Teknik Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

individu, anggota masyarakat dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa ”. sedangkan misinya antara lain: 1 Mewujudkan sistem yang menumbuhkan rasa aman bagi anak didik baik secara internal dan eksternal. 2 Melaksanakan perawatan, pelayanan, pendidikan dan pembimbingan untuk kepentingan terbaik bagi anak dimasa pertumbuhannya. 3 Menumbuhkembangkan ketaqwaan, kecerdasan, kesatuan, dan keceriaan anak agar dapat menjadi manusia mandiri dan bertanggung jawab. c. Keadaan Siswa, Guru dan Sarana Prasarana Sekolah ini diberi nama “SD ISTIMEWA LAPAS” disebabkan beberapa alasan, yaitu 2 : a. Sangat uniknya murid-murid yang ikut pendidikan. Keunikan tersebut karena murid-muridnya adalah anak-anak yang sedang menjalani pembinaan akibat masalah hukum yang dihadapi. b. Rentang usia anak-anak didik tersebut sangat jauh dan berbeda dengan usia anak sekolah dasar pada umumnya. c. Latar belakang dan keluarga juga siswa berbeda dan bahkan ada anak didik yang telah ditinggal oleh orangtuanya dan tidak pernah melihat orang tuanya sama sekali. Berbeda dengan SD pada umumnya yang terdiri dari enam tingkatan kelas, SD Istimewa Lapas ini hanya terdiri dari tiga tingkatan kelas yakni kelas 4, 5 dan 6, hal ini dikarenakan faktor usia siswa yakni dari 14-20 tahun. 3 Semua anak yang ada di Lapas Anak Pria Tangerang dipanggil dengan sebutan “ANDIKPAS” yang merupakan singkatan dari Anak Didik Lapas. Adapun penempatan andikpas menjadi kelas 4, 5, atau 6 harus melewati beberapa prosedur. Pada tahap awal sidang TPP Tim Pemantau Pemasyarakatan, calon siswa didata pendidikan terakhirnya ketika di luar, selanjutnya orang tua ataupun keluarga diminta untuk menyerahkan buku rapor terakhir yang mereka miliki. Jika tidak ada keluarga yang bisa 3 Hasil wawancara Kepala SD Istimewa Lapas, Tangerang, 07 Februari 2014. dihubungi, maka siswa diberi tes penempatan. Dalam hal ini masa tahanan pun menjadi pertimbangan. SD Istimewa Lapas mempunyai 6 orang guru, dengan rincian 3 orang wali kelas kelas 4, 5 dan 6 dan 3 guru bidang studi. Dari guru-guru tersebut ada dua orang yang merangkap sebagai staff kantor sekolah. Karena semua guru tersebut merupakan pegawai Kementrian Hukum dan Ham, mereka juga mempunyai tugas administratif kelembagaan di luar tugas mereka di sekolah. Sarana dan prasarana yang mendukung terlaksananya proses pembelajaran di SD Istimewa Lapas, antara lain: 3 ruang kelas, 1 ruang kantor kepala sekolah sekaligus ruang guru, perpustakaan, mushola, gereja, lapangan, aula, ruang kreasi, toilet, dan laboratorium komputer dengan akses internet. Adapula ruangan lain dalam lapas tersebut seperti ruang kamar tidur anak blok, dapur umum, pojok curhat, ruang karantina dan ruang-ruang lain dengan fungsinya masing-masing. Selain ruang kelas dan kantor SD semua sarana dan fasilitas yang ada digunakan bersama oleh warga lapas. Untuk dapat melakukan penelitian di SD Istimewa Lapas harus mempunyai surat izin dari Kemenkumham Provinsi Banten dan melalui beberapa prosedur. Saat hendak memasuki Lapas ada kurang lebih 5 orang petugas yang selalu berjaga di pintu masuk setiap hari selama 24 jam. Petugas tersebut memeriksa perizinan, barang bawaan hingga yang menempel di tubuh sehingga harus diperiksa cek body di sebuah ruang kecil dekat pintu masuk. Barang-barang berharga seperti telepon genggam, kamera dan uang dilarang dibawa masuk, sehingga harus dititipkan di loker khusus petugas piket. Setelah melewati pemeriksaa tersebut, untuk menuju ke SD Istimewa harus melewati beberapa kantor administratif Lapas, kantor sekolah SMK Istimewa dan ruang kelas SMP Istimewa. Kesan pertama yang terlihat oleh peneliti saat memasuki Lapas adalah pemandangan asri, bersih dan rimbun karena terdapat taman dengan banyak pepohonan yang ditata dengan rapi, selain itu keramahan para petugas yang menyambut tamu dengan baik menghilangkan kengerian gambaran sebuah penjara yang peneliti bayangkan.