Helena Sinaga : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Guru Sekolah Dasar Terhadap Makanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Pangan Dan Bahan Kimia Berbahaya Pada Sekolah Dasar Di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan
Marelan Tahun 2009, 2009.
BTP yang dapat mengikat ion logam yang ada dalam makanan, sehingga memantapkan warna, aroma dan tekstur.
Contoh : asam fosfat, asam sitrat, natrium pirofosfat. 2. Untuk makanan yang diizinkan mengandung lebih dari satu makanan antioksidan,
maka hasil bagi masing-masing bahan dengan batas maksimum penggunaannya jika dijumlahkan tidak boleh lebih dari satu.
3. Untuk makanan yang diizinkan mengandung lebih dari satu macam pengawet, maka hasil bagi masing-masing bahan dengan batas maksimum penggunaannya jika
dijumlahkan tidak boleh lebih dari satu. 4. Batas penggunaan ”secukupnya” adalah penggunaan yang sesuai dengan cara
produksi yang baik, yang maksudnya jumlah yang ditambahkan pada makanan tidak melebihi jumlah wajar yang diperlukan sesuai dengan tujuan penggunaan bahan
tambahan pangan tersebut. 5. Pada bahan tambahan pangan golongan pengawet, batas maksimum penggunaan
garam benzoate dihitung sebagai asam benzoate, garam sorbet sebagai asam sorbet.
2.3.6. Persyaratan Bahan Tambahan Pangan
Pada dasarnya persyaratan Bahan Tambahan Pangan BTP yang digunakan adalah sebagai berikut Depkes, 2004 :
1. Harus telah mengalami pengujian dan evaluasi toksikologi.
2. Harus tidak membahayakan kesehatan konsumen pada kadar yang diperlukan
dalam penggunaannya. 3.
Harus selalu dipantau terus-menerus dan dilakukan evaluasi kembali jika perlu sesuai dengan perkembangan teknologi dan hasil evaluasi toksikologi.
Helena Sinaga : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Guru Sekolah Dasar Terhadap Makanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Pangan Dan Bahan Kimia Berbahaya Pada Sekolah Dasar Di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan
Marelan Tahun 2009, 2009.
4. Harus selalu memenuhi persyaratan spesifikasi dan kemurnian yang telah
ditetapkan. 5.
Harus dibatasi penggunaannya hanya untuk tujuan tertentu dan hanya jika maksud penggunaan tersebut tidak dapat dicapai dengan cara lain secara ekonomis dan
teknis. 6.
Sedapat mungkin penggunaannya dibatasi agar makanan tertentu dengan maksud tertentu dan kondisi tertentu serta dengan kadar serendah mungkin tetapi masih
berfungsi seperti yang dikehendaki.
2.3.7. Bahan Tambahan Pangan Yang Tidak Diizinkan
Berdasarkan Permenkes RI Nomor 1186MenkesPerX1999, bahan tambahan pangan yang tidak diizinkan atau dilarang digunakan dalam makanan yaitu bahan yang
tidak mempunyai fungsi dalam makanan, terdapat secara tidak sengaja baik dalam jumlah sedikit atau cukup banyak akibat perlakuan selama produksi, pengolahan, atau
pengemasan. Bahan kimia berbahaya juga sering disalahgunakan pada pangan antara lain
boraks, formalin, rhodamin B, dan kuning metanil. Keempat bahan kimia tersebut dilarang digunakan untuk pangan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Berikut ini merupakan sejumlah tujuan penggunaan dari senyawa-senyawa tersebut yaitu Joomla, 2006 :
a. Boraks digunakan untuk mematri logam, pembuatan gelas dan enamel, anti jamur
kayu, pembasmi kecoa, antiseptik, obat untuk kulit dalam bentuk salep, campuran pembersih.
Helena Sinaga : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Guru Sekolah Dasar Terhadap Makanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Pangan Dan Bahan Kimia Berbahaya Pada Sekolah Dasar Di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan
Marelan Tahun 2009, 2009.
b. Formalin digunakan untuk pembunuh kuman sehingga banyak dimanfaatkan sebagai
pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian; pembasmi lalat dan berbagai serangga lain, bahan untuk pembuatan sutra buatan, zat pewarna, pembuatan gelas dan bahan
peledak, dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas, bahan untuk pengawet mayat, bahan pembuatan pupuk lepas lambat
slow- release fertilizer dalam bentuk urea, formaldehid: bahan untuk pembuatan parfum, bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku, pencegah korosi
untuk sumur minyak, bahan untuk insulasi busa, bahan perekat untuk produk kayu lapis plywood, dalam konsentrasi yang sangat kecil 1 digunakan sebagai
pengawet untuk berbagai produk konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan pembersih karpet.
c. Rhodamin B digunakan sebagai zat warna untuk kertas, tekstil sutra, wool, kapas,
sabun, kayu dan kulit, sebagai reagensia di laboratorium untuk pengujian antimon, kobal, niobium, emas, mangan, air raksa, tantalum, talium dan tungsten; untuk
pewarna biologik. d.
Kuning metanil selain digunakan sebagai pewarna tekstil dan cat, juga digunakan sebagai indikator reaksi netralisasi asam-basa.
Ada beberapa jenis bahan tambahan pangan yang dilarang penggunaannya, sebagaimana diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
722MenkesPerIX1988 tanggal 22 September 1988 dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1186MenkesPerX1999. Beberapa bahan tambahan pangan
tersebut yaitu : Asam borat dan senyawanya, Asam salisilat dan garamnya,
Helena Sinaga : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Guru Sekolah Dasar Terhadap Makanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Pangan Dan Bahan Kimia Berbahaya Pada Sekolah Dasar Di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan
Marelan Tahun 2009, 2009.
Dietilpirokarbonat, Dulsin, Kalium klorat, Kloramfenikol, Minyak nabati yang dibrominasi, Nitrofurazon, dan Formalin.
2.3.8. Efek Penggunaan Bahan Kimia Berbahaya