Macam-Macam Pola Komunikasi Pola Komunikasi

Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi dalam diri sendiri, yaitu proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang, berupa proses pengolahan informasi melalui panca indera dan sistem saraf. 16 Bahwa manusia apabila dihadapi dengan suatu pesan untuk mengambil keputusan menerima ataupun menolaknya akan mengadakan terlebih dahulu suatu komunikasi dengan dirinya proses berpikir. Dalam proses berpikir ini seseorang menimbang untung rugi usul yang diajukan oleh komunikator. 17 Komunikasi akan berhasil apabila pikiran yang disampaikan dengan menggunakan perasaan yang di sadari, sebaliknya komunikasi akan gagal jika sewaktu menyampaikan pikiran, pikiran tidak terkontrol. b. Komunikasi Interpersonal komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi adalah “proses paduan penyampaian pikiran dan perasaan oleh seseorang kepada orang lain agar mengetahui, mengerti, dan melakukan kegiatan tertentu.” 18 Secara umum komunikasi interpersonal dapat diartikan sebagai proses pertukaran informasi diantara komunikator dengan komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam hal mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang, karena sifatnya dialogis 16 Sasa Djuarsa Sendjaja, PengantarKomunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka, 1998, h. 39 17 Phil, Astrid Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Bandung: Mandar Maju, 1992. Cet. ke-1, h. 4 18 Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990, cet. ke-5, h. 126 berupa percakapan. Komunikasi interpersonal dampaknya dapat dirasakan pada waktu itu juga oleh pihak yang terlibat. 19 Hubungan interpersonal adalah hubungan yang berlangsung, keuntungan dari padanya ialah bahwa reaksi atau arus balik dapat diperoleh segera. Dalam hubungan interpersonal, proses komunikasi semakin jelas dan dalam komunikasi interpersonal, komunikan dapat memberi arus balik secara langsung kepada komunikator. c. Komunikasi Kelompok Komunikasi kelompok adalah komunikasi antara seseorang komunikator dengan sejumlah orang komunikasi yang berkumpul bersama-sama dalam bentuk kelompok. 20 Komunikasi kelompok ini mempunyai beberapa karakteristik. Pertama, proses komunikasi terhadap pesan-pesan yang disampaikan oleh seorang pembicara kepada khalayak yang lebih besar dan tatap muka. Komunikasi berlangsung kontinue dan bisa dibedakan mana sumber dan mana penerima. Ketiga, pesan yang disampaikan terencana dan bukan spontanitas untuk segmen khalayak tertentu. 21 Komunikasi kelompok dapat dibagi menjadi dua bagian kelompok kecil. Menurut Robert F. Bales yang dikutip oleh Widjaja, kelompok kecil adalah sejumlah orang yang terlibat antara satu dengan yang lain dalam suatu pertemuan yang bersifat tatap muka, dimana 19 Sr. Maria Assumpte Rumanti OSF, Dasar-Dasar Public Relation Teori dan Praktis, Jakarta: Grasindo, 2002, cet. ke-1, h. 88 20 Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, Bandung: Alumni, 1986, cet. ke-2, h. 5 21 Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005, cet 2, h. 33 setiap peserta mendapat kesan atau penglihatan antar satu dengan yang lainnya yang cukup kentara, sehingga ia baik pada saat timbul pertanyaan maupun sesudah memberikan tanggapan kepada masing- masing individu komunikan. 22 Dalam komunikasi kelompok kecil, komunikator menunjukkan pesannya kepada benak atau pikiran komunikan, contohnya, diskusi, seminar, rapat dan lain-lain. Komunikan dapat menanggapi uraian komunikator, bisa bertanya jika tidak mengerti.

B. Pembinaan Ibadah Shalat

1. Pengertian, Ciri dan Langkah Pembinaan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa “Pembinaan adalah sebagai proses, perbuatan, atau cara membina.” 23 Arti dapat ditelusuri dari kata dasar bina yang mendapat prefiks pen-an sufiks- an sehingga menjadi “proses, perbuatan, atau cara.” Sementara menurut Poerwadarminta dalam Shochibul Hujjah, mengartikan pembinaan dengan “pembangunan dan pembawaan”. 24 Kedua pendapat ini pada hakikatnya tidak berbeda, hanya arti pembinaan itu sendiri yang bersifat luas, bergantung orientasi dan persepsi yang menafsirkannya. Dengan kata lain, pembinaan berarti proses, perbuatan, cara membina juga berarti atau berpadanan dengan pembangunan atau pembawaan. 22 Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h. 129 23 Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 152 24 Shochibul Hujjah, Pola Komunikasi Guru Agama Dalam Pembinaan Akhlak Siswa SMK Negeri 1 Pasuruan, Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri UIN SyarifHidayatullah Jakarta, 2011, h. 27 Sedangkan menurut Abdur Rahim, “Pembinaan dapat juga berarti poses melakukan kegiatan membina atau membangun sesuatu, seperti membina bangsa. Dalam pembinaan ini tampak atau identik dalam perubahan, bergantung obyek yang bina, tentusaja perubahan yang mengacu kepada peningkatan. 25 Pembinaan merupakan segala usaha, ikhtiar, dan kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian segala sesuatu secara teratur dan terarah. 26 Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh S. Hidayat, bahwa pembinaan adalah suatu usaha yang dilakukan dengan sadar terencana, teratur, dan terarah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan subjek didik dengan tindakan, pengarahan, bimbingan, pengembangan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 27 Dari beberapa definisi pembinaan di atas, penulis menyimpulkan bahwa pembinaan merupakan suatu upaya yang dijalankan secara sistemik sebagai usaha menuju pada perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya, yang diawali dengan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pembiayaan, koordinasi, pelaksanaan, dan pengawasan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan dengan hasil yang lebih baik. Berdasarkan dari beberapa pengertian tersebut, ciri-ciri pembinaan adalah: 25 Abdur Rahim, Pengaruh Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Siswa MTS Sunan Ampel Pasuruan, Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Shalahuddin Pasuruan, 2007, h. 67 26 Masdar Hilmi, Dakwah dalam Alam Pembangunan, Semarang: Toha Putra, 1973, h. 53 27 Jumhur dan Muh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Bandung: CV. Ilmu, 1987, h. 25