yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian.
10
Hal ini dimakasudkan agar semua yang diperlukan dapat segera terpenuhi saat proses
berlangsung. Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil
berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, berupa rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan
dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada.
11
Sehingga dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Ada beberapa kriteria dalam menyusun perencanaan pembelajaran yang dapat dijadikan pedoman, hal tersebut dapat dilihat di bawah ini:
12
1 Signifikansi, perencanaan pembelajaran hendaknya bermakna agar proses
pembelajaran berjalan efektif dan efisien. 2
Relevan, perencanaan yang disusun memiliki nilai kesesuaian dengan faktor internal kurikulum dan eksternal kebutuhan siswa.
3 Kepastian, perencanaan yang dibuat berisi langkah-langkah pasti yang dapat
dilakukan secara sistematis. 4
Adaptabilitas, memiliki unsur penyesuaian dimana perencanaan pembelajaran yang disusun dapat diimplementasikan untuk berbagai keadaan dan kondisi.
5 Kesederhanaan, hendaknya perencanaan pembelajaran mudah diterjemahkan
dan mudah diimplementasikan. 6
Prediktif, perencanaan pembelajaran memiliki daya ramal yang kuat agar dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika
Pelaksanaan pembelajaran merupakan inti dari proses pembelajaran di sebuah lingkungan belajar, yang pada umumnya mencakup tiga kegiatan, yakni
pembukaan, pembentukan kompetensi, dan penutup.
10
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi aksara, 2011, h. 1.
11
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2011, h.28.
12
Ibid., h. 37-40.
Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran, apalagi pembelajaran matematika.
Guru harus berupaya agar peserta didik dapat membentuk kompetensi dirinya sesuai dengan apa yang digariskan dalam kurikulum, sebagaimana dijabarkan
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Dalam hal ini, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar terjadi
pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.
c. Penilaian Pembelajaran Matematika
Ten Brink dan Terry D dalam Sudaryono mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses mengumpulkan informasi dan menggunakannya sebagai bahan
untuk pertimbangan dalam membuat keputusan.
13
Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono, evaluasi pembelajaran sebagai suatu proses untuk menentukan jasa, nilai atau manfaat kegiatan pembelajaran
melalui kegiatan penilaian danatau pengukuran.
14
Evaluasi hasil belajar yang dicapai oleh siswa dan terhadap proses pembelajaran mengandung penilaian
terhadap hasil belajar atau proses belajar itu, sampai seberapa jauh keduanya dapat dinilai baik.
Jadi dapat disimpulkan evaluasi pembelajaran adalah suatu proses mengumpulkan informasi dan menggunakan informasi tersebut sebagai bahan
untuk menentukan nilai atau manfaat kegiatan pembelajaran melalui kegiatan penilaian dan pengukuran.
Dalam setiap kegiatan evaluasi, langkah pertama yang harus diperhatikan adalah tujuan evaluasi. Penentuan tujuan evaluasi sangat bergantung pada jenis
evaluasi yang digunakan. Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran, baik yang menyangkut tentang
tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri.
13
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran,Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012,h. 38.
14
Dimyati dan Mudjiono, op. cit., h. 221.
Chittenden dalam Zaenal Arifin mengungkapkan tujuan penilaian assesment purpose adalah
“keeping track, chacking-up, finding-out, and summing-up”,
15
hal tersebut diuraikan sebagai berikut: 1
Keeping track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta didik sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2 Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik
dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran.
3 Finding-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi kekurangan,
kesalahan, atau kelemahan peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga guru dapat dengan cepat mencari alternatif solusinya.
4 Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik
terhadap kompetensi yang telah ditetapkan.
3. Standar Pembelajaran Matematika
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa kurikulum pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP terdiri dari delapan standar yang
harus dipenuhi yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Adapun penjabaran dari kedelapan standar pendidikan tersebut adalah sebagai
berikut:
16
a. Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang memiliki
kriteria kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
15
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: Rosdakarya. 2010, h.13-15.
16
Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, h.146-147.