Helena Sinaga : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Guru Sekolah Dasar Terhadap Makanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Pangan Dan Bahan Kimia Berbahaya Pada Sekolah Dasar Di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan
Marelan Tahun 2009, 2009.
2.3.10. Mekanisme Bahan Toksik Pada Tubuh Manusia
Metabolisme atau proses fisiologis tubuh, dikenal juga dengan transformasi biologis bio-transformasi. Metabolisme atau transformasi biologis bio-transformasi
dari bahan-bahan beracun seperti kandungan bahan kimia berbahaya dan bahan tambahan pangan dengan jumlah yang berlebihan pada makanan, merupakan faktor penentu utama
terhadap daya racun dari zat terkait. Melalui proses bio-transformasi ini, bahan-bahan beracun yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami peningkatan daya racunnya atau
akan mengalami penurunan dari daya racun yang dimilikinya. Palar, H, 2008 Proses bio-transformasi ini dapat diklasifikasikan ke dalam 3 bentuk, yaitu:
1. Transformasi yang bersifat destruktif oksidasi, reduksi dan hidrolisis Pelaksanaan dari proses bio-transformasi destruktif berkenaan dengan
perombakan atau penghancuran bentuk suatu persenyawaan dari suatu unsur yang dituju menjadi bentuk lain tanpa menghapus unsur yang dituju tersebut. Pada proses
transformasi destruktif ini , dikenal tiga bentuk reaksi yaitu: a.
Oksidasi, merupakan bentuk bio-transformasi yang paling umum terjadi, sebagai respon dari tubuh terhadap zat racun yang masuk.
b. Reduksi, merupakan kebalikan dari reaksi oksidasi. Reaksi ini tidak begitu umum
ditemukan dalam tubuh. Reaksi reduksi baru akan terjadi apabila senyawa- senyawa asing yang masuk ke dalam tubuh mempunyai potensial oksidasi-
reduksi. c.
Hidrolisis, merupakan suatu bentuk reaksi perombakan struktur dari suatu senyawa. Pada peristiwa hidrolisis, air mempunyai peranan yang sangat penting
karena dengan air maka proses reaksi ini bisa terjadi. Terhadap bahan-bahan
Helena Sinaga : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Guru Sekolah Dasar Terhadap Makanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Pangan Dan Bahan Kimia Berbahaya Pada Sekolah Dasar Di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan
Marelan Tahun 2009, 2009.
beracun yang masuk ke dalam tubuh, reaksi hidrolisis yang terjadi adalah perubahan bentuk metabolisme tubuh dari reaksi hidrolisis yang normal menjadi
degradasi tehadap bahan-bahan beracun tersebut. Bahan-bahan beracun seperti formalin dan boraks yang memiliki sifat larut dalam air dapat dihidrolisis jika
masuk kedalam tubuh yaitu dengan banyak mengkonsumsi air dengan demikian maka bahan-bahan tersebut akan diekskresikan melalui urine. Palar, H, 2008
2. Transformasi yang bersifat sintesis konjugasi Reaksi ini merupakan reaksi yang terlibat langsung dalam mekanisme sintesa
dalam metabolisme normal. Reaksi ini berperan banyak dalam proses penurunan daya racun dari suatu zat yang masuk ke dalam tubuh. Palar, H, 2008
Sebagai contoh adalah zat warna yang dimetabolisme dan atau dikonjugasi di hati, selanjutnya ada juga yang ke empedu memasuki jalur sirkulasi enterohepatik. Zat
warna azo yang larut dalam air diekskresi secara kuantitatif melalui empedu, sedangkan yang larut dalam lemak diabsorpsi sempurna tanpa metabolisme dalam usus, melainkan
dimetabolisme dalam hati oleh azo-reduktase membentuk amin primer yang sesuai. Senyawa yang merupakan metabolit polar cepat dieliminasi lewat urine. Cahyadi, 2008
3. Transformasi yang bersifat induksi enzim Pada peristiwa metabolisme, enzim memegang peranan yang sangat penting
sebagai zat perangsang untuk memperlancar atau mempercepat proses metabolisme tersebut. Karena itu enzim disebut juga sebagai bio-katalisator. Fungsi dari enzim adalah
untuk mengartur dan mempercepat terjadinya proses atau aktivitas metabolisme dalam tubuh 108 sampai 1011 kali lebih cepat dari yang sama, yang terjadi tanpa menggunakan
enzim. Palar, H, 2008
Helena Sinaga : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Guru Sekolah Dasar Terhadap Makanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Pangan Dan Bahan Kimia Berbahaya Pada Sekolah Dasar Di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan
Marelan Tahun 2009, 2009.
2.4.
Perilaku 2.4.1. Pengertian Perilaku
Pengertian perilaku dari segi biologis adalah kegiatan atau aktivitas organisme makhluk hidup yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua
makhluk hidup mulai dari tumbuh- tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing- masing. Sehingga yang
dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan,
berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua
kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Notoatmodjo, 2003
Skiner 1938, dikutip dari Notoatmodjo 2003 seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus
rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skiner ini
disebut teori “S-O-R” atau Stimulus − Organisme − Respons. Skiner membedakan
adanya dua respons. Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan
menjadi dua Notoatmodjo, 2003 : 1.
Perilaku tertutup covert behavior
Helena Sinaga : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Guru Sekolah Dasar Terhadap Makanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Pangan Dan Bahan Kimia Berbahaya Pada Sekolah Dasar Di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan
Marelan Tahun 2009, 2009.
Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup covert. Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuankesadaran, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut covert behavior atau unobservable behavior.
2. Perilaku terbuka overt behavior
Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek
practice. Perilaku manusia sebagian besar adalah operant respons. Maka untuk membentuk
jenis respon atau perilaku perlu diciptakan adanya suatu kondisi tertentu yang disebut operant conditioning. Cara pembentukan perilaku dalam operant conditioning ini
menurut Skiner adalah : b.
Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau reinforcer berupa hadiah- hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan dibentuk.
c. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang
membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang
dimaksud. d.
Menggunakan secara urut komponen- komponen itu sebagai tujuan-tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer atau hadiah untuk masing- masing komponen tersebut.
e. Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang telah
tersusun itu.
Helena Sinaga : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Guru Sekolah Dasar Terhadap Makanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Pangan Dan Bahan Kimia Berbahaya Pada Sekolah Dasar Di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan
Marelan Tahun 2009, 2009.
Benyamin Bloom 1908 dikutip dari Notoatdmojo 2003 seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia kedalam 3 tiga domain, ranah atau kawasan
yakni: a kognitif cognitive, b afektif affective, c psikomotor psychomotor.
2.4.2. Pengetahuan Knowledge