cannot be resolved by some routine procedure known to the student”.
18
Hal ini sejalan dengan pendapatnya Nahrowi dan Maulana yang mengemukakan
bahwa Permasalahan yang kita hadapi dapat dikatan masalah jika masalah tersebut tidak bisa dijawab secara langsung, karena harus menyeleksi
informasi data yang diperoleh. Dan tentunya jawaban yang diperoleh bukanlah kategori masalah yang rutin tidak sekedar memindahkan
mentransformasi dari bentuk kalimat biasa kepada kalimat matematika.
19
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa masalah matematika adalah sesuatu persoalan matematika yang memerlukan
pemecahan. Suatu masalah dapat dipandang sebagai ”masalah”, merupakan hal yang sangat relatif. Suatu soal yang dianggap masalah bagi seseorang,
bagi orang lain mungkin hanya merupakan hal yang rutin belaka. Menurut Nahrowi dan Maulana, permasalahan dalam matematika
dapat dibedakan menjadi masalah yang berhubungan dengan masalah translasi, masalah aplikasi, masalah proses, dan masalah teka-teki.
1 Masalah Translasi Masalah translasi merupakan masalah kehidupan sehari-hari yang untuk
menyelesaikannya perlu adanya translasi perpindahan dari bentuk verbal ke bentuk matematika. Dalam memindahkan bentuk verbal
kalimatkata ke bentuk model matematika membutuhkan kemampuan menafsirkan atau menterjemahkan kata atau kalimat biasa kedalam
simbol-simbol matematika yang selanjutnya dicari cara penyelesaiannya berdasarkan aturan yang berlaku.
2 Masalah Aplikasi Masalah aplikasi merupakan penerapan berbagai teori konsep yang
dipelajari pada matematika. Sebagai guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan
18
Fadjar Shadiq, Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi, Yogyakarta : Pusat Pengembangan penataran guru PPPG Matematika, 2004, Dari
www.fadjarp3g.files.wordpress.com.
h.10. 25 Juli 2010 13.40 WIB
19
Nahrowi dan Maulana, Pemecahan Masalah Matematika, Ed.I. Cet.I. Bandung : UPI
PRESS, 2006, h. 4
bermacam-macam keterampilan dan prosedur matematika. Dengan menyelesaikan masalah semacam itu siswa dapat menyadari kegunaan
matematika dalam kehidupan sehari-hari. 3 Masalah Proses
Masalah proses biasanya untuk menyusun langkah-langkah merumuskan pola dan strategi khusus dalam menyelesaikan masalah. Masalah
semacam ini memberikan kesempatan siswa sehingga dalam diri siswa terbentuk keterampilan menyelesaikan masalah sehingga dapat
membantu siswa menjadi terbiasa menyeleksi masalah dalam berbagai situasi. Dengan demikian siswa terbiasa dengan strategi penyelesaian
masalah khusus, misalnya menyusun tabel, dan akan menggunakan waktu beberapa saat dalam menyelidiki suatu permasalahn sehingga
strategi tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan penyelesaian terhadap permasalahan yang dihadapi.
4 Masalah Teka-teki Masalah ini dimaksudkan untuk rekreasi dan kesenangan serta sebagai
alat yang bermanfaat untuk mencapai tujuan efektif dalam pengajaran matematika. Masalah teka-teki dapat digunakan untuk pengantar suatu
pembelajaran, seperti untuk memusatkan perhatian, untuk memberikan ganjaran penguatan atau mengisi waktu kelas yang sedang tidak ada
pelajaran waktu luang. Dalam masalah teka-teki biasanya buka rumus atau cara khusus yang digunakan, akan tetapi apakah teka-teki masuk
akal atau tidak.
b. Strategi Pemecahan Masalah
Berbicara tentang pemecahan masalah tidak bisa dilepaskan dari tokoh utamanya, yaitu Polya. Menurut Polya, dalam pemecahan suatu
masalah terdapat empat langkah yang harus dilakukan yaitu : 1 memahami masalah, 2 merencanakan pemecahannya, 3 menyelesaikan masalah
sesuai rencana langkah kedua, dan 4 memeriksa kembali hasil yang diperoleh looking back.
20
1 Memahami Masalah
Pada langkah ini, para pemecah masalah siswa atau guru harus dapat menentukan dengan jeli apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan.
Namun yang perlu diingat, kemampuan otak manusia sangatlah terbatas, sehingga hal-hal penting hendaknya dicatat, dibuat tabelnya, ataupun
dibuat sket atau grafiknya. 2 Merencanakan Pemecahannya
Pada langkah ini, para pemecah masalah siswa atau guru harus dapat mengaitkan masalah yang ada menjadi masalah matematika. Pada tahap
ini para siswa akan belajar untuk dapat mengaitkan masalah yang ada dengan konsep atau pengetahuan matematika dan mengubah masalah
tersebut menjadi masalah matematika. Istilah lain yang digunakan untuk langkah ini adalah pemodelan modelling, membuat alternatif
pemecahan, dan menyusun prosedur kerja untuk dipergunakan dalam pemecahan masalah. Ada banyak cara atau strategi untuk menyelesaikan
suatu masalah. Jika seseorang telah menguasai berbagai cara untuk menyelesaikan suatu masalah maka ia akan semakin terampil dalam
menentukan strategi yang tepat dan cepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.
3 Menyelesaikan Masalah Sesuai Rencana Langkah Kedua
Pada langkah ini, para pemecah masalah siswa atau guru harus dapat memecahkan masalah yang sudah diubah menjadi masalah murni
matematika. Setelah menentukan strategi apa yang cocok untuk
peyelesaian suatu masalah, langkah selanjutnya adalah mencari solusi dari permasalahn tersebut sesuai dengan strategi yang direncanakan.
20
Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: JICA-UPI, 2001, h. 91
4 Memeriksa Kembali Hasil yang Diperoleh Looking Back
Pada tahap ini dilakukan interpretasi jawaban melalui perwujudan kembali, memeriksa jawaban dan permasalahannya, serta mengevaluasi
langkah-langkah pengerjaan secara keseluruhan. Empat langkah pemecahan masalah menurut Polya diatas lebih jelasnya
seperti terlihat pada diagram berikut:
1. Apa yang diketahui dan data apa yang diberikan? 2. Bagaimana kondisi soal, dapatkah soal dinyatakan kedalam
benuk persamaan atau hubungan lainnya? 3. Apakah kondisi yang diberikan cukup atau kondisi
berlebihan untuk mencari jawaban atau saling bertentangan?
Tahap memahami
masalah
Tahap me
lakukan perhitungan
1. Penahkah sebelumnya kamu menjumpai soal seperti ini, yang sama atau serupa dalam bentuk lain?