Faktor Murid Faktor Penghambat Pola Komunikasi Pembinaan Ibadah Shalat

Sebagaimana yang dikatakan oleh Rukoyah: “...apa ya? Kalau hambatan dari siswanya sih lebih karena faktor umur anak kali ya. Karena kan anak seumuran ini belum terlalu tanggap sama apa yang di perintahkan, masih senang main. Makanya kadang mereka ga bisa bedain antara main, belajar, dan kerja ” 15 Beberapa hambatan yang terjadi karena faktor murid adalah sebagai berikut: a. Anak nakal b. Sulit di nasehati diberitahu c. Kurangnya konsentrasi murid d. Perilaku berbeda dari masing-masing murid. 16

2. Faktor Lingkungan

Waktu untuk bertemu di sekolah hanyalah 5 jam dan tidak seimbang dengan waktu yang anak didik gunakan di luar jam sekolah. Sehingga masing-masing guru Pembina tidak bisa memantau secara penuh ibadah shalat anak para murid ketika di luar jam sekolah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Nurhikmah Yanti: “Waktu kita bertemu secara langsung dengan para murid kan cuma lima jam, jadi ya kita kurang tahu bagaimana kebiasaan ibadah para murid kalau di luar sini. ” 17 15 Wawancara pribadi dengan Rukoyah, S.Pd.I dan Nurhikmah Yanti guru pembina ibadah shalat di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung. 16 Berdasarkan hasil wawancara dengan para guru pembina ibadah shalat dan pengamatan secara langsung kegiatan pembinaan ibadah shalat di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil. 17 Wawancara pribadi dengan Nurhikmah Yanti, salah satu guru pembina ibadah shalat di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung. Bagi pihak guru pembina, hambatan yang membuat mereka sedikit susah dalam pembinaan ibadah shalat ini adalah tentunya hambatan dari lingkungan para murid tinggal. Sebab, lingkungan kadang-kadang secara tidak langsung bisa mempengaruhi seorang murid untuk tidak menjalankan ibadah shalat. Sebagaimana kita tahu, anak-anak pada masa usia Raudhatul Atfhal masih senang-senangnya bermain, baik dengan teman-teman sebayanya ataupun dengan alat-alat mainan yang mereka miliki. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara berikut: “Anak-anak pada umur seperti segini kan masih senangnya main sama teman-teman seumurannya, sama alat-alat mainan kesukaannya. ” 18 Hambatan tersebut seharusnya bisa di minimalisir, jika program pembinaan shalat yang ada Raudhatul Atfhal Insanul ikut didukung oleh orang tua para murid. Mendukung yang di maksud disini adalah ikut mengajarkan dan membina praktek ibadah shalat di lingkungan rumah mereka. Dalam artian menguatkan pengetahuan yang baru saja di dapatkan oleh murid. Sebagai contoh, ibu murid menyuruh si anak untuk mengulangi gerakan yang baru saja di ajarkan di sekolah, atau si anak di suruh untuk mengulang kembali bacaan-bacaan yang baru saja di beritahu oleh guru pembina. Kemudian orang tua anak tersebut memberi laporan kepada guru pembina ibadah shalat mengenai kondisi terbaru. Selain itu orang tua juga harus bisa mengajak anak untuk ikut shalat berjamaah dengannya ketika memasuki waktu shalat tiba. 18 Wawancara pribadi dengan Maemunah, S.Pd.I. salah satu guru pembina ibadah shalat di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung.