Pembelajaran Konvensional Kajian Teoritis

Meja sebanyak 5 ke belakang merupakan jawaban dari soal di atas. Pemeriksaan kebanaran jawaban Periksa kembali langkah pengerjaan dari awal sampai akhir. Dengan melihat gambar, hitung jumlah meja pada barisan ke belakang, ternyata ada 5 meja. Jadi, benar bahwa setiap baris meja ke belakang ada 5 meja.

4. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional merupakan salah satu model pembelajaran yang selama ini masih banyak digunakan oleh guru di sekolah dimana ia mengajar. Menurut Roestiyah, cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah Pendidikan ialah cara mengajar dengan ceramah. 31 Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh para guru. Bahwa, pembelajaran konvensional tradisional pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hapalan daripada pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada proses, dan pengajaran berpusat pada guru. Guru biasanya mengajar hanya menggunakan buku teks atau LKS, dengan mengutamakan metode ceramah dan kadang-kadang tanya jawab. Tes atau evaluasi yang bersifat sumatif dengan maksud untuk mengetahui perkembangan jarang dilakukan. Siswa harus mengikuti cara 31 Sambas Salim, Model Pembelajaran Konvensional dari http:www.pgsd.co.cc201004model-pembelajaran konvensional.html 14 September 2010 16.17 WIB belajar yang dipilih oleh guru, dengan patuh mempelajari urutan yang ditetapkan guru, dan kurang sekali mendapat kesempatan untuk menyatakan pendapat. Dalam penelitian ini strategi yang digunakan dalam model pembelajaran konvensional adalah strategi pembelajaran Eksposirtori. Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan lansung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Oleh karena strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah strategi “chalk and talk”. 32 Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori diantaranya: 33 a. Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah. b. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berfikir ulang. c. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pembelajaran itu sendiri. Artinya setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benmar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan. Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru teacher centered approach. Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran 32 Asep Herry Hernawan dkk, Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar, Ed.I. Cet.I, Bandung: UPI PRESS, 2007, h. 105 33 Ibid, h. 106 secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik academic achievement siswa. Metode pembelajaran dengan kuliah ceramah merupakan bentuk strategi ekspositori. Metode ceramah merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran ekspositori. Metode pembelajaran ini merupakan penuturan bahan pelajaran secara lisan, yaitu guru menerangkan pelajaran didepan kelas dan biasanya mengajar hanya menggunakan buku teks atau LKS dan siswa harus mengikuti cara belajar yang dipilih oleh guru, dengan patuh mempelajari urutan yang ditetapkan guru, dan kurang sekali mendapat kesempatan untuk menyatakan pendapat. Metode ceramah senantiasa bagus bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya. Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya faktor kebiasaan baik dari guru atupun siswa. Guru biasanya belum merasa puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah berarti ada proses belajar dan tidak ada guru berarti tidak belajar. Menurut Zulfiani dkk, metode ceramah sebaiknya digunakan apabila: 34 a. Bahan ajar yang akan disampaikan banyak, sedangkan waktu yang tersedia relatif singkat. b. Bahan ajar berupa instruksi. c. Peserta didik yang akan diajar jumlahnya juga banyak. d. Guru memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik metode ini sangat menuntut kemampuan berbicara. 34 Zulfiani dkk, Strategi Pembelajaran Sains, Cet.I, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h.97 Secara garis besar, prosedur pembelajaran dengan strategi ekspositori adalah sebagai berikut: 35 a. Persiapan Preparation Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan. b. Penyajian Presentation Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan oleh setiap guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. c. Korelasi Correlation Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. Langkah korelasi dilakukan tiada lain untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa. d. Menyimpulkan Generalization Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti core dari materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang sangat penting dalam strategi ekspositori. Sebab melalui langkah menyimpulkan siswa akan dapat mengambil inti sari dari proses penyajian. e. Mengaplikasikan Application Langkah aplikasi adalah langkah untuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Lankah ini merupakan langkah yang sangat 35 Asep Herry Hernawan dkk, Loc.Cit. penting dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang bisa dilakukan pada langkah ini diantaranya, pertama, dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan. Kedua, dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibuat beberapa perbedaan antara pembelajaran yang menggunakan strategi pemecahan masalah draw a picture dengan pembelajaran yang menggunakan strategi ekspositori dengan metode ceramah, diantaranya : Tabel 2.1 Perbedaan strategi pemecahan masalah darw a picture dengan strategi konvensional Strategi pemecahan masalah draw a picture Strategi Konvensional Berpusat pada siswa Berpusat pada guru Siswa lebih aktif Siswa umumnya bersifat pasif Penekanan siswa pada menyelidik dan menemukan pengetahuan Penekanan siswa menerima pengetahuan Melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir dan penalaran siswa Kurang melatih penalaran siswa karena siswa hanya menerima informasi yang diberikan guru Dapat memberdayakan semua siswa Kurang memberdayakan semua siswa Siswa diposisikan memiliki kemampuan berbeda dan dapat melakukan sharing pada diskusi kelompok Seluruh siswa diposisikan memiliki kemampuan dan kecepatan belajar yang sama Aktivitas kelas lebih interaktif Aktivitas kelas cenderung pasif dan monoton Dapat memicu adanya semangat, Siswa cenderung merasa bosan minat dan motivasi siswa dalam belajar mengingat selalu digunakannya gambar-gambar dalam proses pembelajaran mengingat hanya mendengarkan ceramah yang diberikan guru saat proses pembelajaran di kelas berlangsung

5. Hasil Penelitian yang Relevan