Hubungan Masing-Masing Aspek dalam Shalat dengan TDS dan

r=-0,338 dengan TDD pasien hipertensi Posbindu Anggrek Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur.

1. Hubungan Masing-Masing Aspek dalam Shalat dengan TDS dan

TDD Pasien Hipertensi di Posbindu Anggrek Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur Adapun hubungan antara masing-masing aspek shalat dengan TDS dan TDD dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut ini: Tabel 5.7 Analisa Hubungan Masing-Masing Aspek Shalat dengan TDS dan TDD Pasien Hipertensi di Posbindu Anggrek Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur Variabel Jumlah n Korelasi r P-value TDS Waktu Pelaksanaan Shalat 45 -0,350 0,018 Ketepatan Gerakan 45 -0,184 0,227 Kekhusyukan 45 -0,592 0,000 TDD Waktu Pelaksanaan Shalat 45 -0,222 0,142 Ketepatan Gerakan 45 -0,043 0,782 Kekhusyukan 45 -0,405 0,006 Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara aspek waktu pelaksanaan shalat dan kekhusyukan dengan tekanan darah sistole TDS dengan nilai P-value kurang dari 0,05 p≤0,05, yaitu sebesar 0,018 untuk waktu pelaksanaan shalat dan sebesar 0,000 untuk kekhusyukan. Nilai koefisien korelasi r = -0,350 untuk waktu pelaksanaan shalat menunjukkan pola hubungan antar variabel yang negatif dengan pola hubungan yang lemah, menunjukkan bahwa semakin tinggi skor aspek waktu pelaksanaan shalat maka semakin rendah nilai TDS pasien tersebut. Nilai koefisien korelasi r=- 0,592 untuk kekhusyukan menunjukkan pola hubungan antar variabel yang negatif dengan pola hubungan yang sedang, menunjukkan bahwa semakin tinggi skor aspek kekhusyukan maka semakin rendah nilai TDS pasien hipertensi tersebut. Aspek ketepatan gerakan menjelaskan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek ketepatan gerakan dengan tekanan darah sistole TDS pasien hipertensi di Posbindu Anggrek Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur dengan nilai P-value sebesar 0,227 p 0,05. Berdasarkan hasil uji statistik tersebut juga diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara aspek kekhusyukan dengan tekanan darah diastole TDD dengan nilai P-value kurang dari 0,05 p≤0,05, yaitu sebesar 0,006. Nilai koefisien korelasi r=-0,405 untuk kekhusyukan menunjukkan pola hubungan antar variabel yang negatif dengan pola hubungan sedang, menunjukkan bahwa semakin tinggi skor aspek kekhusyukan maka semakin rendah nilai TDD pasien hipertensi tersebut. Aspek waktu pelaksanaan shalat dan ketepatan gerakan menjelaskan tidak adanya hubungan yang signifikan antara waktu pelaksanaan shalat dan ketepatan gerakan dengan TDD pasien hipertensi di Posbindu Anggrek Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur dengan nilai P-value lebih dari 0,05 p 0,05 yaitu sebesar 0,142 untuk waktu pelaksanaan shalat dan 0,782 untuk ketepatan gerakan. 83

BAB VI PEMBAHASAN

Tujuan penelitian ini sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya yaitu untuk mengidentifikasi dan menghubungkan antara shalat dengan tekanan darah sistole dan diastole pasien hipertensi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli- Agustus 2013 di Posbindu Anggrek Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner dan alat pengukur tekanan darah sfigmomanometer dan stetoskop yang dilakukan oleh peneliti kepada 45 responden. Berikut uraian pembahasan serta keterbatasan penelitian dari hasil penelitian yaitu analisis univariat dan analisis bivariat.

A. Karakteristik Pasien Hipertensi di Posbindu Anggrek Kelurahan

Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur 1. Jenis Kelamin Berdasarkan jenis kelamin didapatkan responden penelitian terbanyak adalah perempuan 88,9. Jenis kelamin perempuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai tekanan darah. Perempuan biasanya memiliki tekanan darah yang lebih tinggi setelah menopause Kozier, et al, 2010. Potter Perry 2005 menjelaskan bahwa menopause secara khas terjadi antara usia 45-60 tahun. Perubahan yang terjadi pada masa menopause disebabkan oleh penurunan kadar hormon estrogen, sehingga dapat berpengaruh pada masalah yang berhubungan dengan penurunan efisiensi penyempitan