih tinggi pada laki-laki dari pada perempuan. Hal ini disebabkan oleh
aktivitas renin yang lebih tinggi pada laki-laki dari pada perempuan. Namun hasil penelitian ini telah menggambarkan bahwa jenis kelamin
laki-laki lebih sedikit dari pada perempuan 11,1. Hal ini disebabkan usia responden pada penelitian ini yaitu
≥ 45 tahun. Dimana pada usia ini perempuan telah memasuki masa menopause yang menyebabkan
perempuan cenderung mengalami peningkatan tekanan darah. Sehingga hasil penelitian sesuai dengan analisa bahwa responden terbanyak
adalah perempuan. Selain itu, tingginya responden perempuan yang menderita hipertensi dalam penelitian ini kemungkinnan dikarenakan
sebagian besar sampel dalam penelitian ini adalah perempuan.
2. Umur
Palmer Wiilliams 2007 menyatakan bahwa tekanan darah secara alami cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Bangun 2002 dalam Patminingsih 2010 yang menyatakan bahwa penyakit hipertensi berkembang saat umur seseorang telah mencapai
paruh baya yaitu pada umur 40-60 tahun. Applegate 1998 dalam Patminingsih 2010 menyatakan bahwa pada umumnya tekanan darah
akan naik dengan pertambahan usia terutama setelah usia 60 tahun. Hal
ini terjadi karena setelah umur 45 tahun dinding arteri akan mengalami penebalan oleh karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan
otot, sehingga pembuluh darah akan berasngsur-angsur menyempit menjadi kaku Anggaraini, 2009. Selanjutnya darah pada setiap denyut
jantung dipaksa untuk melalui pembuluh darah yang sempit dari biasanya sehingga akan menyebabkan naiknya tekanan darah Susalit,
2001. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata umur pasien hipertensi di
Posbindu Anggrek Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat timur berada pada dua kategori yang hampir sama, yaitu kategori pralansia
45-59 sebanyak 48,9 dan kategori lansia ≥60 sebanyak 51,1.
Kedua kategori ini hampir sama perbandingannya yaitu 1:1 dalam artian bahwa umur pralansia dan lansia sama-sama berpotensi untuk terjadi
peningkatan tekanan darah. Hasil penelitian yang sesuai dengan kondisi tersebut dilakukan oleh
Patminingsih 2010. Dalam peneltiannya didapatkan hasil bahwa responden hipertensi menurut umur paling tinggi berada pada kelompok
umur 46-60 tahun.. Hasil penelitian di kota Tainan, Taiwan, menunjukkan bahwa pada usia diatas 65 tahun ditemukan prevalensi
hipertensi sebesar 60,4 Kuswardhani, 2006. Kedua hasil penelitian di atas sejalan dengan hasil analisa peneliti yang menggambarkan bahwa
karakteristik umur
responden rata-rata
hampir menunjukkan
perbandingan 1:1 pada pralansia 45-59 tahun dan lansia ≥60 tahun.
3. Suku
Kozier dan Erb 2009 menyebutkan bahwa pria Amerika Afrika berusia di atas 35 tahun memiliki takanan darah yang lebih tinggi
daripada pria Amerika Eropa dengan usia yang sama. Hal ini dikarenakan hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam
daripada yang berkulit putih. Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebabnya. Namun pada orang kulit hitam ditemukan kadar
renin yang lebih rendah dan sensitifitas terhadap vasopressin lebih besar Anggaraini, 2009.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden yang berasal dari suku Jawa sebanyak 35,6, Betawi 55,6, Sunda 2,2 dan
dari suku lain sebanyak 6,7. Dapat dilihat bahwa di antara suku-suku yang telah disebutkan, suku Betawi memiliki jumlah respoden yang
paling banyak. Hal ini dimungkinkan karena tempat yang digunakan dalam penelitian mayoritas penduduknya adalah suku Betawi sehingga
sebagian besar sampel yang diperoleh berasal dari suku Betawi.
4. Pendidikan